Bicara soal penanganan virus corona, apa yang terpikirkan oleh Anda? Obat, alat bantu napas, atau vaksin?
Mungkin sebagian besar akan menjawab vaksin COVID-19 karena memang hal itulah yang tengah dibahas.
Vaksin sendiri memang bisa mencegah penyakit. Tapi, ternyata vaksin tak akan berguna bila tak ada dry ice!
Vaksin “Bersahabat” dengan Suhu Dingin
Sebelum menerangkan lebih lanjut soal kegunaan dry ice dalam penanganan COVID-19, dr. Devia Irine Putri menjelaskan dulu hubungan vaksin dengan suhu dingin.
Fungsi dry ice sebenarnya tak berhubungan langsung dengan pasien. Namun, tanpa dry ice dalam penanganan COVID-19, pasien bisa terkena imbasnya.
Dokter Devia menjelaskan, “Penyimpanan vaksin harus memerhatikan suhu. Karena, vaksin itu sendiri berisi produk biologis yang mudah rusak. Dalam penyimpanannya, harus memerhatikan cold chain atau rantai dingin.”
Apa itu rantai dingin? Maksudnya, vaksin harus dalam keadaan baik, mulai dari pabrik vaksin ke distributor, distributor ke rumah sakit atau klinik, maupun klinik ke pasien. Agar vaksin tetap dalam keadaan baik, suhu dinginnya harus selalu terjaga.
“Secara garis besar, vaksin yang sensitif panas disimpan di suhu -15 derajat Celsius hingga -25 derajat Celsius. Sedangkan, untuk vaksin yang sensitif beku atau tidak boleh beku disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celsius. Tiap vaksin punya masa berlakunya sendiri,” jelasnya.
Artikel Lainnya: WHO: Hindari Ibuprofen untuk Penanganan Infeksi Virus Corona
Peran Dry Ice dalam Penanganan COVID-19
Sementara itu, dry ice memang berbeda dibanding es batu pada umumnya. Benda ini jauh lebih dingin, tidak mudah cair, dan warnanya putih (bukan bening).
Saking dinginnya, jika dipegang tanpa sarung tangan khusus, maka permukaan kulit menjadi agak perih. Lalu, terlihat juga ada asap dingin yang keluar dari dry ice.
Sementara, berbicara mengenai perkembangan vaksin, salah satu perusahaan yang memproduksi vaksin untuk penanganan virus corona adalah Pfizer.
Vaksin COVID-19 dari Pfizer dikabarkan per 1 Desember sudah siap dipakai di Inggris meski FDA baru akan mengkaji pada 10 Desember.
Artikel Lainnya: Pemerintah Sarankan Pakai Masker Kain, Efektifkah Hadapi Virus Corona?
Dilansir dari USA Today, pihak Pfizer mengatakan vaksin mereka harus disimpan dalam suhu -112 hingga -76 derajat Fahrenheit. Rata-ratanya kurang lebih -94 derajat Fahrenheit atau -70 derajat Celsius.
Tujuan disimpan dalam suhu sedingin itu adalah mempertahankan kualitas vaksin, alias tidak merusak susunan protein dan lain sebagainya. Penyimpanannya pun bisa bertahan lama.
“Dengan menggunakan dry ice, vaksin tetap bisa disimpan selama sepuluh hari ke depan. Jadi, saat proses distribusi, vaksin lebih aman,” tutur dr. Devia.
Hal ini memang sangat penting. Jika suhu tidak tepat, maka vaksin akan rusak. Kalau vaksin rusak, pasti efeknya tidak maksimal untuk pasien.
Penyuntikkan vaksin sebagai langkah penanganan virus corona menjadi tidak efektif karena tubuh pasien tidak membuat antibodi.
Artikel Lainnya: Harus Isolasi Akibat Infeksi Virus Corona, Ikuti Protokol Kemenkes!
Dry Ice Mudah Diproduksi untuk Penyimpanan Vaksin COVID-19
Untungnya, dry ice bukanlah benda yang sulit diproduksi. The Compressed Gas Association menyatakan, produksi dry ice di Amerika Serikat dan Kanada bahkan berjumlah 30.000 ton per hari.
Untuk mengatasi proses penyimpanan di negara-negara berkembang, dry ice bisa diandalkan. Benda itu mudah diproduksi dan tidak susah dicari.
Saran penggunaan es yang satu ini bisa jadi solusi sekaligus pencegahan masalah distribusi vaksin ke berbagai daerah, khususnya daerah yang fasilitasnya kurang lengkap.
Kendati begitu, tetapi hadirnya vaksin baru tentunya menjadi tantangan tersendiri. Makin banyak vaksin yang didistribusikan, makin banyak pula jumlah dry ice yang harus disediakan.
Pemerintah dan pihak terkait wajib memerhatikan hal tersebut. Jangan sampai sudah mengimpor banyak vaksin, tetapi tidak ada fasilitas yang baik untuk menyimpannya.
Itu dia penjelasan seputar peran dry ice dalam proses distribusi dan penyimpanan vaksin.
Untuk pertanyaan lain seputar COVID-19, langsung konsultasikan kepada dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(FR/AYU)