Merasa sangat lelah meski aktivitas tidak begitu padat? Jika ya, Anda patut curiga. Pasalnya, tubuh mudah lelah meski aktivitas sedikit dapat menjadi tanda dari adanya masalah kesehatan.
Faktanya, gejala lelah dapat terjadi akibat COVID-19 ataupun penyakit lainnya. Kondisi ini mesti dibedakan dengan benar, agar Anda bisa tahu betul cara terbaik untuk mengatasinya.
Perbedaan Lelah Biasa dan Gejala COVID-19
Melansir Health, dokter penyakit menular di Akron, Ohio, dan profesor kedokteran di Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins, MD, mengatakan bahwa kelelahan akibat COVID-19 bisa terjadi karena adanya sel hormon yang diserang saat virus masuk.
Hormon tersebut bernama sitokin, yang tugasnya memberi sinyal ketika tubuh sedang bekerja untuk melawan virus.
Hanya saja, ketika sitokin diserang, hormon tersebut tidak bisa bekerja dengan baik. Pada akhirnya, penderita bisa merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas berat.
Artikel Lainnya: Waspadai Caution Fatigue, Jenuh Pemicu Lengah dari Bahaya COVID-19
Kelelahan itu sendiri merupakan gejala paling umum dari infeksi virus corona. Fakta menyebut, sekitar 38,1 persen pasien COVID-19 mengalami keluhan tersebut. Gejala lelah akibat COVID-19 biasanya dibarengi dengan demam dan batuk kering.
Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp.A, lelah pada penderita COVID-19 bisa terjadi karena hipoksia alias kekurangan oksigen dalam sel jaringan tubuh.
Lantas, apa bedanya dengan gejala lelah yang bukan akibat COVID-19?
“Kalau lelah biasa (bukan akibat COVID-19), saturasi oksigen di dalam tubuh pasien akan normal,” jelas dr. Reza.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan nyata gejala lelah biasa dan akibat COVID-19 terletak pada kadar saturasi oksigen di dalam tubuh.
Selain itu, lelah yang bukan akibat COVID-19 juga biasanya tidak disertai dengan gejala-gejala lain, seperti kehilangan indra penciuman, batuk kering, sakit tenggorokan, demam, dan lain sebagainya.
Artikel Lainnya: Suplemen untuk Mengatasi Kelelahan Setelah Sembuh dari COVID-19
Mengalami Gejala Lelah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk bantu mengatasi gejala lelah, antara lain:
-
Memenuhi Waktu Istirahat
Cobalah untuk memperbaiki kualitas tidur di malam hari. Upayakan untuk mendapatkan waktu tidur selama 7 hingga 8 jam.
-
Buat Jadwal untuk Esok Hari
Cobalah membuat to do list untuk kegiatan esok hari. Contoh: di pagi hari Anda perlu berolahraga selama 30 menit, dan dilanjutkan dengan sarapan bergizi, mandi, lalu mulai bekerja.
-
Cari Waktu Luang
Luangkan waktu untuk istirahat. Anda bisa pergi tidur siang atau quick nap, memasak, melakukan hobi yang positif, atau sekadar berbelanja online.
Membuat diri bahagia bisa membantu menciptakan sensasi relaks dan meningkatkan sistem imunitas juga, lho!
-
Olahraga
Lakukan olahraga secara rutin dan teratur. Jika merasa mudah lelah, cobalah untuk mulai berolahraga dengan berjalan mengelilingi halaman rumah. Mulai dengan durasi 15 hingga 30 menit, sebanyak 5 kali dalam seminggu.
Tingkatkan dan pertahankan durasi olahraga tersebut untuk mencapai waktu 150 menit dalam satu minggu.
Jika Anda merasa sudah melakukan hal-hal tersebut, namun masih mengalami rasa lelah berlebihan, sebaiknya tak perlu menunda lagi untuk berobat ke dokter.
“Anda perlu periksa ke dokter jika mengalami saturasi oksigen turun tanpa adanya gejala lain. Jadi, kalau rasa lelah berlebihan muncul dan membuat Anda sulit bernapas, segera berobat ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut,” saran dr. Reza.
Jika Anda sering mengalami gejala lelah, pastikan untuk memperhatikan keluhan-keluhan yang menyertai. Jika terdapat sesak napas, kehilangan kemampuan mencium aroma, dan demam, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Anda juga bisa bertanya langsung kepada dokter mengenai gejala lelah ataupun COVID-19 dengan mengandalkan layanan LiveChat 24 jam dan aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)