Covid-19

Mutasi Virus Corona Afrika Selatan Lebih Menular!

Ayu Maharani, 28 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belum usai masalah mutasi virus corona Inggris, kini ada lagi mutasi virus corona Afrika Selatan! Apakah lebih berbahaya?

Mutasi Virus Corona Afrika Selatan Lebih Menular!

Beberapa hari lalu, kita dihebohkan oleh pemberitaan mutasi virus corona di Inggris yang dipercaya lebih menular.

Namun, setelah diteliti lebih lanjut, mutasi tersebut menurut Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, berasal dari Afrika Selatan.

Dengan kata lain, mutasi virus corona Afrika Selatan memang terjadi lebih dulu. Yuk, ketahui info selengkapnya berikut ini.

1 dari 3

Kondisi di Afrika Selatan sejak Dideteksi Ada Mutasi Virus Corona

Sebenarnya, kasus COVID-19 di benua Afrika tidak terlalu booming ketimbang kasus di benua lain, khususnya Amerika, Eropa, dan Asia.

Hal itu terlihat dari jumlah negara Afrika yang masuk 20 besar negara dengan kasus infeksi virus corona tertinggi.

Ya, hanya satu negara di Afrika yang punya kasus tinggi yaitu Afrika Selatan. Hingga hari ini (28/12), kasus positif di Afrika Selatan mencapai lebih dari 1 juta kasus dengan angka kematian lebih dari 26.000 jiwa. Kasus aktifnya mencapai lebih dari 844.000.

Kendati demikian, bukan banyaknya kasus yang bikin Afrika Selatan disorot, melainkan mutasi virus corona-nya. Mutasi virus corona di Inggris ternyata berasal dari negara beribu kota Cape Town ini.

Artikel Lainnya: Mutasi Baru Virus Corona, Mampukah Vaksin Menangkalnya?

Dua warga negara Inggris yang terinfeksi mutasi tersebut memiliki riwayat perjalanan ke sana sebelum kembali ke negaranya.

Setelah asal mutasi virus corona itu diumumkan, Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, juga mengungkapkan kekhawatirannya.

Penularan infeksi COVID-19 di negaranya memang mengalami percepatan dan bahkan menyerang kaum muda.

Kepada media, Perdana Menteri Cape Barat, Alan Winde pun mengatakan fasilitas dan tenaga kesehatan di provinsinya sedang tertekan dengan lonjakan kasus.

Sebab, kasus penularan terjadi lebih cepat di provinsi tersebut, sehingga pasiennya lebih banyak dari gelombang pertama.

Artikel Lainnya: Mutasi Virus Corona D614G, Lebih Berbahaya atau Tidak?

2 dari 3

Lebih Menular, tapi Diyakini Tidak Lebih Berbahaya

Dilansir dari Aljazeera, mutasi virus corona di Inggris dinamakan VUI-202012/01. Sedangkan, mutasi di Afrika Selatan (yang lebih dulu) dikenal dengan nama 501.V2.

Mutasi virus corona Afrika Selatan memang lebih cepat menular dibanding jenis aslinya. Meski begitu, infeksi yang dihasilkan dipercaya tidak lebih berbahaya atau tidak lebih fatal.

Gejala yang dihasilkan akan sama dengan jenis virus SARS-CoV-2 yang asli, misalnya demam, batuk kering terus-menerus, dan anosmia.

Prediksi soal level keparahan dari mutasi virus Afrika Selatan bersifat dinamis. Sewaktu-waktu, risiko keparahannya bisa berubah tergantung dari situasi mayoritas pasien dan penelitian terbaru dari para ilmuwan.

Di sisi lain, sebenarnya ada lagi satu negara di Afrika yang memiliki mutasi virus corona, yaitu Nigeria. Nama mutasinya adalah P681H dan dipercaya berbeda dengan mutasi di Inggris dan Afrika Selatan.

Akan tetapi, para ilmuwan di sana berpendapat, belum ada cukup bukti untuk memastikan bahwa peningkatan kasus di Nigeria berkaitan dengan strain baru tersebut.

Artikel Lainnya: Hati-Hati, Mutasi Virus Corona Terbaru Lebih Berbahaya untuk Anak!

3 dari 3

Virus Corona Beradaptasi sehingga Bermutasi

Mengenai mutasi virus corona Afrika Selatan, dr. Devia Irine Putri mengatakan, “Ada kemungkinan virus corona ini sedang beradaptasi dengan lingkungan, sehingga terbentuklah berbagai mutasi baru.”

“Gejala yang dihasilkan pun mungkin bisa bervariasi, tergantung riwayat penyakit pasien. Sayangnya, laporan kasusnya sejauh ini masih terbatas,” jelasnya.

Karena itulah, seberapa bahaya dan bagaimana risiko dari mutasi virus yang ada di negara mana pun belum bisa dipastikan.

Butuh waktu lebih lama dan studi berskala lebih besar untuk memutuskan seberapa fatal mutasi virus SARS-CoV-2.

Butuh info lebih lengkap seputar COVID-19 atau penyakit menular lainnya? Konsultasikan kepada dokter lewat fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi Klikdokter.

(FR/AYU)

virus corona