Ratu Elizabeth II dari Inggris, dilaporkan positif terjangkit COVID-19. Pemimpin Britania Raya berusia 95 tahun itu mengalami gejala COVID ringan.
Gejala tersebut, menurut otoritas Istana Buckingham, diistilahkan sebagai mild cold-like symptoms atau artinya mengalami infeksi virus corona dengan gejala serupa pilek biasa.
Gejala infeksi virus corona serupa pilek seperti apa yang dimaksud? Bagaimana membedakan pilek akibat infeksi coronavirus dengan gejala pilek non-COVID-19? Yuk, cari tahu.
Gejala COVID-19 Mild Cold-Like Symptoms
Otoritas Kerajaan Inggris tidak membeberkan secara spesifik gejala infeksi SARS-CoV-2 yang dialami sang ratu.
Namun, berdasarkan keterangan singkat yang mereka bagikan, mild cold-like symptoms akibat infeksi COVID-19 memiliki karakteristik serupa gejala pilek umumnya.
Pilek merupakan gejala suatu kondisi medis atau penyakit yang disebabkan oleh peradangan lapisan di dalam hidung dan sinus.
Peradangan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti infeksi virus, alergi, terpapar cuaca dingin atau kering, maupun efek samping obat-obatan.
Artikel Lainnya: Angka COVID-19 Naik Lagi, Ini Beda Gejala Omicron dan Flu
Pilek akibat infeksi dapat disebabkan oleh lebih dari 200 macam virus, salah satu yang paling umum yaitu rhinovirus. Selain rhinovirus, infeksi SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan lapisan di dalam hidung dan sinus mengalami peradangan sehingga mencetuskan pilek.
Saat peradangan terjadi, kelenjar di dalam hidung dan sinus memproduksi lendir untuk menjaga kelembapan saluran napas, serta mencegah virus masuk ke paru-paru.
Oleh karena itu, penderita pilek mengalami gejala khas berupa hidung berair alias meler, bersin, atau hidung tersumbat.
Produksi lendir berlebih juga dapat merangsang reseptor ujung saraf di saluran napas sehingga mencetuskan batuk. Sebab, pilek dan batuk kerap muncul beriringan, banyak orang yang mengasosiasikan istilah cold atau common cold sebagai batuk pilek.
Nah, batuk pilek pada beberapa kasus juga menimbulkan gejala lain, seperti demam, sakit kepala, mata gatal dan berair, nyeri otot dan sendi, tenggorokan terasa sakit dan gatal, serta lemas.
Bahkan, penderita pilek dapat mengalami penurunan kemampuan indra penciuman. Gejala batuk pilek tersebut mirip dengan gejala infeksi virus corona umumnya.
Coronavirus menyebabkan gejala berupa demam, batuk, anosmia (penurunan hingga kehilangan kemampuan indra penciuman), sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, mata merah, kesulitan bernapas, diare maupun nyeri dada.
Meski begitu, gejala infeksi COVID-19 pada setiap orang sangatlah beragam. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan infeksi.
Jika infeksinya ringan, coronavirus bisa mencetuskan gejala COVID-19 batuk pilek seperti yang dialami Ratu Elizabeth II.
Artikel Lainnya: Gejala COVID-19 Omicron yang Khas pada Anak
Perbedaan COVID-19 Batuk Pilek dan Non-COVID-19
Infeksi virus corona secara umum mirip dengan gejala batuk pilek biasa. Utamanya bagi individu yang sudah menerima vaksin dua dosis dan terjangkit COVID-19.
Oleh sebab itu, sulit membedakan gejala batuk pilek akibat COVID-19 dengan non-COVID-19.
Kendati demikian, berdasarkan data yang dihimpun Zoe COVID Study, perbedaan mendasar batuk pilek biasa dengan infeksi coronavirus dapat diketahui dari gejala anosmia dan penurunan kemampuan indra pencecap.
Batuk pilek sangat jarang mencetuskan anosmia. Sementara, infeksi SARS-CoV-2 hampir selalu menimbulkan gejala berupa penurunan kemampuan indra penciuman. Hal ini disertai pula dengan kehilangan kemampuan indra perasa.
Ditambahkan dr. Theresia Rina Yunita, batuk pilek akibat infeksi virus corona biasanya juga disertai gejala berupa batuk kering atau berdahak, sakit tenggorokan, demam, serta badan linu-linu.
“Namun, pada pilek akibat COVID-19, jarang disertai bersin-bersin ataupun gatal hidung serta mata,” paparnya.
Meski begitu, dr. There mewanti-wanti kelanjutan gelombang pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Menurutnya, segala gejala gangguan pernapasan, termasuk pilek biasa, tetap harus diwaspadai sebagai tanda gejala infeksi virus corona.
“Sehingga, jika dirasakan kurang enak badan, sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan swab antigen atau PCR, serta melakukan isolasi mandiri (isoman),” saran dr. There.
Artikel lainnya: Mirip, Begini Cara Membedakan Gejala COVID-19 dan Flu Perut
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar COVID-19, konsultasikan kepada dokter via Live Chat.
(OVI/JKT)
Referensi:
Zoe COVID Study. Diakses 2022. Do I have COVID or a cold? How to tell the difference.
Ditinjau oleh dr. Theresia Rina Yunita.