Semenjak pandemi COVID-19 mencuat, beragam masker tersedia di pasaran. Dua yang cukup digemari adalah masker bedah serta masker respirator. Jenis yang disebut terakhir umumnya dipakai petugas medis.
Lantas, apa perbedaan keduanya? Simak penjelasan dokter berikut.
Bedanya Masker Bedah dan Masker Respirator
Dilansir dari Allure, Andrew Stanley Pekosz, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas Johns Hopkins, mengatakan pada umumnya masker bedah dibuat dari potongan-potongan kain kecil.
Masker bedah dulunya hanya digunakan ketika seseorang sedang sakit, seperti flu dan batuk. Penggunaan masker jenis ini berguna untuk mencegah penularan virus kepada orang lain di sekitarnya.
Sementara itu, masker respirator dirancang lebih kokoh daripada masker bedah. Masker tipe ini dapat mencegah partikel yang lebih kecil masuk ke dalam sistem pernapasan.
Dua dari masker respirator yang paling umum adalah masker N95 dan masker N99. Jika digunakan dengan benar, keduanya masing-masing dapat mencegah 95 persen dan 99 persen partikel di udara memasuki mulut atau hidung.
Artikel lainnya: Mulai Banyak Digunakan, Bagaimana Efektivitas Masker KF94?
Senada dengan itu, dr. Arina Heidyana mengatakan bahwa masker respirator dan masker bedah dapat dibedakan dari sisi pencegahannya terhadap penularan virus.
"Beda keefektivitasannya. Kalau masker respirator lebih efektif bisa mencegah partikel udara sampai sekitar 0,3 mikron. Jadi lebih aman yang respirator tentunya," ucap dr. Arina.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut beberapa perbedaan mendasar masker bedah dan masker respirator.
-
Persetujuan
Penggunaan masker bedah telah dievaluasi dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Bagaimana dengan masker respirator?
Masker respirator sudah dievaluasi, diuji, dan disetujui oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) sesuai persyaratan.
-
Perlindungan
Masker bedah mampu menahan cairan dan memberikan perlindungan terhadap tetesan besar, percikan, cipratan droplet, atau cairan berbahaya lainnya.
Sementara itu, masker respirator—tidak hanya melindungi dari droplet dan cairan—juga dapat mencegah paparan partikel sangat kecil, termasuk aerosol, memasuki hidung dan mulut.
Artikel lainnya: Jadi Tren, Ini Dia Plus-Minus Penggunaan Strap Masker
-
Bentuk Masker
Soal bentuk, masker bedah dibuat tidak terlalu ketat. Ada kemungkinan sedikit celah udara di antara hidung atau pipi.
Hal tersebut jauh berbeda dengan masker respirator. Masker tipe ini menutup rapat bagian hidung dan mulut. Karena ketat, akan sangat minim celah udara saat memakainya.
-
Penyaringan
Masker bedah tidak memiliki sistem penyaringan udara yang cukup baik. Artinya, masker ini kurang dapat memberikan perlindungan yang baik dari partikel udara yang lebih kecil.
Sebaliknya, masker respirator dinilai memiliki filter udara yang lebih baik. Setidaknya, masker jenis ini mampu menyaring 95 persen partikel udara, termasuk yang besar dan kecil.
-
Tingkat Kebocoran
Masker bedah biasanya mudah bocor. Kebocoran terjadi di sekitar tepi masker saat pengguna menghirup napas. Sementara itu, masker respirator memiliki tingkat kebocoran yang amat minim, jika dikenakan dengan benar.
Artikel lainnya: Tidur Sambil Memakai Masker Medis, Berbahayakah?
-
Penggunaan
Masker bedah hanya dapat digunakan satu kali. Anda tidak disarankan untuk mencuci untuk menggunakannya kembali.
Hal ini berbeda dengan masker respirator yang dapat digunakan kembali. “Masker N95 memang bisa dipakai 3-5 kali. Tapi tentunya harus melalui proses sterilisasi dulu sebelum dipakai lagi,” ujar dr. Arina.
Selain itu, pastikan kondisi masker masih dalam kondisi bagus. Bila masker respirator rusak, cacat, dan kotor sehingga tak lagi efektif melindungi hidung dan mulut, lebih baik Anda tidak menggunakannya lagi.
Waktu yang Tepat untuk Pakai Masker Bedah dan Masker Respirator
Dijelaskan oleh dr. Arina, umumnya masker bedah serta masker respirator digunakan petugas medis di fasilitas kesehatan atau oleh mereka berkontak langsung dengan pasien infeksius.
“Kalau sekarang karena pandemi, virusnya juga cepat menular dan infeksius. Jadi nakes yang kontak dengan pasien lebih disarankan pakai yang respirator,” ucap dr. Arina.
Bila Anda tidak berkontak langsung dengan pasien infeksius, kata dr. Ariana, pemakaian masker bedah saja sudah cukup.
Itu dia penjelasan mengenai perbedaan masker bedah dengan masker respirator. Ingat, pandemi belum berakhir. Tetap gunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun agar terhindar dari virus corona.
Dapatkan informasi seputar virus corona dan penularannya dengan mengunjungi tautan berikut. Jika Anda masih punya pertanyaan seputar masker medis vs masker Kn95, sampaikan kepada dokter melalui Live Chat dari Klikdokter.
[HNS/JKT]