Para peneliti melihat ada kekhawatiran dua dosis vaksin COVID-19 tidak dapat memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap varian baru virus SARS-CoV-2 seperti Delta dan Alpha.
Oleh sebab itu, mereka menilai suntikan booster vaksin virus corona sangat dibutuhkan. Beberapa negara telah memberikan vaksin booster, termasuk Indonesia.
Seberapa efektif suntikan vaksin coronavirus ke-3 ini?
Mengapa Butuh Vaksin Booster COVID-19?
Vaksin COVID-19 telah diberikan dalam dua dosis dengan tujuan membantu memperkuat antibodi untuk mencegah infeksi virus corona. Vaksin juga bekerja mengurangi keparahan penyakit saat infeksi.
Artikel Lainnya: Fakta Vaksin Sinopharm Booster untuk Atasi Varian Virus Corona Baru
Antibodi memainkan peran penting dalam menghentikan virus menginfeksi sel tubuh dan bereplikasi. Peneliti menilai, setelah menerima dua dosis vaksin lengkap, tingkat antibodi menjadi kuat terhadap virus selama tujuh bulan.
Namun, nyatanya tingkat antibodi setelah vaksin tidak sama pada semua orang. Beberapa orang memiliki tingkat antibodi yang cukup rendah atau kadarnya turun dengan cepat setelah vaksinasi.
Bukti lain juga menyebutkan dua dosis vaksin yang diberikan mungkin tidak menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap varian baru SARS-CoV-2 seperti varian Delta.
Dilansir dari Medical News Today, satu studi menunjukkan 95 persen orang yang menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Oxford-AstraZeneca COVID-19 memiliki respons imun yang lebih lemah terhadap varian Delta dibanding strain sebelumnya.
Oleh karena itu, vaksin booster atau vaksin tambahan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap mutasi virus corona. Hal ini dianggap sama seperti vaksin flu yang membutuhkan booster setiap satu tahun sekali.
Vaksin tetanus, difteri, dan pertussis (DTaP) juga membutuhkan booster setiap sepuluh tahun sekali.
Artikel Lainnya: Kombinasi Vaksin Pfizer-AstraZeneca Lebih Efektif Tangkal COVID-19?
Untuk beberapa jenis vaksin, menerima dosis lebih kecil namun sering dinilai lebih efektif ketimbang mendapatkan dosis vaksin yang besar.
Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membangun respons secara berkelanjutan. Jadi, ketika terpapar virus di kemudian hari, antibodi dapat merespons lebih cepat dan mencegah infeksi.
Banyak booster vaksin identik dengan dosis sebelumnya. Namun, beberapa vaksin dimodifikasi untuk meningkatkan kemanjurannya.
Contohnya, vaksin flu memiliki perubahan tertentu untuk merespons lebih efektif terhadap mutasi baru virus influenza.
Seperti Apa Cara Kerja Vaksin Booster?
Dokter Arina Heidyana menjelaskan virus corona terus berevolusi. Mutasi virus ini dapat membuat virus lebih berbahaya dan mampu mengenali respons imun setelah divaksinasi.
Artinya, virus dapat lebih mudah menginfeksi meskipun sudah menerima vaksin. Oleh karena itu, vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bagian dari respons imun yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.
“Cara kerja dari vaksin booster adalah dengan menambah respons kekebalan tubuh, sehingga bisa melindungi tubuh lebih lama terhadap virus,” jelas dr. Arina.
Artikel Lainnya: Efek Samping Vaksin COVID-19 Moderna
Siapa Saja yang Dapat Menerima Vaksin Booster?
Manfaat vaksin booster COVID-19 kadang masih menjadi perdebatan. Namun, dosis ke-3 ini mungkin bermanfaat bagi orang tua atau mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah.
Dilansir dari The Conversation, orang yang berusia di atas 80 tahun sering kali memiliki respons imun yang kurang efektif saat terinfeksi atau divaksinasi. Artinya, kekebalannya secara keseluruhan mungkin lebih rendah dan memudar lebih cepat.
Di Indonesia, pemberian dosis ke-3 vaksin coronavirus saat ini diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Namun, tidak menutup kemungkinan nantinya vaksin booster akan diberikan kepada semua orang.
“Semua yang sudah vaksin kedua dengan Sinovac dan AstraZeneca sebaiknya menerima penyuntikan vaksin booster juga,” ucap dr. Arina.
Itu dia penjelasan mengenai vaksin booster COVID-19. Ikuti terus perkembangan info vaksin di aplikasi Klikdokter.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi dengan dokter umum dan spesialis melalui LiveChat.
(FR/AYU)