Covid-19

ZyCov D, Vaksin COVID Berbasis DNA Pertama dan Tanpa Jarum Suntik

Aditya Prasanda, 24 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

ZyCov D adalah vaksin DNA pertama di dunia yang digunakan untuk mengatasi COVID-19. Lantas, seberapa efektif vaksin ZyCov D? Berikut ulasannya.

ZyCov D, Vaksin COVID Berbasis DNA Pertama dan Tanpa Jarum Suntik

Badan pengawas obat-obatan di India telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin ZyCov D. Perlu diketahui, ZyCov D adalah vaksin berbasis DNA pertama yang digunakan untuk mengatasi COVID-19.

Vaksin yang diproduksi Cadila Healthcare ini juga diklaim sebagai vaksin tanpa suntik pertama yang diberikan di India.

1 dari 4

Mengenal Vaksin ZyCov D

Tiga dosis vaksin ZyCov D diklaim dapat mencegah penyakit simptomatik pada 66 persen peserta vaksinasi. Hipotesis ini diperoleh melalui riset sementara yang diprakarsai Cadila Healthcare.

Perusahaan ini telah melakukan uji klinis vaksin ZyCov D berskala besar yang melibatkan sekitar 28.000 relawan di India. Hasil uji klinis fase ketiga mengungkapkan vaksin DNA ini aman digunakan dan ditoleransi dengan baik pada 1.000 peserta berusia 12-18 tahun.

Cadila Healthcare meyakini vaksin yang mereka produksi sanggup melawan strain mutan virus corona, utamanya varian Delta yang sangat menular. Perusahaan farmasi itu berencana memproduksi 120 juta dosis vaksin ZyCov D per tahun.

Artikel lainnya: Risiko Suntik Vaksin Kosong bagi Kesehatan Tubuh

2 dari 4

Cara Kerja Vaksin DNA

Vaksin ZyCov D merupakan vaksin COVID-19 pertama yang menggunakan DNA. DNA sendiri adalah materi genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak. ZyCov D menggunakan plasmid atau cincin kecil DNA virus corona. 

Seperti vaksin COVID lainnya, vaksin DNA berfungsi “mengajarkan” sistem kekebalan tubuh melawan infeksi virus.

Caranya dengan memberikan instruksi kepada sel tubuh agar menciptakan fragmen protein spike atau protein lonjakan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari plasmid coronavirus, tubuh menciptakan protein tersebut.

Kemudian, sistem kekebalan tubuh bereaksi dan memproduksi antibodi guna melawan infeksi virus corona di kemudian hari. 

Vaksin ZyCov D merupakan vaksin DNA pertama yang mendapatkan persetujuan untuk digunakan pada manusia.

Selama ini, vaksin DNA digunakan untuk mengatasi penyakit pada hewan. Di Amerika Serikat, misalnya, vaksin DNA dipakai untuk menangani penyakit pada kuda dan kanker kulit untuk hewan anjing.

Artikel lainnya: Syarat Terima Vaksin Moderna untuk Umum dan Pengidap Autoimun

Para peneliti di AS juga tengah melakukan uji klinis vaksin DNA untuk mengobati kanker dan HIV pada manusia. Namun, vaksin ini belum dapat digunakan secara massal.

3 dari 4

Kelebihan dan Kekurangan Vaksin DNA

Tak sedikit ilmuwan yang beranggapan vaksin DNA relatif murah, aman, dan stabil. Vaksin ini juga dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi dibanding beberapa vaksin lain, yakni sekitar minus 2-8 derajat Celsius.

Bahkan, Cadila Healthcare mengatakan vaksin DNA ZyCov D sanggup bertahan pada suhu 25 derajat Celsius selama tiga bulan.

Namun demikian, vaksin DNA memiliki kelemahan. Uji klinis vaksin DNA yang selama ini dikembangkan untuk mengatasi penyakit menular pada manusia selalu gagal.

“Vaksin DNA bekerja dengan baik pada hewan. Namun, vaksin ini tidak menawarkan respons imun serta tingkat perlindungan yang sama pada manusia,” jelas ahli virologi asal India, dr. Gagandeep Kang.

Pasalnya, plasmid DNA harus masuk ke dalam inti sel manusia untuk dapat bekerja dan memicu respons imun yang bertahan lama. Sementara itu, plasmid DNA yang diujikan selama ini tidak sanggup masuk ke dalam inti sel tersebut.

Artikel lainnya: Terlambat Dapat Dosis Kedua, Apa Dampaknya pada Efektivitas Vaksin?

Kekurangan lainnya, vaksin DNA ZyCov D harus diberikan sebanyak tiga dosis. Tentu ini akan memakan banyak biaya dibandingkan vaksin COVID-19 lain yang efektif bekerja dengan dua atau bahkan satu dosis suntikan.

4 dari 4

Vaksin Tanpa Suntik Pertama di India

ZyCov D juga diproyeksikan menjadi vaksin tanpa suntik pertama untuk mengatasi virus corona di India.

Sebelumnya, uji coba vaksin coronavirus tanpa suntikan dilakukan University of Sydney. Vaksin dimasukkan ke tubuh menggunakan semprotan bertekanan tinggi. Cara serupa akan digunakan untuk mengaplikasikan ZyCov D.

Nyatanya, vaksin tanpa suntik bukan fenomena baru di dunia medis. Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan, “Vaksin ada yang diberikan tanpa suntikan, contohnya vaksin OPV anak untuk polio. Vaksin ini diteteskan ke mulut.”

Itu dia serba-serbi vaksin ZyCov D yang akan digunakan di India. Vaksinasi memang sangat penting untuk menciptakan kekebalan kelompok dan memutus rantai penyebaran COVID-19.

Maka, apa pun jenis vaksinnya, pastikan Anda divaksinasi guna mengurangi risiko penularan coronavirus.

Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar infeksi virus corona, konsultasikan kepada dokter via Live Chat.

[HNS/JKT]

virus corona