Usai lahiran, tentu para ibu akrab dengan masa nifas. Pada periode ini, sering dijumpai beragam keluhan. Selain perdarahan, berisiko infeksi, dan payudara bengkak, kenali berbagai masalah yang sering muncul saat masa nifas.
Masa nifas atau pueperium adalah masa setelah seorang ibu melahirkan, sampai alat-alat kandungannya pulih. Masa ini berlangsung kira-kira selama 6-12 minggu. Darah yang keluar merupakan pembersihan sisa-sisa kehamilan.
Masa Nifas Usai Lahiran? Waspadai Masalah Ini
Pada masa nifas, tak jarang ibu mengalami berbagai kondisi yang tak mengenakkan. Beberapa masalah yang sering dihadapi di antaranya sebagai berikut ini.
1. Perdarahan Pascapersalinan
Perdarahan pascapersalinan adalah salah satu penyebab tersering kematian pada wanita. Seorang ibu dikatakan mengalami perdarahan bila darah yang keluar lebih dari 500 mL saat persalinan normal dan 1.000 mL untuk operasi caesar.
Berdasarkan waktunya, perdarahan pasca persalinan dibagi dua, yaitu perdarahan postpartum primer (terjadi dalam 24 jam pertama usai melahirkan) dan postpartum sekunder (setelah 24 jam setelah persalinan).
Perdarahan bisa terjadi akibat ketidakmampuan rahim berkontraksi, ada sisa jaringan plasenta atau bekuan darah yang tertinggal di dalam rahim, gangguan pembekuan darah, atau trauma seperti laserasi jalan lahir atau robekan dinding rahim.
Selain itu, ada pula faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan. Misalnya, anemia yang tak tertangani, hipertensi saat hamil, hamil kembar, persalinan yang lama, dan masalah pada plasenta.
Perdarahan ini dapat mengancam nyawa ibu. Karenanya, bila saat pemulihan darah yang keluar berlebihan, disertai badan lemas, sesak napas, pucat, frekuensi buang air besar berkurang, dan jantung berdebar, sebaiknya cepat-cepat cari pertolongan medis.
Artikel lainnya: Hal-Hal yang Harus Diwaspadai pada Masa Nifas
2. Infeksi
Tak hanya persalinan caesar, risiko infeksi juga ditemui pada persalinan normal (pervaginam). Pasca persalinan, luka operasi yang tidak dirawat dengan baik bisa mengalami infeksi dan sulit sembuh.
Oleh sebab itu, penanganan luka harus benar dan mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik. Ini agar luka cepat pulih dan terhindar dari infeksi.
Meski sudah jarang, episiotomi (pemotongan daerah perineum) pada persalinan normal masih dilakukan pada beberapa kasus, seperti melebarkan jalan lahir akibat ukuran bayi yang besar.
Luka jahit pasca episiotomi sering mengalami infeksi karena letaknya dekat dengan anus dan vagina. Itu sebabnya, rajin bersihkan area tersebut setelah buang air besar maupun buang air kecil.
3. Cairan Keluar dari Vagina
Selain darah, kadang muncul cairan kental seperti lendir berwarna putih yang tak jarang bau amis. Cairan ini disebut sebagai lokia. Ada empat tahapan lokia pada masa nifas, yaitu seperti ini.
- Lokia lubra: muncul saat minggu pertama masa nifas. Cairan yang keluar adalah darah segar, disertai sisa jaringan plasenta, dinding rahim, lemak bayi, mekonium (feses pertama bayi), dan lanugo (rambut halus bayi).
- Lokia sanguelenta: masuk minggu kedua, cairan yang keluar merupakan darah merah dengan konsistensi seperti lendir.
- Lokia serosa: pada minggu berikutnya, cairan vagina yang keluar berwarna kekuningan karena dipengaruhi perubahan hormonal pada tubuh.
Artikel lainnya: Bahaya Berhubungan Intim di Masa Nifas
- Lokia alba: bila cairan yang keluar berwarna putih dan bening, artinya tahap pemulihan sudah mulai berlangsung.
Namun, yang perlu diperhatikan, keluarnya cairan tersebut menjadi tidak normal bila disertai demam, nyeri di sekitar vagina dan selangkangan, serta cairan berbau menyengat. Bila itu terjadi, segera cek ke dokter.
4. Inkontinensia Urine
Sulit menahan kencing atau inkontinensia urine sering terjadi saat masa nifas. Membesarnya ukuran rahim saat hamil tua membuat kandung kemih tertekan.
Ini membuat terjadi kelemahan, bahkan kerusakan pada otot di sekitarnya. Butuh waktu agar otot-otot di sekitar panggul bisa pulih. Proses tersebut bisa dipercepat dengan rajin senam Kegel.
Jika inkontinensia urine berlangsung terus-menerus dan disertai nyeri atau sensasi terbakar saat pipis, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
5. Payudara Bengkak
Beberapa hari setelah melahirkan, kelenjar ASI di payudara sudah mulai bekerja aktif. Ini membuat payudara jadi membesar, bengkak, serta terasa keras dan penuh.
Untuk mengatasinya, mulailah menyusui bayi baru lahir secara rutin per dua jam sekali. Ini agar ASI lancar dan keluhan bengkak serta nyeri berkurang.
Selain menyusui, Mama juga bisa memerah ASI. Lakukan pemijatan pada payudara dengan lembut, kompres air hangat dan dingin secara bergantian, serta gunakan pakaian dalam yang longgar dan nyaman.
Artikel lainnya: Fakta di Balik Mitos Keliru Seputar Masa Nifas
Jika keluhan payudara bengkak disertai demam, kemerahan di sekitar payudara, serta nyeri, bisa jadi itu tanda mastitis (peradangan pada jaringan payudara). Segera ke dokter untuk mengatasinya.
6. Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan
Sindrom baby blues dan depresi pasca melahirkan (postpartum depression) bisa menyerang siapa saja. Sampai saat ini, penyebabnya belum pasti.
Namun, diduga kondisi ini didukung banyak faktor, seperti perasaan takut merawat bayi, kelahiran yang tak diinginkan, masalah ekonomi, dan kurangnya dukungan dari keluarga.
Umumnya, baby blues terjadi pada dua minggu awal usai melahirkan. Biasanya, wanita akan diselimuti perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, dan gampang menangis tanpa sebab yang jelas.
Bila itu tersebut berlanjut lebih dari dua minggu dan disertai insomnia, penurunan nafsu makan dan gairah seksual, pesimis, berpikiran negatif, dan ingin bunuh diri, maka baby blues sudah berkembang menjadi depresi pascapersalinan, dan ini harus segera diatasi.
Masalah yang menyangkut kejiwaan tak boleh diremehkan. Tak jarang, kondisi tersebut berakhir pada kematian akibat bunuh diri. Karenanya, dukungan dari pasangan dan orang-orang terdekat sangat penting saat masa nifas.
7. Nyeri Saat Berhubungan Seks
Nyeri dan rasa tak nyaman saat berhubungan seks juga mungkin dirasakan. Terutama pasca melahirkan secara normal dan memberikan ASI eksklusif.
Rendahnya hormon estrogen saat menyusui menyebabkan vagina kering dan menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
Bila ingin kembali aktif secara seksual, setidaknya tunggu sampai masa nifas selesai agar luka jahitan sembuh dan pemulihan organ-organ reproduksi berjalan lancar.
Itulah masalah yang sering muncul saat masa nifas berlangsung. Agar pemulihan lancar, rawat luka operasi maupun luka jahitan dengan benar, merawat payudara, jaga kebersihan tubuh termasuk alat kelamin, terapkan pola makan sehat bergizi seimbang, istirahat cukup, dan kontrol ke dokter kandungan secara berkala. Bila masih ada pertanyaan seputar masa nifas, manfaatkan fitur Tanya Dokter bersama tim medis KlikDokter dan download aplikasinya, ya!
(RN/AYU)