Sariawan kerap dianggap menjadi salah satu masalah kesehatan sepele yang tak membutuhkan perhatian khusus. Dalam waktu beberapa hari, bintil putih menyakitkan di rongga mulut ini biasanya akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.
Akan tetapi, mungkin di saat pandemi virus corona saat ini, tidak tepat rasanya kalau Anda mengabaikan sariawan lagi. Pasalnya, beberapa sumber menyebutkan kalau sariawan bisa jadi salah satu gejala COVID-19.
Tapi, adakah cara membedakan sariawan biasa dengan sariawan gejala COVID-19?
Sariawan Bisa Jadi Gejala COVID-19
Sebelumnya, gejala CVID-19 yang paling umum adalah batuk, demam, sesak napas, dan juga anosmia. Namun kini, para peneliti menemukan gejala baru infeksi virus corona, yakni COVID tongue.
Epidemiolog dari King’s College London, Tim Spector, yang pertama kali mencetuskan istilah COVID tongue.
Kondisi ini ditemukan pada pasien positif virus corona dengan gejala muncul bercak sariawan yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman di area lidah. Sesekali, COVID tongue juga menimbulkan rasa sakit dan nyeri.
Artikel lainnya: COVID Tongue, Satu Lagi Gejala Baru Virus Corona
Menurut Tim Spector, sekitar 35 persen pasien COVID -19 juga memiliki gejala pada bagian mulut. Hanya saja, CDC belum memasukan sariawan dan lidah membengkak sebagai gejala virus corona.
Menanggapi hal ini, drg. Callista Argentina mengatakan bisa saja sariawan menjadi gejala COVID-19. Hanya saja, menurut drg. Callista, tidak ada ciri khusus yang membedakan antara sariawan biasa dengan sariawan gejala COVID-19.
“Ciri-ciri khusus sariawan positif virus corona sih sebenarnya tidak ada. Tapi, yang membedakannya itu adalah gejala penyertanya,” dia menjelaskan.
“Misalnya, muncul sariawan yang disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman (anosmia), dan radang pada mata. Selain itu, harus dicek lagi dengan PCR swab test untuk memastikannya,” ujar drg. Callista Argentina.
Jadi, saat mengalami sariawan, jangan lekas panik. Sariawan dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya kekurangan vitamin, iritasi, trauma, alergi, atau pajanan bahan kimia tertentu.
Untuk memastikan apakah penyebab sariawan akibat infeksi COVID-19, Anda tetap harus menjalani tes PCR.
Artikel lainnya: Ini yang Terjadi saat Virus Corona Menginfeksi Mulut
Penanganan Sariawan Selama Pandemi
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk merawat sariawan selama pandemi virus corona berlangsung? Disebutkan oleh drg. Callista Argentina, berikut adalah cara-caranya:
- Cari tahu dulu apa penyebab sariawannya. Jika penyebabnya karena penurunan imunitas, maka solusi yang paling tepat adalah dengan meningkatkan kembali imunitas yang turun itu.
Caranya beragam, misalnya dengan mencukupi waktu istirahat, minum air putih, dan juga konsumsi makanan yang sehat.
- Berkumur dengan larutan kumur yang mengandung chlorhexidine sebanyak dua kali dalam sehari guna membantu proses penyembuhan sariawan.
- Perbanyak makan buah dan sayuran untuk membantu proses penyembuhan. Selain itu, konsumsi asupan tinggi vitamin C, B kompleks, dan juga D3.
- Sebisa mungkin, hindari makanan yang asam dan pedas selama sariawan agar luka tidak semakin meradang.
Itulah beberapa fakta medis di balik sariawan sebagai gejala virus corona. Memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut soal gejala COVID yang satu ini. Jadi, jangan langsung mendiagnosis diri sendiri terkena COVID-19 saat sariawan. Perhatikan juga gejala-gejala penyerta lain yang muncul.
Apabila Anda ada gejala penyerta—terlebih Anda baru saja berkontak erat dengan pasien positif virus corona—segera lakukan tes PCR untuk hasil yang pasti.
Dapatkan informasi lainnya seputar virus corona dan penularannya di sini. Kalau Anda masih punya pertanyaan seputar ciri-ciri sariawan biasa dan masalah mulut lainnya, ajukan langsung kepada dokter melalui fitur Live Chat 24 Jam.
[HNS/JKT]