Mengenakan masker merupakan bagian dari protokol kesehatan yang wajib dipatuhi selama pandemi virus corona. Hal ini pun harus terus diperhatikan dengan saksama, mengingat regulasi penggunaan masker yang berubah-ubah.
Di awal pandemi, otoritas menyarankan masyarakat untuk memakai masker bedah. Setelah beberapa bulan, penggunaan masker kain juga diperbolehkan. Namun belakangan ini, penggunaan masker kain scuba dan buff dilarang oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) karena tidak efektif menangkal virus corona.
Nah, jenis masker yang kali ini mendapat sorotan adalah KN95. Ada apa? Apakah fungsi masker KN95 tidak seefektif yang digembar-gemborkan?
Artikel Lainnya: Cara Membedakan Masker Kesehatan Asli dan Palsu
Studi Terbaru: Masker KN95 Tak Seefektif N95
Dilansir Healthline, laporan terbaru menyebut masker KN95 tidak memiliki efektivitas yang sama dengan masker standar Amerika Serikat (AS), N95.
Hal tersebut merujuk kepada penemuan peneliti Emergency Care Research Institute (ECRI). Penemuan tersebut menyebut masker KN95 yang digunakan di beberapa rumah sakit selama enam bulan terakhir tidak memenuhi standar AS.
ECRI menguji sekitar 200 masker KN95 dari 15 produsen yang berbeda. Hasilnya, sekitar 60 hingga 70 persen masker tersebut tidak menyaring 95 persen aerosol.
“Menggunakan masker yang tidak memenuhi standar AS membuat pasien dan petugas kesehatan garis depan berisiko terinfeksi,” kata CEO ECRI, Dr. Marcus Schabacker.
Artikel Lainnya: Taiwan Gunakan Rice Cooker untuk Mensterilkan Masker Bekas, Amankah?
Masker KN95 Tidak Direkomendasikan untuk Medis?
Mengacu kepada National Personal Protective Technology Laboratory AS (NIOSH), masker KN95 hanya boleh digunakan oleh tenaga medis sebagai pilihan terakhir. Maksudnya, saat terjadi situasi kritis ketika masker N95 tidak tersedia.
Di sisi lain, menurut peneliti ECRI, masker KN95 masih bisa memberikan perlindungan lebih baik ketimbang masker bedah atau kain. Oleh karena itu, dalam kondisi tertentu, masker jenis ini masih dapat digunakan.
Terlepas dari itu, fakta menyebut bahwa penggunaan masker KN95 di area berisiko tinggi terpapar virus corona sangat tidak disarankan. Pasalnya, masker tersebut tidak mampu menjamin keselamatan para tenaga medis.
Menanggapi temuan tersebut, dr. Devia Irine Putri menjelaskan, ketidakefektifan masker KN95 menyaring aerosol memang dapat membahayakan tenaga medis. Terutama, kepada mereka yang sehari-hari berkontak erat dengan pasien.
Dengan demikian, dr. Devia menyarankan untuk mengusut lebih lanjut kepada produsen masker soal klaim yang dikeluarkan sebelumnya. Mengapa bisa terjadi ketidakcocokan klaim dengan fakta di lapangan.
“Boleh pakai KN95, tapi bukan untuk petugas medis. Kalau untuk orang pada umumnya dan memerhatikan protokol kesehatan dengan baik, (KN95) boleh dipakai,” ujar dr. Devia.
Artikel Lainnya: Pemerintah Sarankan Pakai Masker Kain, Efektifkah Hadapi Virus Corona?
Tips Menentukan Masker yang Tepat Sesuai Kebutuhan
Penggunaan masker dapat menurunkan risiko tertular COVID-19. Karena itu, setiap orang perlu terus mengenakan masker saat beraktivitas.
Bagi tenaga medis, keefektifan masker menjadi sebuah keharusan. Masker N95 adalah salah satu yang disarankan, karena memiliki kemampuan menyaring aerosol hingga 95 persen.
Sementara untuk masyarakat umum, ada berbagai pilihan masker yang dapat dikenakan. Menurut dr. Devia, masyarakat umum dapat menggunakan masker kain tiga lapis. Penggunaan masker medis atau bedah dapat dilakukan oleh mereka yang sedang sakit.
Selain itu, penggunaan masker dengan tepat juga penting untuk diperhatikan. Jangan sampai salah memakai masker, karena manfaatnya bisa sia-sia.
- Masker yang digunakan harus menutup hidung, dagu, dan sampingnya (sekitar pipi)
- Ukuran masker sesuai atau tidak kebesaran
- Tidak menaruh masker di dagu, mulut, atau hidung saja
Selalu kenakan jenis masker dan cara pemakaian yang benar, agar risiko tertular virus corona dapat diminimalkan. Pastikan pula sealu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memakai masker. Hindari terlalu sering menyentuh masker.
Apabila Anda punya pertanyaan mengenai masker atau virus corona, konsultasikan secara langsung pada dokter melalui LiveChat 24 jam. Ketahui juga fakta kesehatan lainnya dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)