COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan serta berbagai sistem tubuh lainnya.
Gejala virus corona umumnya ditandai dengan demam, batuk kering, sakit kepala, kehilangan kemampuan indra penciuman atau perasa, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.
Penyakit ini juga menyebabkan gejala berat, seperti sesak napas, kehilangan nafsu makan, kehilangan kesadaran, bahkan dapat berujung pada kematian.
Ada empat tingkat keparahan COVID-19, yakni tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat-kritis. Masing-masing tingkat keparahan coronavirus membutuhkan pengobatan serta suplementasi yang berbeda.
Mari mengenal suplemen dan obat virus corona sesuai gejala yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
1. Obat COVID-19 Tanpa Gejala
Pasien COVID-19 tanpa gejala umumnya memiliki frekuensi pernapasan yang normal, yaitu sebanyak 12 hingga 20 kali per menit dengan saturasi oksigen di atas 95 persen.
Pasien coronavirus tanpa gejala disarankan untuk isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas isolasi pemerintah.
Pasien virus corona tanpa gejala dapat mengonsumsi vitamin C, vitamin D, dan zinc untuk membantu memulihkan kondisi kesehatannya.
Artikel Lainnya: Daftar Obat yang Digunakan dalam Perawatan Pasien Corona
2. Obat COVID-19 Gejala Ringan
Pasien COVID-19 dengan gejala ringan umumnya akan mengalami beberapa kondisi berikut:
- Demam.
- Batuk, umumnya batuk kering dan ringan.
- Kelelahan ringan.
- Anoreksia atau tidak nafsu makan.
- Sakit kepala.
- Kehilangan indera penciuman atau anosmia.
- Kehilangan indera perasa atau ageusia.
- Mialgia atau nyeri tulang.
- Nyeri tenggorokan.
- Pilek dan bersin.
- Mual, muntah, dan nyeri perut.
- Diare.
- Konjungtivitis (radang atau iritasi mata).
- Kemerahan pada kulit atau perubahan warna di jari-jari kaki.
- Frekuensi napas 12-20 kali per menit.
- Saturasi oksigen di bawah 95 persen.
Pasien dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit rujukan coronavirus.
Obat atau suplemen untuk virus corona yang disarankan adalah obat antivirus (Oseltamivir), obat antibiotik (Azitromisin), vitamin C, vitamin D, dan zinc.
3. Obat COVID-19 Gejala Sedang
Pasien virus corona gejala sedang memiliki semua gejala yang dialami oleh pasien gejala ringan. Pasien juga dapat mengalami sesak napas tanpa distress pernapasan.
Frekuensi napasnya bisa mencapai 12-30 kali per menit dengan saturasi oksigen di bawah 95 persen. Pasien dengan gejala sedang harus dirawat di rumah sakit.
Terapi yang diberikan kepada pasien gejala sedang adalah obat antivirus (Favipiravir atau Redemsivir 200 mg/IV), obat antibiotik (Azitromisin), obat kortikosteroid, dan obat antikoagulan berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
Dokter juga dapat meresepkan obat sesuai penyakit komorbid dan terapi oksigen noninvasif dengan arus sedang sampai tinggi.
Sementara itu, suplemen yang dibutuhkan untuk pasien COVID-19 gejala sedang adalah vitamin C, vitamin D, dan zinc.
Artikel Lainnya: Fakta Remdesivir, Obat Terapi Pasien COVID-19
4. Obat COVID-19 Gejala Berat-Kritis
Pasien coronavirus gejala berat hingga kritis memiliki semua gejala yang dimiliki pasien gejala ringan dan gejala sedang.
Frekuensi napas pasien gejala berat-kritis kurang dari 30 kali per menit dan saturasi oksigennya berada di bawah angka 95 persen.
Pasien kondisi kritis dapat mengalami gejala, seperti gagal napas, sepsis (komplikasi infeksi), syok sepsis, serta kegagalan multiorgan.
Pasien dengan gejala berat hingga kritis harus dirawat di HCU (High Care Unit) atau di ICU (Intensive Care Unit) rumah sakit rujukan COVID-19.
Pasien memerlukan terapi, seperti obat antivirus (Favipiravir atau Redemsivir), obat antibiotik (Azitromisin), obat kortikosteroid, dan obat antikoagulan berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab pasien (DPJP).
Pasien dapat diberikan pengobatan penyakit komorbid bila ada, ventilator, dan terapi tambahan.
Suplemen yang dibutuhkan oleh pasien gejala berat hingga kritis adalah vitamin C, vitamin D, dan zinc.
Berdasarkan penjelasan di atas, Kemenkes RI menyarankan pasien untuk mengosumsi vitamin C, vitamin D, dan zinc.
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan bekerja sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas.
Vitamin C juga memiliki sifat antiperadangan dan menjaga kesehatan pembuluh darah.
Manfaat tersebut sangat dibutuhkan oleh pasien COVID-19 guna melawan peradangan dan cedera pembuluh darah yang dapat dialami saat terinfeksi virus corona.
Lalu, vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin D berfungsi mengatur sistem imun dan mengurangi respons inflamasi terhadap infeksi SARS-CoV-2.
Selain berperan menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan kalsium dalam tubuh, vitamin D juga dibutuhkan dalam berbagai macam terapi penyakit infeksi pernapasan.
Berdasarkan penelitian, pasien virus corona yang mengalami defisiensi (kekurangan) vitamin D memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, yakni sebanyak 10,12 kali lipat.
Hal ini berlaku ketika dibandingkan dengan pasien coronavirus dengan status vitamin D yang normal.
Artikel Lainnya: Virus Corona Bisa Dibunuh Dengan Herbal, Mitos atau Fakta?
Sedangkan zinc adalah mineral yang diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh. Kekurangan zinc membuat tubuh jadi rentan terserang penyakit. Pasalnya, zinc sangat diperlukan dalam proses metabolisme 100 enzim di dalam tubuh.
Berdasarkan penelitian, kekurangan zinc dapat meningkatkan risiko dan perburukan infeksi COVID-19.
Penelitian lainnya juga menyebutkan, pemberian zinc dapat mempercepat waktu perawatan bagi mereka yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut.
Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan pemberian zinc dengan virus corona.
Pemberian suplemen dan obat-obatan di atas harus diberikan sesuai anjuran dokter agar dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien coronavirus.
Apabila mengalami gejala-gejala COVID-19, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Anda juga dapat berkonsultasi langsung dengan dokter menggunakan fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)