Banyak orang yang mulai kesulitan mencari oksigen tabung untuk merawat pasien virus corona. Tabung oksigen digunakan untuk menaikkan saturasi oksigen pada pasien yang mengalami hipoksemia.
Selain oksigen tabung, kini oksigen kaleng atau oksigen portable juga banyak dicari.
Dokter Theresia Rina Yunita menjelaskan, oksigen kaleng dan oksigen tabung memiliki fungsi yang sama, yaitu membantu meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh.
Namun, oksigen kaleng dan tabung memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut ini bedanya:
Oksigen Tabung
-
Bentuk dan Isi Tabung Oksigen
Penggunaan oksigen tabung atau tangki adalah cara paling umum dalam medis untuk memberikan oksigen kepada pasien.
Tabung oksigen umumnya terbuat dari baja atau aluminium. Oksigen tabung dibedakan menjadi dua, yaitu oksigen terkompresi dan yang berisi oksigen cair.
Artikel Lainnya: Latihan Pernapasan untuk Pasien yang Baru Sembuh dari Virus Corona
Oksigen diekstraksi dari udara dan dikompresi pada tekanan sangat tinggi 2.200 PSI untuk disimpan di dalam tangki. Untuk membuat oksigen cair, bentuk gas oksigen didinginkan pada suhu -297 derajat Fahrenheit.
Oksigen cair disimpan di dalam wadah terisolasi vakum khusus untuk mempertahankan kondisi oksigen.
Oksigen cair juga membutuhkan ruang penyimpanan khusus agar dapat mempertahankan laju oksigen.
Satu liter oksigen cair setara dengan 860 liter gas. Ketika oksigen cair terkena suhu kamar atau ruangan, maka dengan cepat oksigen cair akan berubah menjadi bentuk gas. Artinya, oksigen telah siap digunakan.
-
Dapat Diisi Ulang
Tangki oksigen perlu diisi ulang atau ditukar dengan penyedia layanan setiap 1 atau 2 minggu sekali, tergantung pemakaian. Pengisian dilakukan di tempat-tempat yang menyediakan pengisian ulang tabung oksigen.
-
Digunakan pada Pasien Kritis
Dokter Theresia mengatakan, tabung oksigen biasanya ditemukan di rumah sakit. Penggunaannya biasanya pada pasien kritis atau pasien happy hypoxia.
“Jumlah oksigen dalam tabung oksigen lebih banyak dan dapat dialirkan secara terus-menerus sehingga lebih efektif meningkatkan saturasi oksigen yang rendah,” jelas dr. Theresia.
Artikel Lainnya: Menengkurapkan Pasien Virus Corona Bisa Selamatkan Nyawanya, Lho!
Oksigen Kaleng
-
Digunakan untuk Keadaan Darurat
Penggunaan oksigen kaleng adalah cara instan untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam darah, serta membantu mengembalikan fungsi otak dan tubuh ke normal.
Kaleng oksigen berguna untuk keadaan darurat medis, seperti serangan jantung, stroke, atau saat menunggu ambulans.
“Oksigen kaleng hanya mengandung sedikit oksigen murni atau terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menaikkan kadar oksigen dalam waktu lama. Biasanya, oksigen kaleng digunakan pada keadaan darurat saja sembari menunggu ketersediaan oksigen tabung,” terang dr. Theresia.
Selain penggunaan darurat, oksigen kaleng dapat digunakan untuk membantu melindungi dari polusi udara. Karena, polusi menurunkan tingkat oksigen di dalam darah.
Oksigen kaleng juga dapat membantu meredakan sakit kepala dan mual yang disebabkan kadar oksigen rendah.
-
Tidak Dapat Diisi Ulang
Oksigen kaleng tidak dapat diisi ulang. Jika sudah habis, maka Anda perlu menggunakan yang baru.
-
Bentuk dan Isi Oksigen
Oksigen kaleng kira-kira seukuran hairspray atau pengharum ruangan. Dalam satu kaleng oksigen kira-kira berisi antara 90-100 persen oksigen yang menampung 5-10 liter oksigen murni.
Oksigen kaleng digunakan dengan corong atau masker plastik agar pas di mulut.
-
Lebih Mudah Dibawa
Keuntungannya, oksigen kaleng lebih mudah digunakan sendiri dan praktis dibawa. Oksigen portabel dapat digunakan kapan dan di mana saja.
Penggunaan oksigen kaleng lebih mudah, hanya dengan disemprotkan dan kemudian dihirup untuk mengurangi sesak. Namun, karena jumlah oksigennya terbatas, alat ini tidak bisa menyediakan oksigen terus-menerus.
Artikel Lainnya: Sinyal Darurat Krisis Oksigen dari Yogyakarta
Jika pasien COVID-19 mengalami hipoksia, artinya ia perlu bantuan oksigen tambahan. Bila tidak segera dibantu untuk meningkatkan saturasi oksigen, maka dapat berakibat fatal hingga berujung kematian.
Saran dari dr, Theresia, untuk menjaga saturasi oksigen normal, Anda perlu menjalani pola hidup sehat, jauhi rokok, konsumsi makanan bergizi seimbang, rajin olahraga, dan tidur cukup.
Jika Anda memiliki penyakit bawaan, pastikan untuk mengontrol penyakit tersebut dengan baik. Konsumsi obat secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasi dengan dokter lebih mudah dan cepat dengan layanan LiveChat di Klikdokter.
(FR/AYU)