Pengentalan darah atau dalam bahasa medis disebut hemokoagulasi sebenarnya merupakan proses normal dan sangat dibutuhkan tubuh ketika terjadi luka. Namun, pada orang-orang tertentu proses ini terjadi begitu cepat dan tak jarang tanpa disertai adanya luka. Masalah kekentalan darah ini bisa amat berbahaya dan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah penting. Stroke, serangan jantung, dan kematian adalah ancamannya.
Mari pahami proses pengentalan darah
Saat terjadi luka, proses pengentalan darah diperlukan untuk menghentikan perdarahan dan menjaga agar tubuh tidak kehilangan banyak darah. Luka tersebut ditutup oleh benang-benang fibrin yang bekerja sama dengan keping darah—dua komponen yang menjadi kunci penting dalam proses pengentalan dan pembekuan darah.
Tidak hanya dua komponen tersebut, beberapa faktor pembekuan darah juga turut andil dalam proses penutupan luka. Ketika perdarahan sudah berhasil teratasi, gumpalan penutup luka ini perlahan akan pecah dan sebagian larut dalam peredaran darah.
Akan tetapi, pada kondisi tertentu pengentalan darah ini dapat terjadi begitu cepat dan gumpalan yang terbentuk tidak mudah pecah dan hancur. Gumpalan yang tidak hancur ini bisa lepas, masuk ke peredaran darah, dan menyumbat pembuluh darah penting di tubuh seperti yang mengaliri tangan, kaki, ginjal, otak, serta jantung. Kondisi ini dapat berujung pada kematian organ, serangan jantung, dan stroke yang dampaknya bisa fatal.
Siapa saja yang berisiko mengalami pengentalan darah berlebihan?
Faktanya, pengentalan darah dapat terjadi pada siapa saja. Walaupun demikian, risiko seseorang akan meningkat berlipat bila dalam keluarganya terdapat riwayat masalah kekentalan darah, khususnya orang tua atau saudara kandung. Kondisi tertentu juga mampu meningkatkan potensi pengentalan darah, misalnya :
- Duduk terlalu lama di pesawat
- Tirah baring (bed rest) dalam jangka waktu lama
- Kehamilan
- Merokok
- Operasi besar
- Kanker
- Penggunaan kontrasepsi berisi hormon
Bila Anda memiliki faktor risiko tersebut dan mengalami berbagai keluhan seperti nyeri dada, sesak, nyeri kepala berat, gangguan wicara, keguguran berulang, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk dicari kemungkinan adanya masalah pada pengentalan darah.
Langkah tepat mengatasi masalah kekentalan darah
Bila Anda memiliki kecenderungan terhadap masalah kekentalan darah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya kondisi ini berlanjut, yaitu:
- Mengatasi penyakit yang dapat meningkatkan risiko pengentalan darah, misalnya diabetes dan gangguan pembuluh darah.
- Berhenti merokok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Hanya menggunakan kontrasepsi hormonal dengan pengawasan dokter
- Tetap aktif bergerak sekalipun sedang dalam penerbangan atau beristirahat di tempat tidur. Usahakan untuk menggerakkan kaki dan tangan secara berkala.
Bila sudah terjadi pengentalan darah, beberapa opsi pengobatan pun dapat diberikan berdasarkan kondisi pasien, besarnya gumpalan darah yang terbentuk, dan ada atau tidaknya komplikasi. Pilihan pengobatan tersebut dapat berupa :
-
Pemberian trombolitik
Trombolitik merupakan obat yang digunakan untuk menghancurkan gumpalan dengan segera. Salah satu efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan trombolitik adalah perdarahan hebat. Oleh karena itu, opsi ini hanya dipilih pada kasus-kasus gawat darurat yang mengancam nyawa seperti serangan jantung atau stroke.
-
Obat pengencer darah
Obat pengencer darah seperti aspirin, warfarin, atau heparin dapat digunakan untuk membantu mencegah dan memperlambat proses pengentalan darah. Obat ini digunakan diberikan dengan diminum, disuntikkan ke bawah kulit, atau melalui pembuluh darah dengan menggunakan infus.
-
Pengobatan jangka pendek
Untuk orang-orang tertentu yang berpotensi mengalami pengentalan darah, dapat diberikan obat-obatan yang mampu mencegah proses penggumpalan darah. Misalnya pemberian antitrombin pada pasien kekentalan darah yang akan menjalankan operasi.
Berbagai langkah dan opsi pengobatan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian masalah kekentalan darah dan mencegah terjadinya komplikasi di kemudian hari. Dengan demikian, seseorang yang memiliki potensi dan berisiko tinggi terjadap penggumpalan darah pun dapat menjalani hari-hari produktif tanpa ada gangguan kesehatan yang menghalangi.
[RN/ RVS]