Tidak sedikit orang yang mengalami stres akibat pandemi COVID-19. Mulai dari masyarakat, kalangan pengusaha, orang kantoran, maupun garda depan seperti dokter dan perawat, umumnya merasakan stres saat pandemi coronavirus.
Bahkan, ada penelitian yang menyebutkan tenaga kesehatan (nakes) wanita lebih rentan alami stres saat hadapi pandemi virus corona, ketimbang nakes laki-laki. Bagaimana faktanya?
Pekerja Medis Wanita Cenderung Alami Stres
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, para nakes di Tiongkok mengalami stres sejak jumlah kasus coronavirus di negeri tirai bambu itu memuncak.
Studi yang dilakukan di Rumah Sakit Tongji, Kota Wuhan ini dengan survei kepada 5.000 orang lebih. Mulai tanggal 8 sampai 10 Februari. Sebanyak 85 persen subjek penelitian adalah perempuan dan sisanya laki-laki.
Hasil penelitian menyatakan, satu dari 10 pekerja medis di sana memutuskan untuk berhenti bekerja.
Sementara itu, satu dari lima nakes mengaku dijauhi oleh keluarga dan temannya karena takut tertular atau terinfeksi.
Penelitian juga mengungkapkan hampir semua nakes adalah wanita yang sudah bekerja selama 10 tahun, punya penyakit kronis, dan anggota keluarganya terinfeksi COVID-19. Nakes dengan kondisi tersebut lebih rentan mengalami stres, depresi, serta gangguan kecemasan.
Artikel Lainnya: Tenaga Medis Paling Rentan Kena Virus Corona, Ini Alasannya
Mengapa Nakes Wanita Cenderung Lebih Stres?
Dalam hasil penelitian tersebut, sebanyak 57 persen nakes mengaku takut terinfeksi, 20 persennya takut dikucilkan oleh keluarga atau kerabatnya, dan 10 persennya sampai memutuskan resign saat wabah merebak.
Petugas medis di Tiongkok mengaku stres ini dipicu karena shift jaga padat dan kebutuhan akomodasi dan logistik di rumah sakit yang tidak lengkap.
Selain itu, beberapa nakes juga khawatir tidak bisa berolahraga, serta cemas akan riwayat minum-minuman beralkoholnya.
Namun, masalah utamanya adalah, para petugas medis wanita tersebut berusaha menyeimbangkan antara karier dan kehidupan pribadinya. Jadi, tak dimungkiri kalau mereka jadi dilema dan rentan stres.
Sebab, di satu sisi, tugas mereka adalah memberikan penanganan untuk pasien COVID-19.
Sementara itu, di sisi lain, para nakes juga tidak mau menulari keluarga dan kerabat mereka di rumah akibat tempat kerjanya yang berisiko tinggi terpapar COVID-19.
Menanggapi ini, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog dari Klikdokter mengatakan ada beberapa faktor yang memang buat seorang wanita jadi lebih mudah stres ketimbang pria, salah satunya adalah perubahan hormonal.
“Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormonal, ini akan memengaruhi sistem saraf yang nantinya akan berhubungan dengan suasana hati. Makanya, wanita itu cukup sering mengalami stres, depresi, atau mudah murung. Belum lagi ketika wanita itu harus menghadapi suatu kondisi yang sangat besar seperti pandemi virus corona,” kata Ikhsan.
Artikel Lainnya: Ini Cara Tim Medis Jaga Kesehatan saat Pandemi COVID-19
Apa Kekhawatiran Jadi Penyebab Utama Nakes Mudah Stres?
Menurut Ikhsan, tidak hanya wanita, tapi pria juga pasti memiliki rasa khawatir saat menghadapi pandemi virus corona.
Namun, yang membedakan rasa khawatir ini adalah wanita cenderung menghadapi suatu masalah dengan perasaan emosionalnya.
“Jadi ketika menghadapi pandemi, wanita pasti lebih menggunakan perasaannya. Belum lagi muncul rasa empati yang lebih besar, dan rasa sedih yang muncul ketika melihat pasien COVID-19 yang sekarat. Padahal, dalam pengambilan keputusan itu harus matang seperti menggunakan logika dan realita juga. Nah, pas nggak ketemu realita inilah yang nantinya menyebabkan stres,” kata Ikhsan.
Selain itu, adanya tekanan dari lingkungan dan dihadapkan dengan situasi penuh risiko setiap harinya juga bisa jadi alasan lain mengapa seorang wanita cenderung mengalami stres.
“Selain harus merawat pasien, orang itu juga harus memikirkan dirinya sendiri agar tidak terinfeksi. Belum lagi jika wanita tersebut punya keluarga yang harus dipikirkan. Ini jelas buat seorang wanita cenderung alami stres saat hadapi pandemi COVID-19,” tambah Ikhsan.
Supaya petugas medis tidak merasa stres dalam menjalankan tugasnya. Tentunya mereka memerlukan sejumlah dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, kebutuhan tubuh dan me time juga harus menjadi pertimbangan. Ada baiknya mendapatkan istirahat yang cukup agar tak timbul kekhawatiran.
Bila perlu, berikan nakes konseling khusus. Ini untuk mereka yang mulai merasa kelelahan secara mental dan fisik.
Ingat, petugas medis juga manusia. Jadi, memerlukan istirahat dari kesibukannya merawat pasien COVID-19. Agar nakes tidak stres dan kesehatan mentalnya bisa terjaga, lakukan beberapa hal yang disebutkan sebelumnya.
Jika ada pertanyaan seputar kesehatan mental lainnya, Anda bisa langsung konsultasi dengan psikolog via Livechat di aplikasi KlikDokter. Salam sehat!
(OVI/AYU)