Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan secara genetik. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat membentuk salah satu komponen hemoglobin. Akibatnya, penderita jatuh dalam keadaan anemia.
Tak sekadar anemia biasa, penderita thalasemia punya nilai hemoglobin yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan mereka harus menjalani transfusi darah secara rutin seumur hidupnya, khususnya thalasemia jenis mayor.
Penderita thalasemia minor mungkin membutuhkan transfusi juga, tetapi tidak rutin. Meskipun bisa tampak sehat seperti orang normal, penderita thalasemia minor bisa menurunkan penyakit ini kepada anak-anaknya.
Penderita thalasemia butuh asupan gizi yang cukup dan seimbang demi menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Sebab, thalasemia umum terdiagnosis saat penderita masih berusia kanak-kanak.
Agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, asupan gizi pun harus diperhatikan dengan baik. Berikut adalah makanan yang disarankan untuk penderita thalasemia:
1. Makanan Tinggi Kalori
Anak dengan thalasemia memerlukan asupan makanan yang mengandung kalori tinggi, terutama yang berasal dari karbohidrat. Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh.
Pemberian kalori untuk penderita thalasemia dianjurkan 20% lebih tinggi daripada angka kecukupan gizi harian (AKG).
Oleh karena itu, pastikan asupan makanan anak mengandung gizi seimbang guna mendukung pertumbuhannya. Misalnya mengonsumsi nasi, roti, singkong, jagung, pasta, dan karbohidrat lain sebagai asupan makronutrien.
Artikel Lainnya: Hati-Hati, Ini Gejala Thalasemia yang Perlu Anda Kenali
2. Makanan Tinggi Lemak
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari total kalori.
Jumlah tersebut memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.
Perhatikan, lemak yang dikonsumsi bukanlah lemak jahat melainkan lemak baik. Kamu bisa memperoleh lemak baik pada alpukat, telur, dan produk susu.
3. Makanan Tinggi Protein
Makanan yang disarankan untuk penderita thalasemia adalah yang tinggi protein. Khususnya pada anak dengan thalasemia yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Namun, batasilah protein dari daging merah. Kamu mungkin dapat mengganti sumber protein lain seperti ikan ataupun ayam.
4. Makanan Tinggi Vitamin D
Pasien yang mengidap thalasemia harus mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D.
Vitamin D membantu dalam penyerapan dan asimilasi kalsium dalam tubuh.
Makanan tinggi vitamin D yang dapat dikonsumsi, seperti minyak ikan cod, susu kedelai, salmon, tuna, sarden, keju serta kuning telur.
Artikel Lainnya: Kelainan Sel Darah Putih yang Perlu Anda Tahu
5. Makanan Mengandung Asam Folat
Untuk penderita thalasemia, konsumsi makanan yang kaya asam folat juga disarankan. Asupan makanan ini membantu meringankan tanda dan gejala thalasemia.
Beberapa makanan tersebut, antara lain lentil, kuning telur, ubi jalar, roti gandum, produk kedelai, kacang polong, kacang-kacangan, pisang, dan buah persik.
Lalu, makanan seperti apa yang perlu dihindari oleh penderita thalasemia?
Walaupun sel darah merah pasien rendah atau sedikit, bukan berarti tubuh kekurangan zat besi. Memang anemia pada thalasemia sering salah didiagnosis sebagai anemia defisiensi besi.
Penderita thalasemia harus mewaspadai makanan yang mengandung kadar zat besi sangat tinggi. Dikhawatirkan, zat besi dari makanan tersebut dapat berkontribusi terhadap penumpukan zat besi lebih lanjut di tubuh.
Makanan tinggi zat besi yang harus dihindari adalah hati dan daging merah. Pantangan ini berlaku pada produk olahannya, seperti sosis, bakso, dan daging hamburger.
Asupan nutrisi pada penderita thalasemia sangatlah penting, terutama bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan (usia anak-anak).
Diskusikan dengan dokter mengenai jenis dan makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi.
#JagaSehatmu dengan membaca informasi kesehatan tepercaya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa chat dokter lewat fitur Tanya Dokter, di mana kamu dapat bertanya mengenai masalah kesehatan apa pun.
[RS]