Covid-19

Sebelum Parah, Hadapi Gejala COVID-19 dengan Vitamin C

KlikDokter, 11 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sejak dahulu vitamin C sudah dikenal luas dapat membantu kekebalan tubuh, sehingga sering dikonsumsi saat seseorang merasa tidak fit. Namun, bagaimana manfaat vitamin C untuk gejala virus corona?

Sebelum Parah, Hadapi Gejala COVID-19 dengan Vitamin C

Sejak tahun 2020, WHO sudah menyatakan COVID-19 sebagai sebuah pandemi. Kondisi ini pun menjadi salah satu fokus kesehatan utama bagi banyak negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Tentunya, kita semua ingin mengusahakan yang terbaik untuk mencegah terkena COVID-19, dan segera sembuh apabila terinfeksi.

Data terkini di Indonesia (per 14 Agustus 2020) mencatat 132,816 kasus terkonfirmasi infeksi virus corona, di mana hampir 66 persen sudah sembuh, 4,5 persen meninggal, dan sisanya masih menjalani perawatan. Jadi, bagaimana kita bisa menghadapi gejala virus corona?

1 dari 2

Beberapa Gejala COVID-19

Beberapa gejala virus corona yang sering disebarluaskan adalah gejala infeksi saluran pernapasan (batuk, pilek, hingga sesak napas) dan demam. Namun, apakah ini sesuai dengan kondisi di Indonesia?

Berikut beberapa gejala COVID-19 berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dari yang paling umum ditemui pada kasus konfirmasi positif:

  • Batuk (70,3%)
  • Riwayat demam (46,7%) atau demam (38,5%)
  • Sesak napas (33,9%)
  • Lemas (29,6%)
  • Pilek (25,7%)
  • Sakit tenggorokan (24,7%)
  • Sakit kepala (21,8%)
  • Mual (18,8%)
  • Kram otot (15%)
  • Menggigil (9%)
  • Sakit perut (7,4%)
  • Diare (7,2%)

Jadi, jika Anda merasa memiliki gejala infeksi virus corona seperti di atas, jangan ragu untuk memeriksakan diri, sehingga bisa diketahui apakah Anda terkena COVID-19 atau tidak.

2 dari 2

Ringankan Gejala dengan Konsumsi Vitamin C

Bagaimana dengan peran vitamin C untuk COVID-19? Apakah memang bermanfaat atau tidak? Mengingat vitamin C merupakan jenis vitamin yang sering dikaitkan dengan sistem imunitas tubuh, sehingga sering dibahas pada masa pandemi ini.

Vitamin C dianggap bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan mengonsumsi vitamin C, maka dapat meningkatkan kerja sel darah putih, mengurangi kerusakan jaringan dan sel, serta mengurangi perkembangbiakan virus.

Kekurangan vitamin C dianggap membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit. Sementara, seseorang yang sedang terkena penyakit akan memiliki kebutuhan vitamin C yang meningkat, karena adanya proses peradangan dan metabolisme yang meningkat.

Untuk masyarakat Indonesia, angka kecukupan gizi (AKG) vitamin C adalah 90 mg/hari untuk laki-laki di atas usia 15 tahun dan 75 mg/hari untuk perempuan di atas usia 15 tahun.

Kecukupan ini dapat dipenuhi dari makanan, seperti sayur dan buah. Misalnya saja jeruk, pisang, blewah, kol, bayam, kentang. Namun, jika tidak dapat tercukupi dari makanan saja, bisa ditambahkan konsumsi suplemen.

Beberapa studi mempelajari manfaat vitamin C pada kondisi adanya penyakit:

  • Sebuah analisis dari enam penelitian menemukan pemberian vitamin C dosis tinggi mengurangi durasi rawat dalam ICU (8,6%) dan durasi pemakaian ventilator atau alat bantu napas (18,2%). Penelitian lain oleh ilmuan Finlandia dan Australia menemukan hasil serupa.
  • Suplementasi vitamin D pada penderita infeksi saluran pernapasan berat ditemukan menurunkan angka kematian (80%).
  • Tahun 2020 dikeluarkan konsensus penanganan COVID-19 oleh ikatan dokter Shanghai yang merekomendasikan pemberian vitamin C untuk pasien infeksi virus corona.

Di Indonesia, beberapa pedoman penanganan COVID-19 turut merekomendasikan pemberian vitamin C:

  • Untuk pasien terkonfirmasi namun tidak bergejala, disarankan konsumsi tablet vitamin C non-acidic 3-4x500 mg per hari selama 14 hari atau tablet isap vitamin C 2x500 mg per hari selama 30 hari atau multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 kali per hari selama 30 hari (Protokol Tatalaksana COVID-19, Edisi 1).
  • ODP dan tenaga kesehatan disarankan konsumsi vitamin C 500-1000 mg per hari. PDP dengan gejala ringan disarankan konsumsi vitamin C 1000 mg per hari, sementara mereka dengan gejala berat dan kritis disarankan diberikan vitamin C dosis tinggi, umumnya melalui infus (Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi COVID-19).

Selain dari asupan makanan, vitamin C ini bisa Anda peroleh dari suplemen. Salah satu suplemen vitamin C yang dapat Anda konsumsi adalah Joss C-1000. Suplemen ini mengandung vitamin C 1,000 mg, dengan zat tambahan berupa aspartame, acesulfame-K, sodium bicarbonate, citric acid, lime flavour.

Selain bisa menambah daya tahan tubuh, konsumsi vitamin C dosis 1,000 mg juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Cara mengonsumsinya, larutkan 1 sachet Joss C-1000 dalam 300 ml air dingin (aduk jika perlu). Konsumsilah satu kali sehari.

Walaupun terdapat berbagai bukti yang menjanjikan perbaikan kondisi pasien COVID-19 yang diberikan vitamin C, sampai saat ini vitamin C belum terbukti dapat mencegah COVID-19.

Jadi, meskipun vitamin C memiliki manfaat dalam menunjang kekebalan tubuh, tetap perlu dibarengi dengan menjalankan protokol kesehatan pencegahan infeksi virus corona.

Namun, bagi Anda yang memiliki gejala atau sudah terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi vitamin C sesuai dengan panduan yang dikeluarkan untuk masyarakat Indonesia.

[RS]

Advertorial
virus corona
coronavirus