COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah pandemi global yang telah mengubah cara kita hidup sehari-hari. Sejak virus SARS-CoV-2 pertama kali muncul di Wuhan, China pada akhir tahun 2019, pengetahuan kita tentang penyakit ini telah berkembang pesat.
Namun, di sepanjang perjalanan ini, banyak fakta dan mitos tentang COVID-19 yang muncul dan kadang-kadang membingungkan masyarakat bahkan hingga penyakit ini dinyatakan endemi di 2023 lalu.
Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini dan tim redaksi KlikDokter akan membahas 20 fakta dan 8 mitos tentang COVID-19 dan memberikan penjelasan yang jelas untuk membantu kamu memahami penyakit ini lebih baik. Dan tetap waspada dan hidup bersih ya, karena COVID-19 masih ada hingga tahun ini!
Artikel Lainnya: Positif COVID-19, Ini Tanda Kamu Harus Dirawat di Rumah Sakit
Fakta 1:
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini termasuk dalam keluarga coronavirus, yang juga mencakup virus yang menyebabkan SARS dan MERS.
SARS-CoV-2 adalah virus yang sangat menular yang dapat menyebar melalui percikan saliva atau droplet saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Fakta 2:
Gejala COVID-19 bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala umum meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan hilangnya indera penciuman atau pengecapan.
Namun, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, membuat penyebaran virus lebih sulit terdeteksi.
Fakta 3:
COVID-19 dapat menyebar sebelum gejala muncul. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dapat menularkan virus kepada orang lain sebelum mereka menunjukkan gejala. Ini adalah salah satu alasan mengapa penggunaan masker dan menjaga jarak sosial menjadi sangat penting.
Fakta 4:
Menjaga jarak sosial dapat membantu mencegah penularan. Menjaga jarak sosial adalah salah satu tindakan pencegahan terbaik untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Ini mengurangi kemungkinan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi dan membantu memutuskan rantai penularan.
Fakta 5:
COVID-19 dapat menyerang sistem pernapasan dan organ lainnya. COVID-19 dapat memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius di organ lain seperti jantung, ginjal, dan otak. Beberapa pasien mengalami gejala yang berkepanjangan, yang disebut "COVID-19 long haulers."
Artikel Lainnya: 7 Gejala COVID Omicron XBB dan XBC yang Perlu Diwaspadai
Fakta 6:
Virus tidak dapat ditularkan melalui makanan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan melalui makanan. Namun, penting untuk tetap menjaga kebersihan dan keamanan makanan.
Fakta 7:
Vaksin COVID-19 adalah faktor penting dalam mengakhiri pandemi Vaksin COVID-19 yang telah disetujui oleh otoritas kesehatan merupakan alat penting dalam melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini.
Vaksin tidak hanya dapat mencegah penyakit berat tetapi juga membantu memutus rantai penularan.
Fakta 8:
Vaksin COVID-19 telah melalui uji klinis yang ketat. Sebelum disetujui untuk digunakan, vaksin COVID-19 menjalani uji klinis yang ketat yang melibatkan ribuan peserta. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin.
Fakta 9:
Masker wajah efektif dalam mengurangi penularan virus. Masker wajah yang benar-benar menutupi hidung dan mulut membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain. Ini adalah tindakan yang sederhana dan efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
Fakta 10:
Menggunakan sabun dan air adalah cara terbaik untuk membersihkan tangan. Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik adalah cara terbaik untuk membersihkan tangan dari virus. Jika tidak tersedia, hand sanitizer dengan setidaknya 70% alkohol adalah alternatif yang baik.
Fakta 11:
Isolasi dan karantina penting untuk menghentikan penularan. Isolasi orang yang terinfeksi dan karantina kontak dekat adalah langkah-langkah kunci dalam menghentikan penularan COVID-19. Ini membantu memutus rantai penularan dan melindungi orang lain.
Fakta 12:
Virus dapat bertahan di permukaan benda. SARS-CoV-2 dapat bertahan di permukaan benda, terutama di permukaan logam dan plastik, selama beberapa jam hingga beberapa hari tergantung pada kondisi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk sering membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh.
Fakta 13:
Kematian yang dikaitkan dengan COVID-19 mungkin terjadi beberapa minggu setelah infeksi. Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 dapat mengalami gejala yang memburuk setelah beberapa minggu dari awal infeksi. Ini adalah salah satu alasan mengapa pemantauan jangka panjang pasien sangat penting.
Fakta 14:
Hewan peliharaan tidak menularkan infeksi COVID-19. Tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat menularkan infeksi COVID-19. Namun, selalu penting untuk menjaga kebersihan hewan peliharaan dan hindari kontak dengan hewan yang sakit.
Fakta 15:
Virus SARS-CoV-2 dapat mengalami mutasi. Seperti virus lainnya, SARS-CoV-2 dapat mengalami mutasi. Mutasi ini adalah hal yang wajar dalam evolusi virus. Meskipun ada beberapa varian yang mungkin lebih menular, vaksin yang ada masih efektif melawan varian-varian ini.
Fakta 16:
Vaksin COVID-19 tidak bisa menyebabkan kamu terinfeksi virus. Vaksin COVID-19 tidak mengandung virus hidup SARS-CoV-2 dan oleh karena itu tidak dapat menyebabkan infeksi. Sebaliknya, vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi perlindungan terhadap virus.
Fakta 17:
Vaksin COVID-19 tidak mengubah DNA manusia Vaksin COVID-19 yang sudah disetujui tidak mengubah DNA manusia. Mereka bekerja dengan merangsang respons kekebalan tubuh melawan protein spike virus SARS-CoV-2.
Fakta 18:
Pemeriksaan PCR adalah cara terbaik untuk mendeteksi COVID-19. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah cara paling akurat untuk mendeteksi infeksi COVID-19. Ini bekerja dengan mendeteksi materi genetik virus dalam sampel yang diambil dari hidung atau tenggorokan.
Fakta 19:
Sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam melawan COVID-19. Vaksin membantu merangsang sistem kekebalan untuk mengenali dan melawan virus lebih baik.
Fakta 20:
COVID-19 masih berlangsung dan ada di sekitar kita. Meskipun vaksin telah tersedia, COVID-19 masih berlangsung dan mungkin akan memerlukan waktu beberapa tahun untuk benar-benar bisa mengatasi penyebarannya.
Kita semua memiliki peran dalam menghentikan penularan dengan tetap mengikuti pedoman kesehatan yang ada.
Mitos 1:
COVID-19 tinggi risikonya pada orang tua. Meskipun risiko kematian lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua, COVID-19 dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit parah pada orang dari segala usia. Orang muda dan sehat pun dapat terinfeksi dan mengalami komplikasi serius.
Mitos 2:
Suhu tinggi atau musim panas dapat membunuh virus. Tidak ada bukti bahwa musim panas atau suhu tinggi secara alami dapat membunuh virus SARS-CoV-2. Penyebaran virus tetap mungkin terjadi di daerah dengan iklim panas.
Mitos 3:
Minum alkohol atau merokok dapat mencegah infeksi COVID-19. Minum alkohol dan merokok sebenarnya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Tidak ada bukti bahwa alkohol atau rokok dapat melindungi dari COVID-19.
Mitos 4:
Semua orang yang terinfeksi COVID-19 akan mati. Tidak benar. Banyak orang yang terinfeksi COVID-19 dapat pulih tanpa mengalami gejala yang parah. Namun, risiko kematian lebih tinggi pada kelompok tertentu, seperti orang tua dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada.
Artikel Lainnya: 5 Fakta COVID-19 Varian Kraken yang Cepat Menular
Mitos 5:
Semua orang yang terinfeksi akan mengalami gejala. Tidak semua orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 akan mengalami gejala. Ada yang disebut sebagai "asimtomatik" yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala. Ini adalah salah satu alasan mengapa tes dan pelacakan kontak sangat penting.
Mitos 6:
Semua vaksin COVID-19 memiliki efek samping yang serius. Efek samping vaksin COVID-19 umumnya ringan dan bersifat sementara, seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, atau kelelahan. Efek samping ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan risiko komplikasi yang mungkin terjadi akibat COVID-19.
Mitos 7:
Antibiotik dapat menyembuhkan COVID-19. Antibiotik efektif hanya untuk mengobati infeksi bakteri, bukan infeksi virus seperti COVID-19. Oleh karena itu, antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati COVID-19.
Mitos 8:
Air garam bisa membantu mencegah infeksi Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa berkumur dengan air garam dapat mencegah infeksi COVID-19. Tindakan pencegahan yang lebih efektif adalah mencuci tangan dengan sabun dan air serta menggunakan masker.
COVID-19 telah memengaruhi seluruh dunia dan memicu banyak fakta dan mitos yang beredar. Penting untuk mendapatkan informasi yang benar dan mengikuti pedoman kesehatan yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan.
Dengan memahami fakta dan mitos tentang COVID-19, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang lain serta berperan aktif walau sudah dinyatakan endemi. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini dan cara melawannya.
Hanya dengan menggunakan ponsel, kamu bisa konsultasi seputar COVID-19 melalui fitur Tanya Dokter dan Temu Dokter di aplikasi KlikDokter. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga!
Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu!