Covid-19

Ini Alasan Pasien Autoimun Belum Boleh Menerima Vaksin Corona!

Tamara Anastasia, 15 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin Sinovac telah resmi digunakan di Indonesia. Namun, orang yang memiliki penyakit autoimun tak boleh menerima vaksin tersebut. Apa sebabnya?

Ini Alasan Pasien Autoimun Belum Boleh Menerima Vaksin Corona!

Vaksin Sinovac resmi digunakan di Indonesia sejak Rabu (13/1) pagi. Sayangnya, vaksin COVID-19 ini belum bisa dibagikan secara luas kepada masyarakat.

Sebab, prioritas vaksin masih diberikan kepada tenaga medis dan tenaga penunjang lainnya.

Namun, Anda perlu tahu, tidak semua orang bisa divaksinasi. Salah satu yang tidak boleh menerima vaksin virus corona adalah orang dengan penyakit autoimun.

1 dari 2

Mengapa Penderita Autoimun Tidak Bisa Menerima Vaksin Virus Corona?

Vaksin pada dasarnya bekerja dengan mendorong respons kekebalan tubuh. Ketika divaksinasi, zat di dalam virus akan membuat sistem kekebalan tubuh merespons, membangun perlawanan, dan menandai penyakit tersebut.

Apabila di masa depan virus atau bakteri mencoba menginfeksi, sel kekebalan tubuh sudah memiliki ingatan untuk melawan dan membunuh penyakit tersebut. Risiko mengalami gejala yang parah atau bahkan kematian pun kelak bisa dihindari.

Secara umum, pasien autoimun tidak boleh sembarangan menerima vaksin. Sebab, kondisi kekebalan tubuh pasien bukan melindungi mereka dari penyakit. Namun, malah menyerang tubuh itu sendiri.

Apabila pengidap autoimun menerima vaksin, dikhawatirkan kekebalan tubuhnya justru melemah dan menyebabkan pasien autoimun rentan terinfeksi penyakit yang hendak dicegah, termasuk COVID-19.

Diwartakan dari Creaky Joints, ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan lebih lanjut bila pasien autoimun hendak divaksinasi.

Artikel Lainnya: Catat, Pengidap Penyakit Komorbid Ini Tak Boleh Terima Vaksin Sinovac

Di antaranya, kondisi pasien autoimun peradangan, seperti rheumatoid arthritis (rematik), axial spondyloarthritis, dan lupus. Lalu, orang dengan penyakit Crohn, kolitis ulseratif, psoriasis, multiple sclerosis, juga tak bisa sembarangan menerima vaksin.

Ada dua kekhawatiran yang mungkin bisa terjadi jika pasien divaksinasi:

  • Pertama, vaksin mungkin akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh penderita secara tidak aman atau tidak tepat.
  • Kedua, obat imunosupresan yang dikonsumsi penderita autoimun bisa saja mengganggu keefektifan vaksin.

Vinicius Domingues, MD, ahli reumatologi di Florida, Amerika Serikat, mengatakan, jika orang dengan kondisi autoimun diberikan vaksin, tingkat kemanjurannya bisa lebih rendah dibanding orang sehat. Lagi-lagi, ini karena respon kekebalan tubuh orang autoimun yang lemah.

Kedua kekhawatiran di atas tidak hanya terjadi sewaktu pandemi ini saja, melainkan dengan semua vaksin penyakit lain.

Saat uji coba vaksin, peneliti tak mengikutsertakan orang dengan kondisi autoimun. Umumnya, uji coba vaksin akan dimulai dan diberikan pada kelompok yang tidak memiliki gejala penyakit.

Jika vaksin untuk orang sehat sudah terbukti efektif dan manjur, barulah peneliti akan mengembangkan untuk kondisi lain, termasuk untuk pasien autoimun.

Artikel Lainnya: Benarkah Herd Immunity Bisa Tekan Angka Pasien Corona?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), AS, sebenarnya mengatakan vaksin mRNA COVID-19 bisa diberikan kepada pasien autoimun.

Akan tetapi, perlu dipastikan dulu si penerima tak memiliki reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan yang ada di vaksin.

Pasien autoimun harus menyadari belum ada penelitian yang menyatakan keamanan vaksin COVID-19 untuk kondisi mereka. Jadi untuk saat ini, orang dengan autoimun tidak disarankan untuk divaksinasi dulu.

Soal ini, dr. Alvin Nursalim, Sp. PD, sepakat bahwa pemberian vaksin virus corona kepada penderita autoimun memang belum disarankan.

“Alasannya karena belum ada cukup bukti efektivitas dan keamanan vaksin untuk penderita autoimun. Penelitian vaksin COVID-19 ini baru dilakukan dalam waktu singkat. Jadi memang hanya bisa diberikan kepada mereka (umumnya orang sehat) yang terwakili dalam penelitian,” ujar dr. Alvin.

Artikel Lainnya: Tak Cuma Fisik, Pasien COVID-19 Juga Alami Gejala Neurologis

2 dari 2

Mungkinkah Ada Vaksin Virus Corona Untuk Autoimun?

Tentu mungkin. Masih dilansir dari Creaky Joints, Menurut peneliti, vaksin kemungkinan dianggap aman untuk pengidap autoimun apabila terbuat dari virus yang tidak hidup.

Dokter Domingues mengatakan, “Misalnya, Anda menggunakan obat imunosupresan biologi untuk arthritis, menerima vaksin virus yang dilemahkan tidak dianjurkan.”

Menurutnya, vaksin berisi virus hidup yang dilemahkan tidak akan memicu penyakit jika diberikan kepada orang sehat. Namun, vaksin tersebut bisa memicu penyakit bagi orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh.

“Tetapi, vaksin COVID-19 yang ada sekarang ini tidak mengandung virus hidup. Mereka tidak dapat memicu penyakit, yang mana bagus untuk populasi pasien (penyakit autoimun) ini, " lanjut dr. Domingues.

Kendati begitu, dr. Nilanjana Bose, ahli reumatologi dari Amerika Serikat mengingatkan pasien untuk bersiap menghadapi efek samping vaksin COVID-19.

Efek samping bisa berupa demam dan nyeri tubuh yang lebih parah dibandingkan dengan vaksin lain.

Bilamana pasien autoimun nantinya ingin mendapatkan vaksin, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk menghindari efek samping.

Dokter juga dapat mengatur pengobatan imunosupresan yang mungkin akan bereaksi jika pasien divaksinasi.

Sejauh ini, para peneliti, termasuk CDC, optimis bisa memberikan vaksin COVID-19 kepada pasien autoimun.

Pasien hanya perlu bersabar menunggu data penelitian dan tetap melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan penyakit. Ikuti perkembangan vaksin dengan terus membaca artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter.

(OVI/AYU)

virus corona
Autoimun