Tidak terasa sudah satu tahun lebih masyarakat di dunia hidup bersama dengan pandemi virus corona.
Berbagai macam inovasi tes COVID-19 pun sudah dilakukan mulai dari rapid test, swab antigen, PCR, Genose, hingga yang terbaru adalah tes coronavirus dengan air liur atau saliva.
Nah, untuk yang terakhir disebutkan tersebut, apa fakta-fakta menarik di balik tes saliva ini?
Fakta Menarik Tes COVID-19 dengan Air Liur
Jumat (19/3) lalu, PT Kalbe Farma Tbk meluncurkan tes COVID-19 menggunakan air liur. Seperti namanya, tes ini menggunakan sampel air liur untuk mengetahui keberadaan virus corona di dalam tubuh.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine, tes dengan sampel air liur memiliki akurasi mencapai 83 persen.
Angka tersebut tak jauh berbeda jika dibandingkan tes melalui usap hidung dan tenggorokan dengan akurasi 85 persen.
Penulis studi juga melaporkan pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi 99 persen dalam mengidentifikasi kasus negatif COVID-19.
Artikel Lainnya: Kalbe Luncurkan Tes COVID-19 dengan Sampel Air Liur
Selain hal-hal tersebut, apa lagi sih fakta-fakta menarik seputar alat tes virus corona dengan air liur? Berikut daftarnya untuk Anda.
-
Tes Saliva Tidak Sakit
Dokter Alvin Nursalim, Sp.PD. mengatakan, “Berbeda dengan tes PCR atau swab antigen yang menyakitkan, tes dengan menggunakan sampel air liur tidak menyakitkan sama sekali.”
“Anda cukup meludah ke dalam tube yang sudah disterilkan dan tunggu hasilnya dalam beberapa jam. Tes ini pun tergolong aman bagi anak-anak yang mungkin sulit menahan rasa sakit seperti orang dewasa,” dia menambahkan.
-
Bisa Dilakukan Semua Umur
Karena tidak memerlukan alat tes seperti PCR atau antigen, tes saliva ini bisa dilakukan oleh siapa saja dari golongan umur mana pun. Dengan catatan, orang itu sudah bisa meludah sendiri.
Misalnya, bayi baru lahir belum bisa meludah, tentu tidak bisa melakukan tes ini. Namun, balita yang sudah bisa mengeluarkan air liur, dapat menjalani tes ini.
Artikel Lainnya: Hasil PCR Positif Terus, Apa Pasti Masih Kena COVID-19?
-
Meminimalkan Penularan pada Tenaga Kesehatan
Tes virus corona dengan air liur juga dianggap efektif dalam meminimalkan penularan kepada tenaga medis. Hal ini karena Anda cukup meludah ke dalam tube atau tabung.
Hal tersebut berbeda dengan tes lain yang mungkin akan memicu refleks batuk atau bersin ketika alat tes dimasukkan ke dalam rongga hidung atau tenggorokan.
-
Sudah Dilakukan di Berbagai Negara
Tidak hanya Indonesia, tes virus corona melalui uji sampel air liur juga sudah dilakukan di berbagai negara. Salah satu negara yang sudah melakukannya adalah Singapura.
Alat tes coronavirus menggunakan air liur di Singapura berasal dari Advanced MedTech Holdings. Cara pakainya sama dengan alat yang ada di Indonesia.
-
Harga Relatif Lebih Terjangkau
Selain akurasi dan proses yang tidak sakit, tes saliva dihargai Rp488.000 untuk satu kali pengujian.
Angka ini tidak semahal harga rata-rata tes PCR. Bagi kalangan tertentu, harga tersebut bisa jadi pertimbangan penting.
Artikel Lainnya: Hasil PCR Positif Terus, Apa Pasti Masih Kena COVID-19?
Adakah yang Mesti Dihindari saat Lakukan Tes Saliva?
Hingga saat ini, belum ada aturan tertentu yang tidak memperbolehkan seseorang melakukan tes saliva. Selama dilakukan oleh orang yang sudah bisa meludah, tes ini aman.
Selain itu, sebelum menjalani skrining ini, Anda akan diminta untuk berpuasa selama 30 menit. Hal tersebut berguna untuk tidak mengganggu hasil tes melalui sampel air liur.
Melansir Healthline, Dr Seema Kumar, Direktur Medis di Mytonomy, mengatakan, tes ini baik digunakan oleh mereka yang bergejala ringan atau diketahui sudah terpapar COVID-19.
Tes ini dianggap akurat karena satu salinan per mikroliter air liur bisa mendeteksi keberadaan virus corona.
Dapatkan informasi lain seputar virus corona, vaksin, dan penanganannya di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)