Bukan es kelapa, bukan juga mi ayam abang-abang, melainkan sebatang rokok. Itulah godaan terbesar yang sesungguhnya bagi para perokok pada bulan Ramadan ini. Tak heran ketika berbuka puasa, mereka langsung menyulut rokok, dan dengan nikmat mengisapnya dalam-dalam. Namun hati-hati, ya, kebiasaan merokok saat iftar bisa sangat berbahaya untuk tubuh Anda.
Tubuh yang berpuasa membutuhkan cairan, glukosa, dan oksigen untuk mengembalikan stamina. Merokok pada kondisi tubuh seperti ini dapat memicu kontraksi pada pembuluh darah dan mencegah aliran oksigen yang dibutuhkan dalam tubuh.
“Nikotin dan tar dalam sebatang rokok dapat mengentalkan darah serta menyebabkan penyumbatan arteri, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu detak jantung,” kata Dr. J. Isaac, spesialis gangguan pernapasan, kepada Gulf News.
Hal senada disampaikan oleh Dr. Riaz Ahmad Minhas, seorang dokter di Emirates Clinic & Laboratories, Al Ain, Uni Emirat Arab. “Merokok setelah makan kurma atau minum segelas air adalah sesuatu yang sangat berbahaya untuk tubuh,” ujarnya. Karena itu, Minhas menyarankan orang-orang untuk tidak merokok saat berbuka puasa.
Ia juga mengatakan bahwa saat Ramadan merupakan kesempatan yang harus digunakan sebaik-baiknya oleh para perokok untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Menurutnya, ini bukanlah hal yang mustahil. “Jika seseorang mampu menahan diri tidak merokok selama sehari penuh, artinya dia bisa berhasil dan berhenti dari kebiasaan itu untuk selamanya.”
Makanan terbaik untuk berbuka puasa
Daripada merokok, lebih baik Anda berbuka puasa dengan asupan yang terbukti lebih sehat untuk tubuh. Menu iftar yang paling umum adalah buah-buahan, jus, susu, kurma, dan air putih. Orang-orang percaya bahwa Nabi Muhammad makan tiga kurma ketika berbuka puasa.
Hanya saja pada perkembangannya, santapan berbuka puasa menjadi lebih bervariasi. Setiap negara memiliki menu andalannya masing-masing. Di Afganistan, misalnya, makanan iftar biasanya berupa sup, kari daging berbumbu bawang, dan kebab. Sementara di Hyderabad, India, orang-orang menyukai haleem atau bubur gandum. Di Jakarta, sajian gorengan dan makanan manis seperti kolak, rata-rata menjadi pilihan.
Lalu, apakah gorengan sehat jika dikonsumsi terus-menerus hampir setiap hari saat berbuka puasa? Tentu saja tidak. Lemak pada gorengan termasuk tinggi dan tidak sehat. Akibatnya sudah bisa ditebak: Anda berpotensi terkena kolesterol tinggi dan kegemukan.
Selain itu, saat berpuasa, tubuh Anda tidak mendapat energi yang cukup dan harus memecah otot rangka untuk kemudian mengubahnya menjadi energi. Karena itu, makanan pertama saat iftar haruslah sehat dan tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk dicerna.
Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang mudah dicerna serta menyediakan nutrisi dan energi yang cukup. “Anda bisa berbuka puasa dengan menyantap makanan manis, seperti kurma, teh manis, atau jus buah. Tujuannya adalah agar kadar glukosa di dalam tubuh Anda dapat kembali ke tingkat normal,” kata dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter.
Walau makanan manis dianjurkan untuk santapan awal berbuka puasa, bukan berarti boleh dikonsumsi sebanyak-banyaknya. Jika terlalu berlebihan, Anda bisa berisiko terserang kegemukan dan diabetes mellitus. Konsumsilah secukupnya saja untuk mengembalikan kadar gula darah Anda.
“Setelah itu, Anda bisa melanjutkan dengan mengonsumsi karbohidrat seperti nasi, kentang, atau jagung. Untuk protein, Anda dapat memilih daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, tahu, dan tempe. Sayur dan buah-buahan juga tak boleh dilupakan,” jelas dr. Karin.
Jadi, sudah jelas bukan, bahwa berbuka puasa dengan rokok bukanlah pilihan yang tepat. Anda bisa memilih beragam menu makanan sehat yang bisa Anda santap untuk berbuka puasa.
Peringatan seputar bahaya merokok mungkin sudah bikin telinga Anda jenuh. Anda mungkin hanya akan menganggukkan kepala, lalu kembali ngebul. Namun percayalah, manfaat kesehatan yang didapat dari menghentikan kebiasaan tersebut lebih besar daripada kenikmatan sesaat. Pada bulan Ramadan ini, cobalah untuk menghapus rokok dari hidup Anda, dan siapa tahu bisa berlanjut untuk ke depannya. Jadi, mau berbuka puasa pakai apa hari ini?
[RS/ RVS]