Anda sudah mulai masuk kantor selama masa PSBB transisi? Tentunya, rapat dengan klien atau atasan jadi agenda ngantor yang tidak bisa dihindari.
Padahal, rapat di kantor berisiko tinggi menyebarkan virus corona, lho. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan panduan selama melakukan aktivitas tersebut.
Penularan Kasus Virus Corona Banyak Terjadi di Perkantoran
Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan penularan virus corona banyak terjadi di perkantoran. Ini karena kualitas udara di area atau ruangan kantor kurang baik.
Yurianto juga menuturkan sirkulasi udara di beberapa kantor banyak yang hanya mengandalkan sistem pendingin udara atau Air Conditioning (AC).
Terlebih, sekarang ditemukan fakta virus corona bisa menyebar melalui microdroplet yang bertahan di udara.
Alhasil, dengan sirkulasi yang kurang baik dan adanya microdroplet virus corona di udara, penularan COVID-19 di kantor jadi semakin mudah.
Tak hanya itu, masih banyak karyawan di perkantoran yang tidak menjaga jarak dengan baik.
Banyak yang menganggap bahwa teman kantor yang mereka kenal dalam kondisi sehat-sehat saja, sehingga antar karyawan tak sungkan berdekatan satu sama lain.
Parahnya lagi, aktivitas rapat atau meeting tatap muka juga disinyalir dapat menjadi penyebab mengapa transmisi atau penularan COVID-19 di kantor tinggi.
Rapat Temu Muka di Kantor Berisiko Tinggi Adanya Penularan Virus Corona
Dalam aturan PSSB transisi ke masa new normal, aktivitas bekerja di kantor sudah boleh dilakukan, namun dengan beberapa syarat dan aturan.
Antara lain, karyawan yang masuk kantor dibagi menjadi dua shift, jarak antara meja kerja minimal 1 meter, memakai masker selama bekerja, dan menyediakan hand sanitizer.
Kendati demikian, karyawan yang rapat atau meeting di dalam ruangan kantor, kadang suka melupakan protokol kesehatan yang telah diterapkan.
Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab penularan dan penyebaran virus corona di kantor jadi mudah.
Menurut dr. Devia Irine Putri, rapat di kantor sebenarnya masuk ke dalam aktivitas penularan COVID-19 yang cukup berbahaya. Akan tetapi, rapat masih aman dilakukan, asal antar karyawan saling menjaga jarak dan pakai masker.
"Sebenarnya kalau mengikuti protokol seperti memperhatikan jarak, sirkulasi udara baik, sama-sama pakai masker, tidak apa-apa rapat temu muka," ujar dr. Devia Irine Putri.
"Tetapi, kadang-kadang masih ada yang melepas masker saat berbicara atau rapat, itu yang bahaya. Mengingat penyebaran COVID-19 diperkirakan juga bisa dari udara (selain dari droplet)," sambungnya.
Beberapa perkantoran sepertinya harus mengevaluasi soal rapat temu muka. Pasalnya, aktivitas ini rentan menjadi salah satu sumber penularan virus corona.
Artikel Lainnya: Cegah Virus Corona, Jam Kerja Pegawai Ada 2 Shift Selama Masa Transisi
Aturan Rapat Temu Muka di Kantor dari Pemerintah
Pemerintah kemudian memberikan aturan terkait rapat temu muka di kantor supaya tidak menjadi sumber penyebaran COVID-19.
Yuri menyebut, sangat mengadakan rapat tidak perlu lama-lama. Rapat harusnya diadakan secara efektif, singkat, dan efisien.
"Kalau topiknya banyak, maka bagi rapat ke beberapa kegiatan," ujar Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (19/7).
Berikut adalah aturan rapat temu muka lainnya:
-
Peserta yang Sakit Tidak Diperbolehkan Ikut Rapat
Achmad Yurianto mengatakan, aturan utama yang perlu diperhatikan adalah karyawan yang ikut meeting tidak boleh sakit. Selain itu, rapat juga perlu dihadiri orang yang tanpa gejala.
-
Ruangan Harus Menjamin Aturan Jaga Jarak
Jangan rapat di tempat yang sempit atau membuat peserta lainnya tidak bisa saling menjaga jarak.
Ingat, menjaga jarak adalah salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi untuk mencegah penularan virus corona.
-
Ruangan Harus Punya Sirkulasi Udara yang Baik
Sirkulasi udara yang baik juga perlu menjadi perhatian. Sebab, kalau sirkulasi udara "berjalan" baik, ini bisa meminimalisir adanya microdroplet yang bertahan di dalam ruangan.
-
Tidak Menyediakan Makan dan minum
Yuri mengimbau, dalam rapat temu muka sebaiknya jangan disediakan makanan dan minuman.
Menyediakan kudapan saat rapat dapat memancing orang membuka masker, lalu makan dan minum. Ini adalah hal yang bisa membuat virus corona menular.
-
Bahas yang Penting Saja
Dalam rapat temu muka sebaiknya bahas yang penting saja. Pelaksanaan rapat juga harus dibatasi dengan waktu, maksimal 30 menit saja. Tujuannya, agar tidak banyak karyawan yang mengobrol dan menyebarkan virus corona.
-
Sebagian Peserta Rapat Lewat Daring
Kalau harus meeting tatap muka dan pesertanya banyak, usahakan sebagian tetap secara daring atau online. Jadi nantinya, tidak banyak orang menumpuk dalam suatu ruangan.
-
Buka Masker Boleh, tapi Jangan Bergerak
Achmad Yurianto menjelaskan kalau mau bicara dan membuka masker, boleh saja, asal jangan bergerak mendekati peserta rapat. Dengan begini, droplet tidak akan mengenai orang lain.
Artikel Lainnya: Panduan Naik Transportasi Umum saat New Normal
Apa WFH dan Rapat Virtual Jadi Solusi Terbaik Saat Ini?
Saat ini masih banyak perkantoran yang memutuskan tetap work from home (WFH). Sehingga, rapat hanya diadakan secara virtual saja lewat aplikasi pertemuan daring.
Menurut dr. Devia Irine, WFH masih merupakan solusi terbaik untuk mencegah penularan COVID-19.
Soal rapat, ia sangat menyarankan masih dilakukan virtual. "Tetapi amannya saat ini pakai virtual saja kalau memang harus rapat," ungkapnya.
Alasan-alasan yang sudah disebutkan sebelumnya memang merupakan alarm bagi siapa pun yang mengadakan rapat temu muka.
Apabila bisa secara daring, sebaiknya dilakukan saja virtual agar kantor Anda tidak menjadi klaster baru penyebaran virus corona.
Dalam upaya menekan angka persebaran virus corona, KlikDokter telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Untuk tahu informasi lain seputar COVID-19, konsultasi langsung dengan dokter menggunakan fitur Live Chat. Lalu, untuk membantu menentukan gejala, Anda bisa mencoba tes coronavirus online di sini.
(OVI/AYU)