Sejumlah penelitian terbaru mengungkapkan perbedaan varian COVID-19 Delta dan Omicron. Beda Delta dan Omicron diketahui dari risiko rawat inap dan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan kedua jenis mutasi virus corona tersebut.
Seperti apa perbedaan varian Delta dan Omicron? Yuk cari tahu.
Perbedaan Strain COVID-19 Delta dan Omicron
Sebuah studi gabungan di Afrika Selatan mengungkapkan, orang yang terinfeksi Omicron alias B.1.1.529, berisiko lebih kecil mengembangkan gejala parah maupun menjalani rawat inap di rumah sakit. Hal ini berlaku ketika dibandingkan dengan pasien yang terinfeksi Delta.
Riset tersebut dilakukan ilmuwan dari National Institute for Communicable Diseases (NICD), University of the Witwatersrand dan University of KwaZulu-Natal.
Artikel Lainnya: Reaksi Tubuh Saat Terlalu Sering Suntik Vaksin COVID-19
Hasil penelitian menunjukkan orang yang terinfeksi Omicron, memiliki kemungkinan 70 persen lebih kecil untuk mengalami gejala parah, dibandingkan pasien yang terjangkit mutasi COVID-19 Delta.
Pasien yang terinfeksi Omicron juga berisiko 80 persen lebih kecil menjalani rawat inap di rumah sakit, dibandingkan orang yang terjangkit varian coronavirus lainnya, termasuk Delta.
Padahal, di Afrika Selatan, strain B.1.1.529 menyebabkan lonjakan kasus positif COVID-19 yang lebih tinggi daripada Delta.
Senada dengan temuan tersebut, riset gabungan lain yang dilakukan ilmuwan dari Skotlandia mengungkapkan pasien yang terinfeksi Omicron berisiko dua per tiga kali lebih rendah menjalani rawat inap, dibandingkan pasien positif coronavirus Delta.
Meski begitu, Omicron disebut 10 kali lipat lebih mampu menginfeksi penyintas COVID-19 10 dibandingkan Delta.
Studi tersebut digagas peneliti dari University of Edinburgh, University of Strathclyde dan Public Health Scotland.
Risetnya dilakukan dengan membandingkan data kasus Omicron dengan Delta, selama periode 1 November hingga 19 Desember 2021.
Dari 23. 840 kasus Omicron dan 126.511 kasus Delta, peneliti menemukan terdapat 15 orang pasien COVID-19 Omicron yang dirawat di rumah sakit. Sementara itu, ada 856 pasien positif COVID-19 Delta yang jalani rawat inap.
Artikel Lainnya: Penyintas COVID-19 Masih Butuh Zinc dan Magnesium, Kenapa?
Hal yang Perlu Dicermati dari Omicron
Meski Omicron berisiko lebih kecil menyebabkan gejala parah maupun rawat inap, sejumlah ilmuwan menegaskan pentingnya mencermati faktor yang memengaruhi dampak varian B.1.1.529 tersebut.
Disampaikan Profesor Cheryl Cohen dari NICD, salah satu faktor yang dimaksud yaitu herd immunity alias kekebalan kelompok.
Di Afrika Selatan misalnya, sekitar 60-70 persen masyarakatnya pernah terinfeksi virus corona varian sebelumnya.
Cohen menduga, faktor ini merupakan penyebab risiko rawat inap, tingkat keparahan penyakit, maupun kematian yang dipicu Omicron lebih rendah dibandingkan Delta.
“Karena itu, kami belum bisa memastikan dampak infeksi Omicron dibandingkan Delta di negara lain yang memiliki tingkat penularan COVID-19 rendah dan gencar menjalani vaksinasi,” katanya.
Terlebih, tingkat penularan Omicron lebih tinggi dibandingkan Delta. Namun di saat bersamaan, varian ini menyebabkan gejala yang lebih ringan.
Disampaikan Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis tim penanganan COVID-19 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahaya Omicron justru dapat menyebabkan lebih banyak kasus, sehingga meningkatkan risiko kematian.
Terutama bagi kelompok rentan seperti pengidap gangguan kekebalan, pengidap gangguan psikologis, maupun pasien dengan penyakit bawaan lainnya.
Artikel Lainnya: Anak dengan Kondisi Ini Tidak Boleh Divaksin COVID-19
Ditambahkan Professor Paul Hunter dari Britain's University of East Anglia, bahaya Omicron juga bisa menyebabkan layanan kesehatan semakin kewalahan bahkan kolaps.
Karena itu, di tengah wabah Omicron yang menyelimuti dunia, penting bagi siapapun untuk tetap menjalani vaksinasi COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M secara disiplin.
Caranya dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas di luar rumah.
Dokter Devia Irine Putri mengatakan vaksinasi maupun prokes penting dilakukan guna mencegah penularan lanjutan. “Sehingga tidak menimbulkan lebih banyak korban,” tegasnya.
Itu dia sederet perbedaan COVID varian Delta dan Omicron. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar COVID-19, konsultasikan kepada dokter via Live Chat.
(OVI/JKT)
Referensi:
World Health Organization. Diakses 2021. Omicron Variant
Reuters. Diakses 2021. South African study suggests lower risk of hospitalization with Omicron versus Delta.
New Scientist. Diakses 2021. Maria Van Kerkhove interview: What we know about omicron so far.
Bloomberg. Diakses 2021. Omicron Hospitalization Risk Is Far Below Delta’s in Two Studies.