Sejumlah ilmuwan mengungkapkan penularan Omicron jauh lebih cepat, dibandingkan dengan varian virus corona lainnya. Hal ini meningkatkan kecepatan penyebaran Omicron ke seluruh dunia.
Lebih dari 60 negara melaporkan kasus infeksi akibat Omicron alias B.1.1.529. Bahkan, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menduga ada banyak orang yang terinfeksi, namun belum terdeteksi.
Kondisi ini diperparah karena varian Omicron terbukti dapat menjangkiti penyintas COVID-19 maupun orang yang sudah divaksinasi dan selamat dari wabah varian coronavirus lainnya.
Artikel Lainnya: Fakta Seputar Varian Delmicron yang Bikin Gempar
Penyebab Penularan Omicron Jauh Lebih Cepat
Setidaknya, terdapat beberapa mekanisme penularan Omicron yang membuatnya jauh lebih menular daripada mutasi SARS-CoV-2 lain. Berikut penjelasannya:
1. Menginfeksi Jaringan Saluran Pernapasan Lebih Cepat
Sebuah studi yang dilakukan University of Hong Kong mengungkapkan bahwa varian Omicron dapat bereplikasi (memperbanyak diri) 70 kali lipat lebih cepat di dalam jaringan saluran pernapasan manusia. Hal ini jika dibandingkan dengan Delta.
Penelitian ini dilakukan menggunakan jaringan paru-paru dan bronkus yang diinduksikan tiga versi mutasi virus corona, yaitu Omicron, Delta, dan strain coronavirus yang berkembang pada tahun 2020.
Peneliti menemukan, Omicron dapat menginfeksi jaringan bronkus lebih cepat daripada varian lain. Bronkus merupakan organ pernapasan yang berfungsi mengatur jumlah udara yang boleh masuk ke paru-paru.
Selain itu, B.1.1.529 juga dapat menginfeksi jaringan lebih dalam. Untuk menembus jaringan tersebut, Omicron bahkan hanya membutuhkan waktu sekitar 48 jam.
Uniknya, varian ini justru kurang efisien menginfeksi jaringan paru-paru, dibandingkan Delta ataupun mutasi virus corona lain.
Menanggapi temuan tersebut, Marc Veldhoen, ahli imunologi di University of Lisbon menduga fokus infeksi Omicron pada bronkus dapat menjelaskan mengapa B.1.1.529 menyebabkan gejala lebih ringan dibandingkan Delta maupun varian corona lainnya.
Namun ia menegaskan terlalu dini untuk menarik kesimpulan soal penyebab gejala ringan akibat infeksi Omicron. Kendati menyebabkan gejala ringan, menurutnya, Omicron jauh lebih berbahaya, terutama pada seseorang tanpa sistem kekebalan yang baik.
“Tanpa sistem imun yang baik, Omicron dapat menyebabkan kerusakan serius dengan menyebar cepat dari bronkus, ke paru-paru lalu organ tubuh lainnya,” papar Veldhoen.
Artikel Lainnya: Bolehkah Terima Vaksin COVID-19 saat Haid? Ini Kata Dokter
2. Protein Lonjakan
Berdasarkan riset Ragon Institute of Massachusetts General Hospital, omicron empat kali lebih menular dibandingkan strain asli virus corona. Omicron juga dua kali lebih menular dibandingkan varian Delta.
Wilfredo Garcia-Beltran, peneliti sekaligus ahli imunologi dari Ragon Institute of Massachusetts General Hospital, mengungkapkan kecepatan daya tular Omicron terletak pada protein lonjakannya.
Protein lonjakan merupakan komponen permukaan coronavirus yang berfungsi memasuki dan mengikat sel inang.
“Dibandingkan Delta maupun strain asli SARS-CoV-2, protein lonjakan Omicron jauh lebih baik dalam membantu virus menginfeksi sel tubuh manusia,” katanya.
Beltran menambahkan, peningkatan kemampuan protein lonjakan Omicron, tidak lepas dari mutasi varian tersebut. Berdasarkan Scientific American, B.1.1.529 telah bermutasi sebanyak lebih dari 50 kali.
3. Menghindari Sistem Kekebalan
Cepatnya penularan Omicron diduga juga berasal dari kemampuan virus ini dalam menghindari sistem kekebalan.
Jeffrey Shalman dari University’s Mailman School of Public Health mengatakan bahwa kemampuan ini membantu Omicron menghindari berbagai sel sistem kekebalan maupun antibodi yang dibangun tubuh untuk menghancurkan virus corona.
Salah satu tanda bahwa Omicron sanggup menghindari sistem kekebalan adalah virus ini sanggup menginfeksi penyintas COVID-19 yang pernah terinfeksi strain virus corona lain.
Artikel Lainnya: Efektifkah Air Madu Atasi Batuk Pasca-Sembuh COVID-19?
Di Cape Town, Afrika Selatan, misalnya, ada sekitar 35.000 penyintas COVID-19 terinfeksi Omicron. Temuan ini berdasarkan data yang dihimpun DST-NRF Center of Excellence in Epidemiological Modelling and Analysis.
Bahkan, studi lainnya yang dilakukan sejumlah ilmuwan dari Skotlandia menemukan bahwa Omicron 10 kali lipat lebih mampu menginfeksi penyintas COVID-19 dibandingkan Delta.
Riset gabungan ini digagas peneliti dari University of Edinburgh, University of Strathclyde dan Public Health Scotland.
4. Sebabkan Gejala Ringan
Sejauh ini, Omicron diketahui menyebabkan gejala lebih ringan dibandingkan varian SARS-CoV-2 lainnya. Gejala yang dimaksud meliputi, demam, sakit tenggorokan, batuk, sesak napas, nyeri otot, maupun percepatan denyut nadi dan jantung.
Kendati demikian, Jennifer Horney, PhD, profesor epidemiologi di University of Delaware di Amerika Serikat mengatakan gejala ringan B.1.1.529 dapat meningkatkan kecepatan penularan virus.
Ia mengatakan bahwa akan banyak orang terinfeksi dan tidak terdeteksi. Hal itu disebabkan oleh salah kaprah dalam menilai gejala Omicron.
Itu dia sederet penyebab penularan Omicron jauh lebih cepat dibandingkan varian virus corona lainnya. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar COVID-19? konsultasikan kepada dokter via Live Chat.
(OVI/JKT)
Referensi:
NPR. Diakses 2021. A tantalizing clue to why omicron is spreading so quickly.
Scientific American. Diakses 2021. Why Is Omicron So Contagious?
Healthline. Diakses 2021. Omicron Symptoms: How They Compare with Other Coronavirus Variants