Mengetahui bahwa diri sendiri positif terinfeksi virus corona memang tak mudah. Di satu sisi, orang lain memaksa untuk segera memisahkan diri di rumah sakit. Di sisi lain, Anda juga tahu bahwa gejala yang dimiliki terbilang ringan dan tak wajib dirawat (bisa isolasi mandiri di rumah).
Pentingnya Melakukan Isolasi Mandiri
Untuk yang belum paham betul mengenai isolasi mandiri, ini merupakan cara melindungi orang lain (termasuk diri sendiri supaya kondisi tidak semakin parah) dan untuk menghentikan penyebaran penyakit menular seperti COVID-19.
Menurut Public Health England (PHE), saat melakukan isolasi mandiri, berarti Anda harus:
- Tinggal di rumah
- Tidak pergi bekerja atau ke tempat umum lainnya
- Tidak menggunakan transportasi umum
- tidak membiarkan orang lain masuk ke dalam rumah Anda
Jika dilanggar, maka usaha pencegahan tak ada gunanya – Anda tetap dapat menyebarkan virus ke orang lain.
Perlu ditekankan sekali lagi, yang melakukan isolasi mandiri adalah orang dengan gejala virus corona tetapi tidak menunjukkan gejala parah (mild symptoms), atau bahkan tak bergejala sama sekali.
Ya, menurut dr. Rio Aditya, tidak semua penderita infeksi virus corona mengalami demam tinggi, sesak napas, atau batuk-batuk. “Tidak semua infeksi coronavirus menunjukkan sesak napas. Bisa saja berupa diare atau lemas saja,” jelasnya.
Intinya, isolasi mandiri dilakukan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, sekaligus memulihkan kondisi tubuh.
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
Apa yang Perlu Dilakukan saat Isolasi Mandiri?
Akan lebih baik memang bila Anda tinggal terpisah sementara waktu dari anggota keluarga. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat melakukan isolasi mandiri, yaitu:
- Pastikan memiliki kontak dinas kesehatan di kota atau kabupaten, atau puskesmas yang menjadi narahubung (contact person) pengawasan kondisi Anda.
- Gunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah dengan anggota keluarga lain.
- Anggota keluarga lain dilarang masuk ke dalam kamar tidur pasien.
- Kalau kamar mandi hanya satu, gunakan bergantian. Pasien mandi di awal atau di akhir. Setelah pasien selesai, bersihkan kamar mandi termasuk toilet dengan cairan pembersih Accelerated hydrogen peroxide (0,5%), Benzalkonium chloride (0,05%), atau Chloroxylenol (0,12%).
- Jangan melakukan kegiatan bersama, termasuk makan dengan anggota keluarga lainnya.
- Bila berada di ruang yang sama dengan anggota keluarga lain, jaga jarak setidaknya satu meter.
- Pakai masker saat bersama yang lain. Anggota keluarga yang ada di rumah juga sebaiknya pakai masker dan rutin membersihkan diri, terutama tangan.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
- Agar tak jenuh, pasien bisa bermain musik di dalam kamar, membuat prakarya, baca buku, binge-watch serial TV atau film menarik, atau berolahraga ringan. Sehingga, setelah 14 hari, pasien bisa lebih bugar.
- Cuci alat makan dan pakaian secara terpisah dari anggota keluarga lainnya. Gunakan spons cuci yang berbeda.
- Bersihkan benda yang sering disentuh, seperti smartphone, keyboard laptop, pegangan pintu, remote TV dan AC, meja, kursi, dan lain-lain secara teratur dengan cairan pembersih. Gunakan sarung tangan karet saat membersihkan rumah.
- Cuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, setidaknya 20 detik. Terutama setelah batuk, bersin, dari kamar mandi, sebelum makan, dan setelah melepas atau memasang masker.
- Cek kondisi kesehatan diri secara teratur setiap pagi.
- Hindari dulu memegang dan mencium hewan peliharaan, seperti kucing atau anjing.
- Usahakan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik. Buka pintu dan jendela setiap hari agar udara segar masuk.
- Ungsikan anggota keluarga yang memiliki daya tahan tubuh rendah, seperti lansia dan orang yang sedang dalam pengobatan penyakit kronis.
Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
KlikDokter sebagai Layanan Medis Daring yang Digandeng Pemerintah
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga mengungkapkan, pemerintah telah menggandeng penyedia platform layanan medis daring demi memantau pasien positif COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri.
Pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri diminta menggunakan platform tersebut untuk mendapatkan layanan konsultasi kesehatan.
“Seluruh platform telemedik kita gabungkan untuk membantu pasien yang melakukan isolasi mandiri,” kata Arya dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/03).
Ia pun menerangkan, pasien positif COVID-19 yang kondisinya terbilang baik alias tidak mengalami gejala sakit, diharapkan melakukan isolasi mandiri.
Selama menjalani isolasi tersebut, pasien akan mendapatkan bantuan medis lewat layanan telemedik, termasuk layanan konsultasi kesehatan daring dari KlikDokter.
Seperti yang sempat disinggung di atas, pasien diharapkan selalu mengecek kesehatannya setiap pagi. Bila memerlukan bantuan, para dokter berpengalaman dari KlikDokter akan siap menjawab pertanyaan dari pasien seputar kondisi kesehatan.
Berbagai penjelasan, mulai dari penyakit, obat-obatan, hingga tips kesehatan terbaru yang akurat dan terpercaya juga tersedia di aplikasi dan situs resminya.
Lantas, bagaimana bila pasien yang menjalani isolasi mandiri kondisinya menurun?
Tenang saja, penyedia platform layanan medis daring seperti KlikDokter akan memberi informasi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan rumah sakit untuk menjemput pasien tersebut ke rumah sakit rujukan.
Nah, jika gejalanya tidak terlalu berat, maka pasien bisa dibawa ke RS Darurat Corona Wisma Atlet, Jakarta. Sedangkan, untuk kondisi yang parah, pasien akan dibawa ke rumah sakit rujukan, seperti RSPI Sulianti Saroso.
KlikDokter sendiri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan BNPB untuk menekan angka persebaran virus corona.
Kalau butuh informasi lengkap seputar COVID-19, baca artikel kesehatan dari KlikDokter atau Tanya Dokter.
(FR/ RH)