Ada beragam jenis vaksin COVID-19 yang diproduksi dan dikembangkan di seluruh dunia dengan teknologi yang berbeda. Beberapa di antaranya memerlukan dua kali penyuntikan untuk dapat mencapai perlindungan optimal.
Namun pertanyaannya, amankah dua jenis vaksin yang berbeda diberikan ke dalam tubuh? Misalnya, Anda mendapatkan vaksin Sinovac dosis pertama, tapi diberikan vaksinasi COVID dosis kedua AstraZeneca. Apakah ini akan mengurangi efektivitas vaksin?
Dapat Vaksin Beda Tipe Saat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua, Amankah?
Seperti dilansir dari Nature, penelitian mengenai penggabungan dua jenis vaksin sedang dilakukan di Inggris. Studi tersebut sudah dimulai pada 4 Februari lalu.
Penelitian yang dinamakan Com-COV ini dilakukan demi meringankan kebutuhan logistik vaksin yang tinggi dalam mengimunisasi jutaan orang.
Diharapkan, studi tersebut dapat menjawab pertanyaan apakah penggabungan dua jenis vaksin akan meningkatkan ataukah menurunkan aefektivitas vaksin.
Com-COV menguji dua vaksin untuk penelitian mereka, yakni AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech. Penelitian ini melibatkan lebih dari 800 sukarelawan.
Artikel lainnya: Kenali Suntik 90 Derajat dalam Vaksinasi COVID-19
Penelitian akan merekrut orang-orang berusia 50 atau lebih, yang belum menerima vaksin COVID-19 di London, Birmingham, Liverpool, Nottingham, Bristol, Oxford, dan Southampton.
Mereka akan menerima suntikan AstraZeneca diikuti dengan vaksin Pfizer, atau sebaliknya, dengan jarak empat atau 12 minggu.
Tujuan uji coba selama 13 bulan ini adalah untuk melihat seberapa baik sistem kekebalan tubuh seseorang merespons vaksin lain, setelah disuntikkan satu jenis vaksin tertentu.
Peneliti juga akan menggunakan sampel darah dari sukarelawan untuk memantau efeknya pada respons sistem kekebalan, dan mencari kemungkinan reaksi merugikan tambahan dari kombinasi vaksin ini.
Sembari menunggu hasil penelitian tersebut, sejauh ini para ahli memang belum merekomendasikan penyuntikan dua tipe vaksin COVID-19 yang berbeda.
Hal tersebut salah satunya diungkapkan dr. Eric Cioe-Pena, direktur kesehatan global di Northwell Health di New York, seperti dilansir dari Healthline. Menurut Cioe-Pena, saat ini masih terlalu sedikit yang diketahui tentang efek pencampuran vaksin virus corona.
Dalam penjelasannya, belum diketahui apakah ada keuntungan mencampurkan vaksin atau malah dapat menimbulkan kerugian. Masih diperlukan studi lebih lanjut tentang efek pencampuran ini.
Senada dengan pernyataan tersebut dr. Arina Heidyana mengatakan bahwa menggabungkan dua tipe vaksin saat ini belumlah disarankan.
Artikel lainnya: Benarkah Ada Vaksin yang Bisa Memberi Kekebalan Seumur Hidup?
“Ini sesuai dengan keputusan dari Kementerian Kesehatan, yang juga mengatakan sebaiknya tidak menggabungkan dua vaksin yang berbeda,” ucapnya.
Dia pun belum merekomendasikan penyuntikan dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda ke dalam tubuh.
“Untuk saat ini, efek atau dampaknya belum diketahui, karena masih dalam tahap uji klinis tentang menggunakan kedua vaksin yang berbeda ini sebagai dosis 1 dan 2. Selama belum ada hasil dan belum diketahui efeknya, sebaiknya dihindari dulu,” ucap dr. Arina.
Terima 2 Vaksin COVID-19 Berbeda, Apakah Perlindungan Makin Maksimal?
Belum ada jaminan bila seseorang mendapatkan dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda akan mendapatkan perlindungan maksimal, ataupun sebaliknya. Seperti yang dijelaskan, semuanya masih dalam tahap uji klinis.
Akan tetapi, beberapa peneliti melihat pencampuran vaksin yang berbeda berpotensi memberikan perlindungan yang lebih baik dan tahan lama.
Dikutip dari BBC, pencampuran vaksin ebola, misalnya, dapat meningkatkan perlindungan. Hal serupa juga pernah dilakukan pada suntikan untuk hepatitis, polio dan campak, gondok, dan juga rubella.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan lain mengenai vaksin virus corona atau pertanyaan lain seputar penanganan penyakit ini, manfaatkan layanan Live Chat dari aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]