Berita COVID-19 memang tak ada habisnya. Hampir 3 bulan, virus tersebut menyebar ke penjuru dunia. Bahkan, bukannya mereda, Badan Kesehatan Dunia (WHO) justru menetapkan virus corona sebagai pandemi global!
Sebab, virus itu telah menginfeksi lebih dari 125.000 orang, dengan angka kematian mencapai lebih dari 4.600 jiwa.
WHO Mengumumkan Virus Corona Sebagai Pandemi Global
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus melaporkan soal status ini dalam konferensi pers yang diselenggarakan di kantor pusat WHO, Jenewa, Swiss.
Menurutnya, dalam dunia minggu terakhir, jumlah kasus di luar China telah meningkat 13 kali lipat. Jumlah negara yang terkena dampaknya juga meningkat 3 kali lipat.
Meski WHO meramalkan bahwa angka terinfeksi dan angka kematian di berbagai negara akan terus meningkat, kasus di Tiongkok dan Korea Selatan telah menurun secara signifikan.
Setidaknya, ada 81 negara belum memiliki kasus virus corona sama sekali, sedangkan 57 negara lain hanya memiliki kasus yang jumlahnya kurang dari 10 orang.
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
Apa Itu Pandemi Global?
Untuk yang belum tahu, pandemi global adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
WHO menegaskan pandemi tidak berhubungan dengan tingkat keparahan dan jumlah korban, melainkan penyebaran geografisnya.
Status pandemi biasanya diumumkan saat ada penyakit baru berhasil menyerang banyak orang yang tidak memiliki kekebalan atas penyakit tersebut dan menyebar secara luas di luar dugaan.
Selain itu, ketika penularan penyakit sudah berasal dari orang ke orang, status pandemi pun lebih mudah dikeluarkan oleh badan kesehatan.
Diangkatnya status pandemi global ke permukaan tentu bukan tanpa alasan. WHO berharap, seluruh negara jadi lebih meningkatkan sistem kesehatan mereka supaya jumlah infeksi bisa diminimalkan dan angka kematian ditekan sebelum vaksin atau obat virus corona ditemukan.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
Kenapa Baru Diumumkan Sekarang?
Mungkin sebagian masyarakat sudah menebak duluan bahwa infeksi virus corona akan menjadi sebuah pandemi global. Tapi, sebagai Badan Kesehatan Dunia, tentu penetapan status ini tak boleh asal-asalan.
Selain terus bertambah luas ke banyak negara, WHO juga memantau bagaimana proses penularan terjadi. Setelah ditelusuri baik-baik, ternyata tanpa adanya riwayat perjalanan ke Tiongkok pun, semua orang bisa berpotensi untuk terinfeksi COVID-19!
Dulu, WHO juga pernah menyatakan status pandemi untuk wabah flu babi di tahun 2009. Wabah SARS di tahun 2002-2003 tidak mendapatkan “gelar” tersebut karena penyebarannya tak terlalu luas (hanya beberapa negara yang berhubungan dengan Tiongkok).
Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
Bagaimana Kesiapan Negara-negara?
Tidak diketahui secara pasti apa cara spesifik setiap negara untuk mengatasi masalah virus corona, selain dengan menyiapkan ruang isolasi dan rumah sakit.
Biasanya, mereka juga melakukan karantina, menghentikan, dan melakukan pengecekan orang yang keluar dan masuk dari negaranya, ini bertujuan agar penyebaran tak semakin menjadi-jadi.
Tiongkok sudah “memblokade” dirinya sendiri, begitu pula dengan negeri Italia. Arab Saudi menahan sementara perjalanan umroh, Amerika Serikat menghentikan seluruh perjalanan dari Eropa, dan Indonesia sendiri melarang beberapa negara untuk masuk.
Dilansir dari laman New York Times, WHO beberapa kali mengatakan soal keberhasilan Tiongkok yang telah memotong infeksi baru.
Contoh, dari yang jumlah kasusnya naik 3.500 per hari, sekarang hanya 24 kasus baru dalam hitungan harian. Itu menunjukkan, tindakan penutupan akses 60 juta orang di Provinsi Hubei berhasil.
Artikel Lainnya: Perlu Dijaga, Kesehatan Mental Pasien Virus Corona Juga Penting!
Kondisi penurunan itu terjadi pula di Singapura dan Korea Selatan. Dilansir dari kanal CNA, pemerintah melarang warga Singapura untuk berkumpul di keramaian.
Jika berinteraksi dengan orang, mereka juga harus mengambil jarak supaya risiko tertular jadi lebih kecil.
Terlepas dari bagaimana cara masing-masing negara, penerapan pola hidup sehat dan bersih juga bisa menjadi kunciannya.
Menurut dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, penggunaan masker, tidak berkontak dekat dengan orang yang sakit, rajin mencuci tangan, dan rutin membersihkan benda/fasilitas umum bisa dilakukan setiap saat untuk meminimalkan risiko penyebaran COVID-19.
Hingga informasi ini diluncurkan, 10 besar negara yang punya jumlah infeksi terbanyak, yaitu Tiongkok, Italia, Iran, Korea Selatan. Prancis, Spanyol, Jerman, Amerika Serikat, Swiss, dan Jepang. Sedangkan di Indonesia sendiri, pasien positifnya berjumlah 34 orang.
Pengangkatan status pandemi global untuk virus corona bukan untuk membuat masyarakat panik tak karuan. Justru, peringatan ini membuat setiap negara wajib meningkatkan lagi sistem kesehatannya agar bisa menekan jumlah infeksi.
Bila masih punya pertanyaan lain seputar virus corona, konsultasikan kepada dokter kami melalui fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter atau kalian bisa Cek status Virus Corona langsung melalui website Klikdokter Cek Virus Corona.
(OVI/AYU)