Covid-19

Masker Scuba Dianggap Tak Efektif Atasi Virus Corona, Ini Alasannya!

Tamara Anastasia, 16 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masker scuba dianggap tidak efektif tangkal virus corona. Bahkan, para penumpang commuter line dilarang menggunakan masker scuba saat hendak naik kereta.

Masker Scuba Dianggap Tak Efektif Atasi Virus Corona, Ini Alasannya!

Sejak DKI Jakarta kembali menerapkan PSBB sejak tanggal 14 September kemarin, muncul beberapa aturan baru yang wajib dipatuhi oleh masyarakat. Salah satunya, aturan tentang penggunaan masker bagi pengguna transportasi umum Kereta Rel Listrik (KRL).

Merangkum berbagai sumber, penumpang KRL diminta untuk menggunakan masker dengan bahan paling sedikit terdiri dari dua lapis.

Para penumpang juga diminta untuk tidak lagi menggunakan kain buff dan masker scuba meski menutupi keseluruhan hidung sampai dagu. Mengapa tak boleh mengenakannya? Simak penjelasan dokter berikut ini.

1 dari 2

Alasan Masker Scuba Tidak Efektif Cegah Penularan Virus Corona

Selain karena modelnya fashionable, harganya yang terjangkau dan dapat dipakai berulang kali menjadi alasan mengapa orang banyak pakai masker scuba.

Namun rupanya, masker scuba dianggap tidak bisa maksimal mencegah penularan virus corona. Bahkan sampai dilarang dipakai saat menaiki KRL.

Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa masker scuba dilarang digunakan. Selain karena tidak mempan dalam mencegah penularan virus corona, masker scuba tergolong tidak efektif karena hal berikut.

1. Punya Bahan Tipis

Bahan scuba sendiri sebenarnya tidak terlalu tipis jika dijadikan sebagai baju penyelam atau baju sehari-hari. Jika sudah dijadikan sebagai masker, tentu penggunaan bahannya akan sedikit berbeda.

Scuba adalah nama lain dari kain polychloroprene, ini merupakan jenis kain untuk membuat baju selam. Jika dikatakan efektif menangkal virus corona, sebenarnya bisa saja, tapi sangat sedikit kemungkinannya. Mesti dipakai berlapis-lapis kalau memang mau efektif. Tapi, kan, tidak mungkin orang pakai berlapis-lapis,” ujar dr. Devia.

Artikel Lainnya: Pemerintah Sarankan Pakai Masker Kain, Efektifkah Hadapi Virus Corona?

2. Tidak Punya Filtrasi

Berbeda dengan masker bedah atau masker N95, masker scuba tidak memiliki filtrasi atau penyaring untuk mencegah partikel-partikel dari luar masuk ke dalam masker.

Itu sebabnya, masker scuba tergolong jadi masker yang tidak efektif dalam menangkal virus corona.

“Masker yang dipakai seharusnya menggunakan HEPA filter (penyaring untuk air diffuser), baru bisa jadi pilihan masker yang baik. Kalau mau pakai masker kain, juga bisa ditambahkan kain tipe non-woven polypropylene (kain tipis) agar aman. Jadi jangan hanya pakai masker tanpa filter atau masker yang hanya dilapisi tissue,” kata dr. Devia.

3. Memudahkan Droplet untuk Terbang

Karena punya bahan yang tipis dan tidak ada bahan penyaring yang memadai, droplet dari mulut pengguna jadi lebih mudah keluar dari masker.

Nantinya, bahan atau celah masker scuba dapat memecah droplet menjadi partikel yang lebih kecil lagi. Hal ini tentu berbahaya, karena berisiko tinggi menyebabkan droplet masuk ke dalam saluran napas orang sekitar.

Terlebih jika digunakan di dalam gerbong KRL, di mana ruangannya tertutup dan udaranya dingin. Alhasil, droplet yang sangat kecil bisa bertahan lebih lama di dalam udara.

Artikel Lainnya: Tips Membujuk Anak Agar Mau Pakai Masker saat Keluar Rumah

2 dari 2

Tips Memilih Masker yang Tepat untuk Mencegah Virus Corona

Dokter Devia menganjurkan masyarakat untuk memilih masker yang memiliki filtrasi baik dan ketebalannya mumpuni untuk menangkal droplet virus corona.

Ia juga mengatakan, pakai masker bedah dan N95 adalah pencegahan yang paling efektif untuk terhindari virus corona.

Hanya saja, untuk sekarang masker N95 masih diutamakan untuk para tenaga medis dan garda terdepan lainnya.

Itu sebabnya, kita disarankan untuk menggunakan masker kain yang dilapisi filter atau penyaring jika hendak keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Paling efektif tetap penggunaan masker medis (surgical mask dan n95). Masker scuba itu efektivitasnya sangat rendah, hanya 5 persen dari 100 persen. Jadi percuma kalau mau pakai masker scuba. Kalau mau pakai pun harus berlapis-lapis. Jadi, rasanya tidak mungkin juga,” ujar dr. Devia.

“Dari rekomendasi WHO, ketebalan maskernya disesuaikan dengan jenis atau bahan masker itu sendiri. Disarankan setidaknya pakai masker kain yang terdiri dari tiga lapisan,” tambahnya.

Selain menggunakan masker dengan penyaring atau ketebalan yang tepat, dr. Devia mengimbau masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan lainnya.

Misalnya, menjaga jarak, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, dan tidak sering memegang area wajah.

Pasalnya percuma jika Anda menggunakan masker dengan tepat tapi tidak menerapkan protokol kesehatan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter, ya. Salam sehat!

(OVI/AYU)

virus corona
New Normal