Selama ini, ada dua tes yang dipakai untuk mendeteksi virus corona. Ada tes polymerase chain reaction (PCR) atau biasa disebut tes swab dan juga rapid test. Keakuratan kedua tes COVID-19 ini berbeda dan tes PCR dinyatakan lebih akurat dibanding tes rapid.
Kendati demikian, ada satu lagi tes COVID-19 yang dianggap cukup efektif, yaitu saliva direct test. Ingin tahu bagaimana cara kerja dari tes tersebut dan seberapa besar tingkat keakuratannya dalam mengidentifikasi virus? Simak penjelasannya di bawah ini!
Tes Virus Corona Lewat Air Liur Sudah Disetujui FDA
Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA) telah memberikan Otorisasi Penggunaan Darurat untuk tes virus corona lewat air liur. Prosedur tersebut dikembangkan oleh Yale School of Public Health, AS.
Tes lewat air liur ini akhirnya dijadikan pilihan karena bahan untuk melakukan tes PCR sering kali hampir habis. Harga untuk melakukan tes PCR pun terbilang mahal.
Sementara rapid test sendiri, meski harganya jauh lebih murah dan hasilnya cepat keluar, bisa memberikan hasil reaktif dan non-reaktif yang palsu.
Lantas, penggunaan tes virus corona melalui air liur ini pun dianggap sebagai kemajuan dan memberi akses kemudahan pengujian dalam mendeteksi coronavirus di tubuh.
Cara Kerja Tes Virus Corona Lewat Air Liur
Sebelumnya perlu diketahui, pengujian COVID-19 lewat tes PCR memiliki dua proses. Setelah sampel lendir tes swab dikumpulkan, RNA virus harus diekstraksi sebelum dapat dideteksi dengan metode sensitif.
Nah, pada tes saliva direct, pengujian tidak memerlukan langkah ekstraksi, melainkan dapat diganti dengan penambahan enzim yang kemudian dipanaskan.
Umumnya, ekstraksi RNA membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sedangkan penambahan enzim dan pemanasan pada tes saliva direct tidak butuh waktu lama.
Tes virus corona berbasis air liur ini setidaknya dapat mengetes 90 sampel dalam waktu kurang dari tiga jam.
Kondisi ini tentunya membantu pekerjaan di laboratorium menjadi lebih cepat, lebih banyak, dan lebih besar hasilnya.
Tak cuma itu, tes COVID-19 melalui air liur bisa memberikan fleksibilitas untuk memproses sampel secara efisien dan lebih murah.
Tes virus corona menggunakan saliva juga dapat menghindari kekurangan atau kehabisan komponen penting, seperti reagen, yang dibutuhkan dalam tes PCR.
Artikel Lainnya: Ini Syarat Jadi Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona
Apa Tes Virus Corona Lewat Air Liur Terbukti Akurat?
Menanggapi tes virus corona baru di atas untuk mendeteksi COVID-19, begini penjelasan dr. Devia Irine Putri.
Menurutnya, saliva direct test memang bisa dijadikan alternatif tes apabila tes PCR sulit dilakukan di suatu daerah.
Dokter Devia mengatakan, “Saliva direct test ini memang sensitivitasnya masih di bawah PCR, tetapi spesifikasinya sama dengan tes PCR. Melihat dari penelitian yang sudah dilakukan, hasilnya akurat dan mudah untuk dilakukan. Sensitivitasnya kurang lebih 91 persen.”
Jika dibandingkan dengan rapid test, manakah yang lebih baik? Tes virus corona dengan air liur atau rapid test? Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Devia mengatakan tes COVID-19 dengan air liur lebih baik dibanding rapid test.
Rapid test selama ini dijadikan persyaratan untuk bepergian, meski hasilnya kurang akurat. Dengan demikian, seharusnya tes virus corona dengan air liur ini bisa dijadikan solusi ke depannya.
Keuntungan lain dalam penggunaan saliva direct test, pasien bisa merasa lebih nyaman saat diambil sampel air liurnya. Tes tersebut juga dapat dilakukan di area yang punya tenaga medis sedikit.
Tak hanya itu, anak-anak atau orang dengan kondisi tertentu yang sulit melakukan swab sampel di hidung, akan lebih mudah dan nyaman jika melakukan tes air liur.
Kita belum mengetahui apakah Indonesia akan menggunakan tes virus corona dengan air liur atau tidak.
Jika tes tersebut lebih baik daripada rapid test dan dengan biaya yang lebih murah juga daripada PCR, seharusnya tes ini bisa dijadikan pertimbangan.
Masih punya pertanyaan seputar COVID-19 ataupun masalah kesehatan lain? Langsung saja konsultasikan hal tersebut pada dokter kami lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)