Banyak pasien COVID-19 yang mengalami gejala sesak napas parah. Agar kondisi sesak napasnya membaik, pasien COVID-19 membutuhkan oksigen. Sayangnya, karena jumlah kasus infeksi COVID-19 belakangan ini meningkat, ketersediaan alat serta oksigen di beberapa tempat menjadi langka.
Karena keterbatasan tersebut, seorang pria sampai membuat oksigen sendiri di rumah. Cara pembuatannya ia rekam hingga videonya viral di media sosial. Lantas, apakah membuat alat bantu pernapasan oksigen sendiri di rumah dan diberikan kepada pasien COVID-19 itu aman?
Viral Video Membuat Oksigen Mandiri di Rumah
Dalam video tersebut, seorang pria bernama Ruben mengaku bisa membuat alat bantu pernapasan oksigen untuk orang yang sesak napas. Bahkan, menurut Ruben, untuk membuat alat ini hanya membutuhkan uang kurang dari Rp120.000.
Alatnya terdiri dari aerator atau pompa air untuk memproduksi gelembung udara dalam akuarium, dua botol air mineral kemasan ukuran kecil, dan selang kecil sepanjang dua meter.
Artikel Lainnya: Yang Harus Dilakukan Bila Anda Baru Sembuh COVID-19
Nantinya, dua selang itu disambungkan ke masing-masing aerator yang memiliki dua lubang keluaran agar menjadi satu selang. Lalu, ujung lain dari selang itu dimasukan ke dalam botol berisi air.
Ruben menyiapkan dua selang tambahan dan memasukan salah satu ujungnya ke dalam botol yang sama sedalam 2 sentimeter. Setelah itu, ujung selang lainnya akan dimasukan ke dalam hidung pasien. Setelah itu, menurut Ruben, botolnya harus ditutup agar oksigen bisa mengalir lancar.
Amankah untuk Diberikan kepada Pasien COVID-19?
Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri mengatakan, “Untuk cara seperti itu memang belum ada penelitiannya. Lalu, kalau dari efek sampingnya juga belum diketahui pasti. Tapi bisa saja cara tersebut membuat pasien jadi semakin sesak napas karena memang bukan oksigen yang seharusnya dihirup.”
Anto Sugiarto, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi dari LIPI juga menyatakan hal serupa. Menurut Anto, alat ini tidak bisa menambah jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Pompa aerator tersebut hanya bisa membantu mengirim udara ke dalam saluran napas.
Tidak hanya itu, Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra, telah membuktikan sendiri bahwa alat itu tidak menambah fraksi oksigen.
Fraksi oksigen seharusnya mencapai 90 persen, sedangkan alat tersebut hanya bisa mencapai 21 persen. Artinya, alat yang diklaim bisa memberikan oksigen kepada pasien COVID-19 tidak efektif.
Artikel Lainnya: Bisakah Oximeter Deteksi Happy Hypoxia? Ini Penjelasan Medisnya!
Sesak Napas karena COVID-19? Lakukan Ini
Pasien atau orang yang merawat pasien COVID-19 bisa melakukan cara ini agar kondisi sesak napasnya membaik.
- Cobalah tidur dengan posisi miring. Posisi tersebut dapat mendistribusikan oksigen di dalam paru-paru agar lebih merata.
- Beli oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh. Nilai saturasi oksigen normal ada di angka 95 sampai 100. Jika saturasi oksigen berada di angka 93 dan 94, segera hubungi fasilitas kesehatan dan bawa pasien ke rumah sakit terdekat.
- Bawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat, terutama jika sesak napas sudah buat pasien lemas.
Jadi, membuat alat oksigen sendiri di rumah tak aman, ya. Untuk tahu informasi lainnya mengenai gejala COVID-19 dan pencegahannya, baca terus artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung kepada dokter melalui fitur Live Chat.
(OVI/JKT)