Efek dari COVID-19 yaitu long COVID cukup banyak terjadi pada beberapa penyintas. Tak hanya berdampak pada paru, long COVID juga dapat menyebabkan penurunan kognitif.
Menurut penelitian di Inggris pada Juli 2021, kekurangan yang menonjol pada penurunan kognitif contohnya penalaran, pemecahan masalah, perencanaan tata ruang, rentang kerja-memori, dan pemrosesan emosional.
Penurunan kognitif berbeda dengan brain fog. Brain fog (kabut otak) sebenarnya bukanlah suatu kondisi medis dan tidak permanen.
Kabut otak hanya berupa gejala-gejala seperti masalah memori, kurangnya kejernihan mental, konsentrasi buruk, atau ketidakmampuan untuk fokus.
Sementara, cognitive impairment (gangguan kognitif) adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk mengingat, mempelajari hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Artikel Lainnya: Studi: Pasien COVID-19 Berisiko Alami Penurunan Kecerdasan
Dalam gangguan kognitif ringan, mungkin terasa adanya perubahan fungsi kognitif. Namun, penderita tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Gangguan kognitif parah dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk memahami arti atau makna penting dari sesuatu, serta kemampuan berbicara atau menulis. Hal ini bisa mengakibatkan ketidakmampuan untuk hidup mandiri.
Diet Bantu Atasi Penurunan Kognitif Akibat Long Covid?
Sebenarnya, cara mengobati penurunan fungsi kognitif akibat long COVID yang terbaik adalah menghindari infeksi COVID-19 itu sendiri.
Namun, apabila penurunan kognitif akibat long COVID sudah terjadi, Anda dapat menggunakan diet atau pola makan tertentu untuk membantu mengatasinya.
Sudah banyak penelitian yang menyimpulkan, diet memiliki peran penting dalam membentuk kapasitas kognitif dan evolusi otak. Hasil penelitian menunjukkan diet yang sehat secara umum berdampak positif pada peningkatan fungsi kognitif.
Selain itu, temuan penelitian mengungkapkan pola diet dan nutrisi tunggal tertentu memiliki efek signifikan pada domain kognitif tertentu, seperti memori secara umum atau kecepatan pemrosesan.
Panduan Diet untuk Jaga Kesehatan Kognitif Usai Kena COVID-19
Terdapat banyak jenis makanan untuk nutrisi otak yang disarankan dikonsumsi setelah terinfeksi COVID-19.
Beberapa nutrisi otak yang dibutuhkan antara lain:
-
Karbohidrat
Karbohidrat yang merupakan sumber energi dapat diperoleh dari makanan seperti nasi, mi, singkong, roti, dan sereal.
-
Protein
Konsumsi protein untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang mungkin rusak saat sakit. Protein dapat mengembalikan massa otot hingga meningkatkan kekebalan tubuh. Protein dapat diperoleh dari telur, ayam, sapi, ikan, tahu, tempe, dan lainnya.
Artikel Lainnya: Benarkah Vaksinasi Mampu Kurangi Gejala Long COVID?
-
Vitamin C dan D
Vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan dapat diperoleh dari buah-buahan seperti jeruk, pepaya, kiwi, mangga, stroberi, serta sayuran seperti bayam dan tomat.
Vitamin D berperan dalam kekebalan tubuh. Cara mendapatkan vitamin D sangat mudah, yaitu berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 20 menit sehari.
-
Seng
Seng adalah nutrisi penting untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Anda dapat memperolehnya dari ayam, susu, keju, dan kacang almond.
-
Choline
Choline berfungsi sebagai neuroprotektif dan neurorepair. Nutrisi ini melindungi dan memperbaiki saraf.
Orang dewasa membutuhkan choline sekitar 400-500 mg per hari.
-
Phosphatidylserine
Phosphatidylserine merupakan fosfolipid utama di otak. Fungsinya untuk mempertahankan struktur sel saraf, yang berperan dalam fungsi kognitif (berpikir dan berkonsentrasi), serta menstimulasi pembentukan dan pelepasan dopamine.
Orang dewasa memerlukan phosphatidylserine sebanyak 300-800 mg per hari.
-
Uridine Monophosphate (UMP)
Uridine monophosphate merupakan bagian dari nukleotida dan struktur fosfatida pada RNA-DNA. Bersama choline, UMP memiliki sinergi untuk meningkatkan fungsi kognitif.
Orang dewasa membutuhkan uridine monophosphate sebanyak 500-1.000 mg per hari.
Apabila Anda kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi otak dari makanan, dapat mengonsumsi suplemen nutrisi oral yaitu Peptibren.
Peptibren adalah susu nutrisi untuk mengoptimalkan kesehatan sistem saraf dan otak. Susu ini memiliki kandungan protein dengan tambahan nutrient spesifik untuk fungsi neurologis, seperti choline, phosphatidylserine, dan uridine monophosphate (UMP).
Artikel Lainnya: Long COVID-19 Bisa Dideteksi Lewat Kerusakan Kornea Mata
Kombinasi beragam nutrisi di dalam susu Peptibren menunjang proses pemulihan motorik (bergerak, berdiri, berjalan) dan kognitif (berkonsentrasi, mengingat, berbicara) setelah mengalami gangguan saraf tertentu.
Peptibren merupakan susu tinggi protein dengan kandungan protein 15 g per takaran saji, dengan densitas kalori 1,2 kkal per ml (290 kkal/saji).
Tiap saji juga mengandung choline 128 mg, phosphatidylserine 41 mg, UMP 32 mg, probiotik inulin 3 g, dan zinc 7 mg.
Peptibren tersedia dalam dua varian rasa yaitu Vanilla dan Cokelat. Susu ini cocok dijadikan asupan tambahan bergizi dalam diet penderita long COVID yang mengalami penurunan fungsi kognitif.
Atasi penurunan kognitif akibat long COVID dengan makanan untuk nutrisi otak dan minum susu Peptibren. Imbangi pula dengan pola hidup sehat lainnya seperti olahraga dan istirahat cukup.
Bila ingin tanya lebih lanjut seputar penurunan fungsi otak dan gejala long COVID, Anda bisa konsultasi lebih mudah lewat LiveChat dokter spesialis saraf.
(FR/AYU)