Covid-19

Diduga Kurangi Efektivitas Vaksin, Ketahui Virus Corona Eek

Ayu Maharani, 06 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jangan remehkan virus bernama aneh ini. Disinyalir mutasi ini mampu melemahkan efektivitas vaksin covid yang sekarang!

Diduga Kurangi Efektivitas Vaksin, Ketahui Virus Corona Eek

Kabar mengenai mutasi virus corona terbaru kini datang dari Jepang. Sebanyak 10 dari 14 pasien positif COVID-19 yang dirawat di Tokyo Medical and Dental University Medical Hospital terinfeksi mutasi E484K. 

Peneliti menyebutnya sebagai virus corona Eek, yang merupakan sebutan informal dari exclamation. Artinya, mirip seperti ketakutan dan peringatan. 

1 dari 2

Sekilas tentang Temuan Virus Corona E484K

Setidaknya 70 persen kasus positif yang dirawat di rumah sakit Tokyo, Jepang, kini disebabkan oleh mutasi virus corona Eek

Mereka diketahui tidak pernah bepergian ke luar negeri ataupun berinteraksi dengan pasien coronavirus sebelumnya. 

Sama seperti Indonesia, negara dengan jumlah penduduk lebih dari 120 juta jiwa itu belum lakukan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh masyarakatnya. 

Muncul kekhawatiran, orang-orang yang belum divaksinasi akan semakin banyak terinfeksi mutasi virus corona tersebut. 

Artikel Lainnya: Inggris Temukan Dua Varian Virus Corona Baru!

Menurut dr. Arina Heidyana, E484K bukanlah varian baru virus. Temuan ini merupakan mutasi yang ditemukan di berbagai varian virus corona yang sudah ada. 

“Pada varian virus corona di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, mutasi tersebut juga ditemukan. Varian virus corona bermutasi lagi dengan mengubah asam amino dari proteinnya, sehingga muncullah virus corona Eek ini,” jelasnya. 

Di Amerika Serikat, tepatnya di Oregon, mutasi yang punya nama lain escape mutation ini juga ditemukan dan sedang diteliti lebih lanjut. Kasus pertama mutasinya terjadi pada seorang karyawan di University of Portland. 

Proses identifikasi strain virus dari infeksi yang ada memakan waktu. Peneliti membutuhkan analisis khusus yang disebut genom sekuensing.

2 dari 2

Potensi Bahaya dan Dampak Mutasi Virus Corona E484K

“Dalam beberapa penelitian, terdapat penilaian virus ini berpotensi menurunkan efikasi antibodi. Namun, karena studinya masih dilakukan pada sel di laboratorium dan bukan uji klinis ke manusia, kita masih membutuhkan kelanjutannya,” kata dr. Arina. 

Escape mutation juga diramalkan bisa menembus pertahanan kekebalan tubuh manusia. 

Peningkatan jumlah antibodi serum untuk mencegah infeksi sel sangat dibutuhkan apabila varian corona asal Inggris B117 membawa mutasi E484K. Kombinasi tersebut diperkirakan jauh lebih mematikan. 

Tak sekadar melemahkan respons imun tubuh, E484K mampu memperpendek usia respons antibodi. Dampaknya, banyak orang yang akan terinfeksi secara berulang seperti flu. 

Artikel Lainnya: Mutasi Baru Virus Corona, Mampukah Vaksin Menangkalnya?

Sementara itu, dilansir dari jurnal BMJ, uji klinis vaksin yang dilakukan oleh Novavax dan Johnson & Johnson terhadap mutasi virus corona telah menunjukkan hasil. 

Vaksin mereka ternyata mengalami penurunan efektivitas di Afrika Selatan ketimbang di Inggris ataupun Amerika Serikat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya virus yang membawa mutasi E484K. 

Pihak mereka sepertinya memiliki rencana untuk memperbarui vaksin supaya lebih sesuai kebutuhan. 

Serupa dengan Novavax, Oxford AstraZeneca juga sedang memperbarui vaksin dengan pembuatan dosis penguat (booster). Dengan booster, diharapkan vaksin menjadi lebih efektif melawan mutasi. 

Tidak perlu terlalu pesimis dengan vaksin covid yang kini beredar. Vaksin yang sekarang masih mungkin untuk melindungi diri dari infeksi parah yang menyebabkan rawat inap dan kematian. 

Masyarakat disarankan untuk berpartisipasi menekan penyebaran varian baru beserta mutasi SARS-CoV-2. 

Tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan memperbaiki sirkulasi udara. 

Bila ada pertanyaan seputar infeksi virus corona, konsultasi ke dokter lebih cepat lewat LiveChat Klikdokter. 

(FR/AYU)

virus corona
vaksin