Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang mendunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sebanyak 800-900 juta penduduk dunia mengalami anemia defisiensi besi. Kondisi ini umumnya menimpa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Anemia itu sendiri merupakan suatu kondisi di mana jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Salah satu jenis anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi terjadi akibat kurangnya zat besi. Gejalanya adalah lesu, lemah, letih, lelah, dan cepat lupa. Anemia jenis ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan seseorang mudah terkena infeksi.
Artikel lainnya: Makanan yang Wajib Dihindari Penderita Anemia
Nah, inilah 5 situasi yang dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap anemia defisiensi besi:
1. Hamil
Menurut prevalensi, 46-92% wanita hamil di Indonesia mengalami anemia defisiensi besi. Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya zat besi, di mana kehamilan menuntut sang ibu untuk mengonsumsi lebih banyak zat besi.
Oleh karena itu, jika Anda sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil, jangan lupakan suplementasi zat besi. Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, seperti ikan, hati, daging sapi, bayam, dan jagung. Jangan lupakan vitamin C, agar zat besi dapat diserap dengan mudah di usus.
2. Bayi
Bayi memerlukan banyak zat besi untuk membantu tumbuh dan kembangnya dengan optimal. Kekurangan zat besi pada bayi berdampak pada kecerdasan yang berkurang, otot yang lemah, mudah terkena infeksi dan lainnya.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan asupan kaya zat besi agar kebutuhan zat besi harian bayi tercukupi. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan rutin zat besi bayi ke dokter. Jika ditemukan adanya kekurangan, tentu dapat segera diatasi dengan bantuan suplementasi zat besi.
Artikel lainnya: Penyebab Ibu Hamil Rentan Mengalami Anemia
3. Usia Subur
Wanita usia subur sering mengalami anemia. Ini karena kehilangan darah sewaktu menstruasi setiap bulannya. Apalagi jika wanita tersebut memiliki siklus haid panjang, yang menyebabkan perdarahan cukup lama.
4. Vegetarian
Vegetarian umumnya hanya mengonsumsi sayur dan buah, serta menghindari daging sama sekali. Kondisi ini sering berujung pada tidak terpenuhinya kebutuhan zat besi harian.
Pasalnya, zat besi yang berasal dari tumbuhan tergolong sulit diserap oleh tubuh. Ini berbanding terbalik dengan zat besi yang berasal dari produk hewani, seperti daging, yang sangat mudah diserap oleh tubuh.
5. Cacingan
Cacingan masih menjadi pokok masalah kasus anemia defisiensi besi. Ini karena cacing yang hidup di dalam tubuh menghisap darah sekitar 2-100 cc setiap harinya. Jika dibiarkan, maka penderita cacingan akan mengalami kurang darah.
Upaya pencegahan yang efektif untuk menanggulangi anemia defisiensi besi adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi asupan tinggi zat besi. Jika diperlukan, Anda dapat mengonsumsi suplemen zat besi setelah berkonsultasi dengan dokter.
Cegah anemia defisiensi besi sekarang juga! Dengan begitu, kehidupan Anda akan tetap terjaga kualitasnya.
(NB/RH)
Artikel lainnya: 10 Minuman Penambah Darah untuk Bantu Atasi Anemia