Covid-19

Efek Samping Penggunaan Vaksin Virus Corona, Ini Penjelasan CDC

Nesia Qurrota Ayuni, 18 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berbagai efek samping vaksin COViD-19 bisa saja muncul setelah vaksinasi. Mengapa efek samping ini bisa muncul? Berikut penjelasan CDC.

Efek Samping Penggunaan Vaksin Virus Corona, Ini Penjelasan CDC

Beberapa negara kini telah memulai vaksinasi corona. Tak ketinggalan, Indonesia akan segera memulai vaksinasi setelah Sinovac diizinkan oleh BPOM. 

Vaksinasi COVID-19 akan membantu melindungi seseorang dari COVID-19. Setelahnya mungkin akan ada efek samping yang merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), efek samping ini dapat memengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, efek tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

1 dari 2

Kata CDC soal Efek Samping Vaksin COVID-19

CDC merinci beberapa efek samping vaksin corona yang umum, antara lain:

- Di Lengan Tempat Mendapat Suntikan

  • Rasa sakit.
  • Pembengkakan.

- Di Seluruh Tubuh

  • Demam.
  • Panas dingin.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.

Perlu diingat, sebagian besar vaksin vaksin virus corona memerlukan dua kali suntikan agar bisa maksimal bekerja.

Meskipun setelah mendapat suntikan pertama mengalami efek samping, tetap lakukan suntikan yang kedua. Kecuali, jika dokter atau penyedia vaksinasi memberitahu untuk tidak mendapatkan suntikan berikutnya.

Artikel Lainnya: Efikasi dan Efektivitas Vaksin COVID-19, Ini Bedanya

Selain itu, tubuh butuh waktu untuk membangun perlindungan pasca-vaksinasi apa pun.

Vaksin virus corona yang membutuhkan dua suntikan mungkin tak melindungi seseorang sampai 1 atau 2 minggu usai suntikan kedua.

Lalu bagaimana untuk mengatasi efek samping tersebut? Dokter Arina Heidyana mengatakan, hal tersebut tergantung jenis efek samping yang muncul. 

“Jadi kalau misalnya yang muncul demam, ya diterapi dengan obat penurun demam. Diterapi sesuai gejalanya,” kata dr. Arina. 

Kalau untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan saat mendapat suntikan, Anda bisa memberikan waslap bersih, dingin, dan basah ke area tersebut.

Artikel Lainnya: Efek Samping Vaksin COVID-19 Pfizer, Sakit Kepala hingga Mabuk

2 dari 2

Siapa Saja yang Perlu Vaksin Virus Corona?

Pemerintah Indonesia sendiri telah memprioritaskan vaksin corona pertama kali diberikan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan. Beberapa kelompok lain, seperti aparatur negara dan tokoh masyarakat juga menjadi prioritas. 

Namun, apakah vaksin tersebut akan diberikan kepada anak atau ibu hamil, hal itu belum bisa dipastikan. Sebab, uji vaksin terhadap dua kelompok tersebut belum diketahui. 

Selain itu, temuan terbaru menyarankan agar orang dengan alergi parah supaya tidak mendapatkan vaksin Pfizer. Hal itu justru memicu reaksi pada dua petugas kesehatan di Inggris.

Lalu apakah orang yang telah sembuh dari COVID-19 juga perlu mendapatkan vaksin? 

“Sebenarnya tergantung antibodi di tubuh. Tujuan vaksin kan juga membentuk antibodi. Jadi kalau masih ada antibodinya maka enggak perlu. Namun, kalau sudah tidak ada, barulah perlu,” terang dr. Sara Elise Wijono. 

“Antibodi itu protein di badan kita, ada IgM atau IgG. Biasanya diinterpretasikan IgM positif, masih fase akut (sedang terinfeksi). Namun IgG (positif) artinya sudah pernah terinfeksi (infeksi lampau),” imbuh dr. Sara.

Menurut dr. Sara, adalah hal yang penting juga untuk menjalankan protokol kesehatan. Misalnya, dengan menutup mulut dan hidung dengan masker saat berada di sekitar orang lain, menjaga jarak setidaknya 6 kaki dari orang lain, menghindari keramaian, dan rajin mencuci tangan.

Dapatkan kabar terbaru seputar virus corona dan vaksinnya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

virus corona