Kabar menggembirakan datang dari dunia penelitian Tanah Air. Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) siap meluncurkan alat pendeteksi virus corona yang dinamakan GeNose.
Apa itu GeNose dan bagaimana cara kerjanya? Selanjutnya, apakah alat ini dapat menggantikan tes PCR atau swab untuk mengecek infeksi COVID-19? Yuk, kita simak ulasannya di sini.
Apa itu GeNose?
Seperti dikutip dari situs resmi UGM, GeNose adalah alat yang dirancang untuk mendeteksi serta mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi coronavirus atau tidak. Alat ini bekerja dengan mengambil sampel dari embusan napas.
GeNose diklaim bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi VOC (Volatile Organic Compound) yang terbentuk karena infeksi corona.
Setelah napas seseorang diambil, sensor-sensor GeNose akan menginderanya. Kemudian, data yang didapat diolah dengan artificial intelligence (kecerdasan buatan) untuk pendeteksian serta pengambilan keputusan.
Artikel lainnya: Bolehkah Pasien Virus Corona Olahraga? Ini Kata Dokter
Keunggulan dari GeNose, menurut tim peneliti, adalah desainnya yang sangat handy alias mudah digenggam. Alat ini diklaim mudah dioperasikan secara efisien dan mandiri.
GeNose terhubung dengan sistem cloud computing agar mendapat hasil diagnosis yang real time. GeNose buatan UGM juga diklaim mampu bekerja paralel melalui proses diagnosis yang terpusat di dalam sistem. Validitas data pun dapat terjaga.
Data yang terkumpul ini bisa dimanfaatkan untuk pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi.
Sampai saat ini, uji profiling GeNose sudah dilakukan dengan memakai 600 sampel data valid di RS Bhayangkara dan RS Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro, Yogyakarta.
Hasilnya yang didapat cukup menggembirakan. Peneliti mengatakan, hasil menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi, yakni 97 persen. GeNose akan melalui uji klinis yang dilakukan bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit.
Artikel lainnya: Gejala Pasien Virus Corona, dari Ringan hingga Kritis!
Apa Alat Deteksi COVID-19 Ini Ampuh?
Diciptakannya GeNose sebagai pendeteksi COVID-19 ini tentu menjadi harapan baru di tengah pandemi. Dengan alat yang lebih akurat, efisien, dan hasil yang keluar lebih cepat, tim medis dan masyarakat tentu semakin dimudahkan.
Lantas, bagaimana tanggapan dokter terkait temuan ini? Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, GeNose memang bisa menjadi metode pengecekan alternatif COVID-19 pada seseorang. Hanya saja, penelitiannya masih perlu dilakukan lebih banyak.
"Pada prinsipnya, GeNose ini kan mendeteksi VOC (volatile organic compounds) yang dikeluarkan dari embusan napas penderita COVID-19,” ungkap dr. Sepriani.
“Akan tetapi, VOC ini juga dikeluarkan oleh penderita penyakit pernapasan lain, dalam kadar yang berbeda," dia menambahkan.
"Jadi, GeNose ini mungkin saja bisa mendeteksi COVID-19, tapi akurasinya masih belum decisive (pasti). Masih perlu kalibrasi dan penelitian yang lebih banyak lagi untuk menciptakan detektor yang benar-benar spesifik untuk COVID-19," tegas dr. Sepriani lagi.
Karena itulah, sampai saat ini diagnosis infeksi virus corona masih mengandalkan tes PCR. Hasil tes PCR masih dianggap paling akurat untuk mendeteksi virus Sars-Cov-2--penyebab penyakit COVID-19--dalam tubuh.
"Sejauh ini, masih PCR yang masih gold standard-nya. Soalnya pemeriksaan ini spesifik dan sensitif untuk virus SARS-COV-2," dia menuturkan.
Meski demikian, tentu temuan tim ahli lintas bidang ilmu di UGM ini perlu diapresiasi. Kita patut menantikan apakah GeNose ini bisa diproduksi secara massal dan membantu deteksi dan pelacakan virus corona lebih cepat dan akurat.
Anda masih punya pertanyaan seputar virus corona dan penularannya? Jangan ragu untuk bertanya pada dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[HNS/JKT]