Covid-19

Gelar Pertandingan Olahraga Tanpa Fans saat Pandemi, Ini Kata Psikolog

Krisna Octavianus Dwiputra, 30 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pertandingan olahraga mulai digelar, salah satunya sepak bola. Tapi, sayangnya harus dilaksanakan tanpa penonton. Apa dampak psikologis bagi para pemain?

Gelar Pertandingan Olahraga Tanpa Fans saat Pandemi, Ini Kata Psikolog

Beberapa pertandingan olahraga mulai dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, tapi harus dilakukan tanpa penonton. Apa kondisi ini memengaruhi para pemain atau atlet yang tengah bertanding? Coba cek apa kata psikolog soal ini!

Pertandingan Sepak Bola Digelar di Stadion Tanpa Penonton

Salah satu negara yang sudah menggelar pertandingan sepak bola adalah Jerman. Liga kasta tertinggi di sana, Bundesliga bahkan sudah bergulir tiga pekan.

Namun, semenjak pandemi COVID-19, beberapa aturan dimodifikasi agar pertandingan bisa lancar. Salah satu yang mencolok adalah digelar tanpa penonton.

Tidak hanya di Liga Jerman, pertandingan sepak bola di Korea Selatan juga tidak boleh disaksikan langsung oleh penonton di stadion.

Wajar saja, mengingat kerumunan penonton sangat berbahaya bagi penyebaran COVID-19. Pasalnya, suporter yang datang jumlahnya bisa paling sedikit 30.000 orang. Bayangkan kalau ada segelintir yang sakit, risikonya bisa berbahaya.

Beberapa modifikasi juga dilakukan selain tanpa penonton, misalnya tidak ada salaman antar pemain, bangku cadangan dibuat berjarak, dan selebrasi gol tidak boleh dilakukan.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

1 dari 4

Alasan Tak Boleh Ada Penonton Pertandingan

Ada banyak alasan mengapa penonton tidak boleh datang langsung ke stadion. Dokter Peter Chin-Hong dari University of California di San Francisco sekaligus ketua proyek restart Liga Inggris menyebut terlalu berisiko kalau ada penonton langsung ke stadion.

Chin-Hong mengatakan ada banyak tantangan bila orang-orang ingin menonton sepak bola atau acara olahraga besar lainnya.

Ia mengungkapkan mungkin butuh berbulan-bulan sebelum bisa melihat para pendukung kembali ke stadion.

"Sayangnya, akan sangat sulit untuk menonton acara olahraga seperti sedia kala. Sulit untuk mengatur bagaimana Anda bisa menjaga jarak sampai 2 meter. Ingat, bukan hanya 2 meter di kanan dan kiri, tapi juga 2 meter di depan dan belakang," jelas Ching-hong, dilansir dari Sky Sports.

Lalu, Chin-Hong mengatakan ada banyak alasan mengapa pengaturan stadion dengan penggemar akan berbeda untuk orang-orang ketika mencoba untuk menjaga jarak sosial dibandingkan dengan sekolah atau supermarket.

"Paling mengkhawatirkan adalah aspek emosional permainan, di Eropa dan khususnya Inggris. Ada banyak emosi dan perasaan yang masuk ke permainan di sana," tambahnya.

"Anda tidak tahu bagaimana Anda akan bertindak atau bereaksi terhadap suatu situasi, dan ketika terjadi sesuatu yang menyenangkan, Anda cenderung tidak terkontrol," sambung Chin-Hong.

Chin-Hong juga mempelajari perilaku penyakit menular dan virus. Ia kemudian menjelaskan bagaimana virus corona membawa risiko penularan yang lebih besar di lingkungan stadion.

"Biasanya virus ini menyebar dalam bentuk butir cairan (droplet), sekitar 1 meter di antara setiap orang. Tetapi, ada faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pengaturan stadion," katanya.

"Pertama, banyak teriakan dari penonton. Berteriak bisa memberi ‘kekuatan super’ pada virus yang kita sebut aerosol, dan ini bisa menyebar lebih jauh hingga empat meter. Orang-orang di stadion juga cenderung berteriak selama berjam-jam," jelasnya.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

2 dari 4

Tidak Ada Penonton, Apa Bisa Memengaruhi Pemain?

Memang, tidak adanya penonton di stadion menjadi “pukulan telak” bagi para pemain. Suporter harusnya bisa menjadi penambah semangat bagi para pemain yang berlaga.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, tidak adanya penonton yang langsung datang ke stadion bisa berpengaruh pada pemain.

"Itu sangat berpengaruh, karena kalau ada suporter bisa meningkatkan motivasi pemain meski sebenarnya setiap atlet sudah punya motivasi tertentu," ungkap Ikhsan saat dihubungi KlikDokter.

"Suporter jadi penguat mereka untuk mencapai itu. Jadi, karena kuat motivasinya, pasti tidak ingin mengecewakan pendukungnya,” lanjutnya.

3 dari 4

Pentingnya Suporter bagi Atlet

Kehadiran suporter yang datang langsung ke stadion dibutuhkan oleh pemain. Ketika ada suporter datang, pemain mengerahkan semua kemampuannya.

"Otomatis, ketika bermain mereka akan sungguh-sungguh. Ketika tidak ada suporter, jadinya pemain akan kurang bersemangat," ungkap Ikhsan.

"Mungkin euforia juga tidak terasa, karena sebelum-sebelumnya pertandingan ada pendukung dan sekarang sepi, akhirnya atlet merasa seperti latihan saja," sambungnya.

4 dari 4

Adakah Pengaruh dari Pajangan Penonton?

Nah, beberapa klub pun mulai mengakali agar pemain merasa didukung. Klub memutuskan untuk memajang foto suporter yang tribun. Ini merupakan bagian dari upaya klub agar pemain merasa mendapat dukungan langsung.

Selain foto, Liga Inggris bahkan mulai mengusulkan pakai pengeras suara untuk mengumandangkan lagu yang biasa dinyanyikan suporter.

"Nah, kalau pakai pajangan foto yang ditaruh di tribun stadion, bisa jadi berpengaruh bagi beberapa atlet, tapi bisa juga tidak," jelas Ikhsan.

"Pengaruhnya itu mungkin ada pemain kangen suasana ramai, itu bisa membantu. Lalu, ada juga rencana pakai suara suporter (seperti rencana di Liga Inggris), nah, itu juga membangkitkan semangat pemain juga," ujar Ikhsan.

Beberapa pertandingan olahraga sudah kembali diselenggarakan tapi dengan syarat tidak ada penonton yang datang. Tentu ini sebuah pilihan sulit yang harus dijalankan.

Selama pandemi corona, kesehatan mental juga tak kalah penting dari kesehatan fisik. Kontrol stres dan jangan lupa bahagia, ya. Bila ingin konsultasi dokter lebih mudah, pakai saja Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona
Olahraga