Remdesivir merek Covifor telah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai terapi pengobatan COVID-19 di Indonesia. Obat hasil kerja sama Kalbe Farma dan Amarox Global Pharma tersebut akan segera dipasarkan setelah diluncurkan pada Kamis (1/10).
Remdesivir merupakan jenis obat antivirus yang sebelumnya pernah digunakan untuk menangani SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dua virus yang secara struktural mirip dengan COVID-19.
Remdesivir seakan menjadi angin segar bagi upaya penanganan COVID-19 di Indonesia yang tak kunjung berakhir. Data per Jumat (2/10), jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 291.182 orang.
Lantas, kenapa obat ini dipilih untuk menyembuhkan COVID-19 di Indonesia?
Mengenal Obat Remdesivir Lebih Dekat
Hingga saat ini, belum ada obat pasti untuk COVID-19. Meski begitu, kehadiran remdesivir sebagai kombinasi terapi pengobatan setidaknya bisa jadi alternatif.
“Penggunaan remdesivir berdasarkan penelitian dapat memberikan efek yang positif pada orang yang terinfeksi. Jadi, bisa digunakan untuk membantu mempercepat pemulihan,” ungkap dr. Devia Irine Putri.
Remdesivir berbentuk vial (cairan) dan diberikan kepada pasien dengan cara injeksi. Obat tersebut dipercaya mampu menghambat kemampuan virus memperbanyak diri (replikasi) sehingga dapat memperlambat penyebarannya dalam tubuh. Oleh karena itu, kerusakan yang lebih luas dapat dihindari.
Artikel Lainnya: Virus Corona Bisa Dibunuh Dengan Herbal, Mitos atau Fakta?
Meski demikian, remdesivir juga memiliki efek samping yang perlu diwaspadai. Pasien bisa mengalami beberapa gangguan, seperti muncul reaksi alergi berupa ruam merah, sesak napas, dan gatal-gatal; keringat dingin; mual dan muntah; serta rasa berdebar-debar.
“Semua orang punya risiko yang sama. Tapi, tidak semua efek samping pasti akan muncul. Misalnya, di pasien A tidak muncul, di pasien B muncul mual saja, namun di C muncul berdebar-debar, mual, dan muntah,” dr. Devia menjelaskan.
Menambah penjelasan tadi, dr. Dyah Novita Anggraini berkata, remdesivir juga tidak bisa dikonsumsi orang dengan kondisi tertentu, misalnya pasien dengan alergi dan mereka yang menderita gangguan liver (hati).
Oleh karena itu, penggunaan remdesivir sebagai obat COVID-19 memang harus sangat berhati-hati. Di Indonesia sendiri, obat tersebut tidak akan dijual secara bebas, melainkan didistribusikan secara khusus ke rumah sakit.
Fakta Remdesivir yang Akan Beredar di Indonesia
Dalam waktu dekat, remdesivir merek covifor akan didistribusikan ke beberapa rumah sakit di Indonesia. Berikut beberapa fakta terkait obat tersebut yang perlu Anda ketahui.
1. Diproduksi Perusahaan India
Obat remdesivir bernama covifor yang akan beredar di Indonesia merupakan hasil produksi anak perusahaan farmasi India, Hetero, yaitu PT Amarox Pharma Global. Obat tersebut kemudian akan didistribusikan oleh Kalbe Farma.
Menurut President Director of PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, pemasaran covifor perlu dilakukan secepatnya mengingat jumlah pasien COVID-19 di Indonesia terus bertambah.
2. Mempercepat Penyembuhan Pasien Corona
Menurut ahli paru-paru Rumah Sakit Persahabatan yang juga tim pakar Gugus Tugas Pencegahan COVID-19 Nasional, dr. Erlina Burhan, remdesivir akan diberikan melalui infus dengan campuran cairan NaCL 0,9%.
Dengan begitu, remdisivir yang masuk ke tubuh diharapkan mampu menghambat sintesis dari RNA virus sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih luas.
Artikel Lainnya: 2 Obat Herbal Virus Corona Kalbe Farma Ikut Uji Klinis
3. Hanya untuk Pasien dengan Kondisi Parah
Pemberian remdesivir sudah disepakati untuk pasien positif yang telah terkonfirmasi melalui laboratorium. Utamanya, obat tersebut diperuntukan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi parah.
4. Didistribusikan Langsung ke Rumah Sakit
Rencananya, remdesivir akan pertama kali diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Setelah itu, remdesivir akan didistribusikan langsung ke berbagai rumah sakit, tidak ke apotek.
Melalui cara yang seperti ini, pemanfaatan obat remdesivir untuk bantu mengatasi COVID-19 dapat dirasakan secara langsung oleh pasien yang masuk dalam kategori berat.
5. Dijual Seharga 3 Juta Rupiah
Remdesivir rencananya dijual 3 juta rupiah per dosisnya. Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu, khususnya setelah pihak yang terlibat dalam produksi dan pemasaran obat terkait melakukan kalkulasi secara berkala.
Masih penasaran dengan remdesivir yang rencananya akan digunakan sebagai pengobatan COVID-19 di Indonesia? Tanyakan secara langsung mengenai efektivitas obat tersebut pada dokter menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)