Para peneliti menguji pil antidepresan fluvoxamine, yang biasa digunakan untuk mengobati pasien virus corona dengan gejala depresi dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Hasil penelitian menunjukkan obat ini bekerja dengan baik pada pasien coronavirus. Penelitian tersebut telah dipublikasikan oleh jurnal the Lancet.
Seperti apa efek obat antidepresan pada pasien COVID-19? Siapa saja yang nantinya bisa mendapatkan pengobatan ini?
Studi tentang Obat Antidepresan untuk Pasien COVID-19
Penelitian mengenai obat antidepresan untuk pasien coronavirus dilakukan di Brasil. Para peneliti mengumpulkan 1.500 orang terinfeksi virus corona dan mengalami sakit parah karena masalah kesehatan yang dialami, seperti diabetes.
Sekitar setengah dari populasi yang diteliti diberikan fluvoxamine 100 mg 2 kali setiap hari selama 10 hari. Sedangkan, sisanya mendapatkan pil plasebo (obat kosong untuk penelitian).
Artikel Lainnya: Ini Suplemen dan Obat Terapi COVID-19 Sesuai Tingkat Gejala
Setelah empat minggu, para peneliti mendata mana yang perlu dirawat di ruang gawat darurat dan yang tidak.
Hasil menunjukkan, kelompok yang menggunakan obat fluvoxamine hanya 11 persen yang membutuhkan rawat inap atau perpanjangan perawatan di UGD. Hal ini dibandingkan dengan 16 persen dari mereka yang menerima pil plasebo.
Pengobatan dengan obat antidepresan untuk virus corona dinilai jauh lebih murah bila dibandingkan dengan pengobatan lainnya, seperti perawatan antibodi IV dan pil antivirus eksperimental tertentu untuk coronavirus.
Efek Samping Antidepresan untuk Pengobatan COVID-19
Menurut National Alliance on Mental Illness, AS, efek samping fluvoxamine yang umum terjadi antara lain sakit kepala, mual, diare, dan pusing. Beberapa pasien juga melaporkan masalah orgasme atau keterlambatan ejakulasi.
Namun, efek samping tersebut akan membaik seiring waktu, kecuali yang berkaitan dengan hal seksual.
Dalam kasus yang jarang terjadi, fluvoxamine dapat menyebabkan kadar natrium rendah, kejang, perdarahan, dan kondisi lainnya.
Orang yang memakai fluvoxamine disarankan untuk menghindari alkohol atau obat-obatan terlarang. Asupan ini dapat membuat kerja obat fluvoxamine kurang efektif dan berisiko meningkatkan efek samping berbahaya.
Pasien juga diminta membatasi asupan kopi. Karena, obat tersebut bisa memperburuk efek kafein pada tubuh.
Kemudian, obat fluvoxamine dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain. Oleh karena itu, pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang obat lainnya yang sedang dikonsumsi.
Ibu hamil atau menyusui juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat fluvoxamine.
Karena beragam efek samping fluvoxamine, para peneliti terus melakukan uji coba untuk dosis yang tepat dalam pengobatan COVID-19.
Dua uji coba yang sedang berlangsung tengah memeriksa penggunaan dosis rendah pada pasien coronavirus.
Artikel Lainnya: Daftar Obat untuk Penderita COVID-19 yang Diizinkan BPOM
Obat Antidepresan untuk COVID-19 Masih Perlu Diteliti Lagi
Dokter Devia Irine Putri mengatakan, memang ada beberapa penelitian pengobatan untuk virus corona, salah satunya obat antidepresan. Namun, menurutnya sampai saat ini belum ada obat antidepresan yang memiliki izin edar untuk coronavirus.
“Dari penelitian, memang obat antidepresan dapat dijadikan salah satu terapi untuk pengobatan virus corona. Tapi, sampai saat ini belum masuk dalam panduan terapi covid yang disetujui oleh WHO,” ucap dr. Devia.
Ini artinya, masih dibutuhkan penelitian lebih banyak lagi untuk memastikan obat antidepresan benar-benar terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19.
Selain itu, belum diketahui juga apakah pasien coronavirus gejala ringan akan mendapat manfaat dari antidepresan, maupun perlu atau tidaknya kombinasi perawatan lain.
Selain antidepresan, ada beragam obat lainnya yang juga diteliti dalam pengobatan virus corona.
Jenis obatnya termasuk obat hepatitis, metformin, hydroxychloroquine, ivermectin, dan lain-lain.
Itulah penelitian mengenai potensi manfaat antidepresan untuk obat COVID-19. Ketahui fakta medis dan obat-obatan yang akurat hanya di aplikasi Klikdokter.
Anda juga bisa konsultasi online lebih cepat dan mudah lewat LiveChat, bersama dokter umum dan spesialis terpilih.
(FR/AYU)