Pandemi coronavirus memang bikin pusing warga dunia. Belum terinfeksi pun, virus yang juga disebut SARS-CoV-2 itu berhasil bikin masyarakat waswas tak karuan karena angka kematiannya yang kian tinggi. Padahal, hanya orang dengan gejala virus corona berat saja yang sampai ke level fatal seperti itu.
Di lain sisi, Anda juga tak boleh salah kaprah tentang kondisi dan gejala virus corona. Masyarakat mesti tahu kapan harus isolasi mandiri di rumah, kapan harus ke rumah sakit umum atau rumah sakit darurat, dan kapan harus mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit rujukan.
Jadi, bagaimana sih perbedaan gejalanya? Apa pula yang mesti dilakukan di masing-masing kondisi tersebut?
Secara umum, pasien virus corona terbagi dalam tak bergejala, gejala ringan, sedang, dan kritis. Masing-masing ini punya penanganan yang berbeda. Berikut ulasannya:
Pasien Virus Corona Tak Bergejala
Jangan kaget, orang yang terinfeksi virus corona belum tentu semuanya menunjukkan gejala. Dokter Rio Aditya mengatakan, tak semua penderita infeksi virus corona mengalami demam tinggi, sesak napas, flu, dan batuk-batuk.
Hal itu terjadi karena virus corona membutuhkan waktu inkubasi berhari-hari sampai akhirnya menunjukkan beberapa gejala.
Selain karena memasuki masa inkubasi, mereka yang terinfeksi virus corona tapi tidak menunjukkan gejala sama sekali meski sudah lama disebut healthy carrier. Mereka memang kelihatannya sehat-sehat saja, tapi tetap bisa menularkan virus tersebut ke orang lain.
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
Pasien Virus Corona dengan Gejala Ringan
Kondisi ini banyak dialami. Bahkan, 8 dari 10 orang memang memiliki gejala ringan! Adapun menurut dr. M. Dejandra Rasnaya yang termasuk gejala ringan virus corona, yaitu batuk dan pilek seperti biasa. Batuk yang dialami kebanyakan batuk kering.
Badan sebenarnya juga sudah mulai terasa nyeri. Terkadang, disertai juga dengan sakit tenggorokan serta sakit kepala.
Untuk kondisi ini, dr. Dejandra mengatakan, sebaiknya tetap bertahan di rumah dan lakukan isolasi mandiri.
“Saat isolasi mandiri, selalu gunakan masker agar tidak menularkan virus ke orang lain. Jangan bepergian, minum obat sesuai gejala (obat pereda nyeri dan obat batuk misalnya, serta terapkan pola hidup bersih (rajin cuci tangan dan bersihkan benda-benda yang sering disentuh), serta makan makanan bergizi supaya cepat sembuh,” katanya.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
Pasien Virus Corona dengan Gejala Sedang
Sementara itu, untuk gejala COVID-19 kondisi sedang, penderita akan merasakan gejala seperti gejala ringan. Namun, demamnya lebih tinggi dan ditambah dengan gejala sesak napas ringan atau kesulitan bernapas.
Bila ada yang mengalami kondisi seperti ini, pasien harus mendapatkan perawat di rumah sakit. Tapi, tak perlu sampai ke rumah sakit rujukan. Rumah sakit darurat atau rumah sakit umum pun bisa menangani kondisi kategori sedang.
Pasien Virus Corona dengan Gejala Berat/Kritis
Dalam kategori ini, pasien akan mengalami demam tinggi, batuk terus-menerus, lemas, dan kondisi napas sudah mengkhawatirkan.
Dokter Dejandra mengungkapkan, napas penderitanya bisa di atas 30 kali per menit dan saturasi oksigennya di bawah 90 persen secara medis. Bisa dikatakan, pasien pasti sudah megap-megap karena sesak sekali.
Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
Sistem kekebalan tubuh pun mulai gagal mengontrol dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Tekanan darah menjadi rendah dan radang di paru-paru makin meluas.
Untuk kondisi berat seperti itu, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan pemerintah. Ini perlu perawatan yang sangat intensif, seperti ECMO atau oksigenasi membran ekstrakorporeal.
Tindakan tersebut menggunakan paru-paru buatan yang mengeluarkan darah dari tubuh melalui tabung tebal, lalu mengoksigenasinya, dan memompanya kembali.
Cara Menjaga Imunitas Tubuh
Tak ada satu pun orang di dunia ini yang ingin terinfeksi virus corona. Oleh sebab itu, penting bagi untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh supaya terhindar dari COVID-19. Kalaupun sampai terinfeksi, setidaknya bisa berada di tahap dengan gejala ringan saja.
Adapun cara meningkatkan daya tahan tubuh yang direkomendasikan, antara lain:
- Perbanyak asupan buah yang mengandung vitamin C.
- Cukupi juga kebutuhan vitamin D dan E karena vitamin tersebut juga punya andil terhadap daya tahan tubuh.
- Perbanyak konsumsi sayuran hijau (kaya akan mineral dan vitamin).
- Mineral yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan tubuh adalah zinc dan selenium. Itu semua bisa didapatkan di tiram, daging merah tak berlemak, biji-bijian, kacang-kacangan, dan seafood.
- Jika asupan bergizi dirasa kurang, konsumsilah suplemen.
- Istirahat yang cukup, tapi jangan lupa olahraga teratur (minimal 3 kali seminggu)
- Terapkan pola hidup bersih. Rajin cuci tangan dengan air bersih dan sabun. Lalu, bersihkan benda-benda di sekitar Anda.
- Lalu, hindari rasa cemas atau ketakutan berlebih. Stres berat akibat wabah COVID-19 justru bisa menurunkan kekebalan tubuh.
Itu dia penjelasan soal perbedaan gejala virus corona mulai dari yang ringan hingga kondisi kritis. KlikDokter juga telah bekerja sama dengan Kemenkes RI dan BNPB untuk membantu menekan angka persebaran virus corona.
Tetap optimistis lawan COVID-19 dan coba pakai Cek Corona Online untuk periksa kondisi pribadi atau Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter.
[HNS/ RH]