Covid-19

Riset: Ada Orang Kebal Terhadap COVID-19, Kok Bisa?

Aditya Prasanda, 15 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi menyebutkan orang kebal COVID memiliki T-cell yang dapat mencegah infeksi virus corona. Simak temuannya di sini.

Riset: Ada Orang Kebal Terhadap COVID-19, Kok Bisa?

Sebuah studi mengungkapkan beberapa orang mungkin mengembangkan kekebalan terhadap COVID-19. 

Menurut penelitian, satu dari 10 orang kebal COVID-19 teridentifikasi memiliki tanda-tanda terpapar virus corona.

Namun, mereka tidak menunjukkan gejala infeksi coronavirus dan memiliki hasil tes negatif COVID-19. Riset yang dilakukan University College London di Inggris tersebut dipublikasikan melalui jurnal Nature pada Rabu (10/11) lalu.

Bagaimana tubuh yang kebal COVID-19 dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2? Simak temuannya lewat ulasan berikut.

1 dari 2

Cara Tubuh Kebal Terhadap Infeksi Virus Corona

Studi tersebut melibatkan sejumlah petugas rumah sakit yang bekerja di lingkungan dengan risiko tinggi terpapar coronavirus. Risetnya dilakukan selama gelombang pertama COVID-19 di Inggris.

Selama penelitian, sampel darah petugas rumah sakit diperiksa secara teratur. Hasil studi mengungkapkan bahwa beberapa peserta tidak terinfeksi virus corona. 

Berdasarkan pemeriksaan sampel darah, relawan yang kebal COVID-19 memiliki T-cell yang berfungsi melindungi tubuh. Agen pelindung ini bekerja dengan mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi virus corona.   

T-cell atau sel T sendiri merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyerang antigen secara spesifik. Antigen adalah zat asing dari luar tubuh, termasuk virus dan bakteri, yang memicu sistem imun menghasilkan antibodi.

Artikel Lainnya: Bayi Lahir dengan Antibodi COVID-19? Ini Kata Dokter!

Sel T diproduksi di sumsum tulang, kemudian dimatangkan oleh kelenjar timus yang terletak di tengah rongga dada, tepatnya di belakang tulang dada dan di antara paru-paru.

Sel pelindung ini hanya diaktifkan ketika mereka menemukan antigen spesifik yang ingin mereka hancurkan.

Disampaikan dr. Leo Swadling, selaku anggota penelitian, T-cell sanggup mengidentifikasi bagian virus yang berbeda dan diinstruksikan oleh sebagian besar vaksin COVID-19 pada sistem kekebalan tubuh.

Jika vaksin virus corona umumnya hanya meminta sistem kekebalan tubuh membuat protein lonjakan yang ditemukan di permukaan luar SARS-CoV-2, kemampuan sel T lebih dari itu.

T-cell dianggap lebih unggul daripada vaksin coronavirus karena mampu mencegah seseorang terpapar COVID-19. Sementara itu, vaksin COVID-19 hanya sanggup meminimalkan risiko gejala parah pada pasien yang terinfeksi.

Pasalnya, sel T sanggup mengenali bagian terdalam virus corona dan menemukan protein yang digunakan virus tersebut untuk bereplikasi (memperbanyak diri). 

Protein dalam virus corona disebut-sebut sangat mirip dengan spesies virus corona lainnya, termasuk yang menyebabkan flu biasa.

Artikel Lainnya: Mutasi COVID B.1.351 Disebut Tekan Efektivitas Vaksin, Ini Kata Dokter

2 dari 2

Orang Kebal Covid Pernah Terpapar Virus Corona

Ditambahkan dr. Devia Irine Putri, temuan penting lainnya dalam studi tersebut yaitu adanya peningkatan protein IFI27 pada kandungan T-cell di tubuh orang yang kebal COVID-19.

“Peningkatan IFI27 merupakan tanda awal infeksi virus SARS-CoV-2. Artinya, orang yang kebal COVID-19 tersebut pernah kemasukan virus, tapi tidak terinfeksi,” paparnya.

Mengutip jurnal MedRxiv, peningkatan IFI27 sendiri merupakan indikasi adanya viral load (jumlah virus dalam darah) yang sangat tinggi.

Meski begitu, replikasi virus corona tersebut dihentikan T-cell sebelum menyebabkan gejala infeksi pada tubuh orang yang kebal COVID.

Sayangnya, peneliti mengatakan tidak semua orang memiliki tubuh yang dapat mengembangkan jenis sel T untuk melindungi infeksi coronavirus.

Mereka menduga, petugas kesehatan memiliki T-cell kebal COVID-19 karena jenis pekerjaannya meningkatkan peluang untuk berhadapan langsung dengan virus corona.

Oleh karena itu, tubuh petugas medis belajar beradaptasi dan menciptakan perlindungan alami. Namun, tidak semua petugas medis dapat mengembangkan T-cell tersebut.

Menanggapi hasil studi, dr. Alexander Edwards dari University of Reading di Inggris berharap penelitian T-cell dari orang yang kebal COVID-19 dapat berlanjut, bahkan dikembangkan sebagai materi baru vaksin.

“Semoga, temuan ini dapat membantu pengembangan vaksin lebih lanjut. Karena kita membutuhkan semua jenis vaksin untuk mencegah virus corona,” harapnya. 

Itu dia penyebab seseorang bisa kebal COVID-19. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar COVID-19, konsultasi ke dokter via Live Chat.

(OVI/JKT)

Corona
vaksin covid
covid