Memasuki bulan ke-10 virus corona mewabah di Tanah Air, tampaknya penularan justru semakin masif. Bukannya turun, kasus positif harian justru meningkat. Bahkan, sempat menembus rekor di atas 6.000 kasus per harinya.
Data per Selasa (2/12), jumlah positif corona di Indonesia mencapai 549.508 kasus. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia di posisi pertama dalam jumlah kasus positif di Asia Tenggara.
Pelonggaran dalam berbagai aktivitas dan transportasi disebut-sebut berkontribusi dalam meningkatnya kasus harian.
Terlebih, protokol kesehatan tidak dijalankan ketat. Salah satunya soal isolasi mandiri empat belas hari setelah bepergian
Isolasi mandiri penting dilakukan karena berkaitan dengan masa inkubasi virus. Apa yang terjadi selama masa tersebut?
Apa Itu Masa Inkubasi?
Menurut dr. Arina Heidyana, masa inkubasi adalah waktu dari terpapar virus sampai muncul gejala.
Dengan demikian, orang yang terpapar virus corona tidak langsung menunjukkan gejala pada saat itu juga.
“Kalau virus corona biasanya masa inkubasi 7-14 hari. Jadi, masyarakat harus mengerti betul, gejala itu nggak langsung muncul setelah terpapar,” jelas dr. Arina.
Sementara, menurut WHO gejala yang muncul rata-rata 5-6 hari setelah terinfeksi. Namun, bisa juga sampai 14 hari.
Artikel Lainnya: Ternyata Membunuh Virus Corona Bisa Pakai Obat Kumur, Apa Ampuh?
Dalam berbagai penelitian juga ditemukan, jarang gejala muncul segera setelah 2 hari terpapar. Lalu, sangat langka ditemukan gejala setelah 14 hari setelah terinfeksi.
Di samping itu, dr. Arina menyebut ada beberapa orang yang nyatanya terinfeksi corona namun tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kondisi ini biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).
Selama masa inkubasi, orang yang terinfeksi virus corona dapat menularkan ke orang lain.
Apa yang Terjadi pada Tubuh selama Masa Inkubasi Virus?
Banyak yang bertanya-tanya mengapa virus memiliki masa inkubasi dan apa yang terjadi pada tubuh pada masa tersebut.
Nyatanya, virus corona membutuhkan beberapa waktu untuk dapat menyerang sel inang dan mereplikasi diri di dalam tubuh seseorang. Itulah mengapa, selepas terpapar seseorang tidak akan langsung jatuh sakit.
Akan tetapi, saat seseorang terinfeksi, sel-sel paru-parunya telah menjadi “mesin” penghasil virus. Diperkirakan ribuan hingga jutaan virus dapat berkembang biak di dalam tubuh.
Virus itu pun dapat keluar dan menginfeksi orang lain melalui droplet atau aerosol (partikel droplet yang lebih kecil).
Kadang, seseorang tidak menyadari ia telah terinfeksi corona karena tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Artikel Lainnya: Tips Karantina Mandiri untuk Lansia yang Terinfeksi Virus Corona
Maka dari itu, penting untuk melakukan karantina diri setelah melakukan perjalanan dari kota atau tempat rawan penyebaran virus, atau kontak dengan pasien positif.
Mengacu kepada definisi dari CDC, kontak erat adalah kondisi orang yang menghabiskan waktu lebih dari 15 menit dalam 1 hari, dan dalam jarak 2 meter dengan penderita COVID-19.
Karantina mandiri sendiri dianjurkan untuk dilakukan selama 14 hari. Sebab, dikhawatirkan dalam 14 hari itu bisa muncul gejala, seperti batuk, demam, dan lain sebagainya.
Selama karantina mandiri, penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan menjaga jarak dari orang lain. Selain itu, tes corona sendiri juga penting dilakukan.
“Kalau memang pernah kontak dengan orang positif COVID-19, sebaiknya lakukan tes swab saja untuk memastikan,” saran dr. Arina.
Dengan begitu, seseorang bisa segera tahu apakah ia terpapar virus corona atau tidak. Jika hasilnya positif terinfeksi, maka bisa segera dirawat ke tempat-tempat rujukan pemerintah untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anda sudah tidak bingung lagi kan dengan pengertian masa inkubasi? Kalau ingin tahu lebih banyak informasi seputar virus corona, baca artikel-artikel terkini di Klikdokter!
Untuk konsultasi ke dokter lebih mudah, Anda bisa gunakan layanan LiveChat dari Klikdokter. Chat dokter pilihan dengan lebih praktis dan cepat!
(FR/AYU)