Kolesterol tinggi adalah penyakit yang menjadi momok banyak orang di zaman modern ini. Bagaimana tidak? Dewasa ini sangat mudah memperoleh makanan enak, apalagi makanan cepat saji.
Ditambah lagi dengan adanya layanan pesan antar makanan yang bisa diakses dengan mudah, membuat makanan apa pun yang Anda mau dapat segera dikonsumsi. Karena kemudahan ini, kebiasaan makan pun jadi tak terkontrol. Akibatnya, kolesterol tinggi pun mengintai.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, angka kejadian kolesterol tinggi mencapai 39,8 persen. Meskipun angka tersebut sedikit menurun pada Riskesdas 2013 menjadi 35,9 persen, itu tidak cukup signifikan untuk menekan berbagai komplikasi penyakit akibat kolesterol tinggi.
Mengenal Jenis Kolesterol
Kolesterol dalam bahasa awam disebut juga dengan lemak darah. Kolesterol diperoleh tubuh melalui makanan, tapi bisa juga diproduksi sendiri di dalam tubuh dalam jumlah tertentu.
Artikel Lainnya: Sering Sakit Leher Sudah Pasti Gejala Kolesterol Tinggi?
Sebenarnya kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh karena kolesterol adalah salah satu bahan baku pembuatan hormon, membran sel, vitamin D, dan cairan empedu. Tentunya tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik apabila kekurangan kolesterol.
Namun sebaliknya, kadar kolesterol yang terlalu tinggi juga tidak baik karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit jantung koroner. Ada beberapa jenis kolesterol dalam tubuh Anda:
-
HDL (High-Density Lipoprotein)
HDL adalah kolesterol baik yang bekerja untuk membersihkan lemak dalam tubuh. HDL akan membawa lemak berlebihan kembali ke organ hati. Contoh makanan yang tinggi akan kadar HDL seperti ikan berlemak (salmon, tuna), alpukat, dan kacang-kacangan.
-
LDL (Low-Density Lipoprotein)
LDL adalah kolesterol jahat yang merupakan penyebab utama dari penyakit jantung koroner. Kolesterol jahat ini dapat menempel pada dinding pembuluh darah. Contoh makanan yang tinggi akan kolesterol jahat adalah daging, makanan gorengan, dan kudapan.
Artikel Lainnya: Ciri-Ciri Kolesterol Tinggi
Penyakit Akibat Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menimbulkan deposit atau simpanan lemak dalam pembuluh darah. Selanjutnya, deposit lemak ini akan menyebabkan kesulitan aliran darah dalam pembuluh darah arteri. Pada akhirnya, hal ini dapat memicu beberapa penyakit akibat kolesterol tinggi berikut ini:
-
Aterosklerosis
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolesterol tinggi adalah plak lemak (dalam dunia kedokteran disebut aterosklerosis). Awalnya, plak lemak terbentuk karena tingginya kadar LDL dalam darah. LDL ini akan menumpuk di dinding pembuluh darah, dan akan bertambah sampai menyumbat pembuluh darah.
-
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
PJK terjadi ketika sumbatan plak lemak membuat diameter pembuluh darah menyempit, sehingga oksigen dan makanan yang dapat melalui pembuluh darah untuk sampai ke otot jantung menjadi menipis.
Akibatnya, ketika melakukan aktivitas sedang-berat yang memerlukan asupan oksigen dan makanan yang lebih banyak, otot jantung mengalami kekurangan oksigen (disebut dengan iskemia), sehingga menimbulkan nyeri angina yang khas di dada.
Ketika sumbatan tersebut menjadi total, maka terjadilah kematian otot jantung yang menyebabkan serangan jantung. Sehingga terjadilah penyakit jantung koroner yang membutuhkan perawatan dokter.
-
Penyakit Arteri Perifer
Jika terjadi di pembuluh darah tungkai, dapat terjadi penyakit arteri perifer. Gejalanya adalah nyeri pada satu atau kedua paha setelah beraktivitas, kesemutan dan lemah pada kaki, dingin pada kaki, perubahan warna pada kaki, disfungsi ereksi pada pria, dan lainnya.
Artikel Lainnya: Punya Risiko Kolesterol Tinggi, Kapan Harus Minum Obat?
-
Stroke
Sumbatan pada pembuluh darah akibat kolesterol tinggi dapat terjadi di pembuluh darah seluruh tubuh, termasuk di otak. Jika sumbatan terjadi pada otak maka dapat terjadi stroke.
-
Darah Tinggi
Hipertensi atau darah tinggi juga berhubungan dengan kolesterol tinggi. Ketika pembuluh darah mengeras dan menyempit akibat adanya plak kolesterol, jantung berusaha untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, tekanan darah menjadi tinggi.
Kolesterol tinggi umumnya tidak memiliki gejala yang khas. Bahkan, biasanya baru ditemukan saat Anda melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).
Karena itu, penting untuk selalu menjaga kadar kolesterol, terutama LDL, dalam batas normal. Anda bisa melakukannya dengan menjaga pola makan yang sehat, olahraga, dan minum obat penurun kolesterol jika diperlukan.
[FY/ RS]