Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah. Hemoglobin atau yang juga sering disebut dengan Hb memainkan peran penting dalam tubuh manusia. Kekurangan atau kelebihan kadar hemoglobin biasanya dapat menjadi gejala dari penyakit tertentu.
Tingkat Hb yang sangat rendah dapat menjadi gejala dari anemia, yang menyebabkan lesu, kulit pucat, kelelahan yang tidak biasa, dan lain sebagainya. Ada beberapa kondisi lain yang berkaitan dengan kadar hemoglobin, mari cari tahu selengkapnya melalui ulasan berikut.
Struktur Hemoglobin
Sebelum memasuki pembahasan fungsi Hb pada tubuh manusia, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu struktur dari hemoglobin. Hemoglobin terdiri dari empat rantai asam amino. Asam amino adalah blok bangunan protein.
Masing-masing rantai asam amino mengandung heme. Heme adalah senyawa yang memiliki kandungan zat besi. Salah satu fungsi heme pada rantai asam amino adalah untuk mengangkut oksigen dalam aliran darah.
Hemoglobin juga membantu bentuk pada sel darah merah. Dengan adanya hemoglobin, sel darah merah di tubuh manusia akan berbentuk mirip seperti donat, tetapi dengan bagian tengah yang tipis, bukan berlubang.
Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit dapat menyebabkan sel darah merah berbentuk tidak normal. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Artikel lainnya: Kadar Hb Normal dan Tidak Normal Saat Hamil
Fungsi Hemoglobin
Dijelaskan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, hemoglobin adalah sejenis protein yang membuat sel darah berwarna merah. Fungsi hemoglobin paling dasar adalah mengikat oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
“Hemoglobin yang nantinya akan membantu mengalirkan darah ke seluruh organ. Kemudian hemoglobin juga bekerja untuk mengangkut karbondioksida pada darah,” ucap dr. Iqbal.
Oksida nitrat dan karbon monoksida juga dapat berikatan dengan hemoglobin. Karbon monoksida mengikat hemoglobin jauh lebih kuat daripada oksigen.
Kehadiran karbon monoksida dapat membuat oksigen tidak mengikat hemoglobin. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami keracunan karbon monoksida.
Kadar Hemoglobin yang Tinggi
Kadar hemoglobin yang tinggi bisa jadi akibat dari kelainan darah langka yang disebut dengan polisitemia. Penyakit polisitemia dapat membuat seseorang memiliki terlalu banyak sel darah merah dalam tubuhnya. Kondisi ini menyebabkan darah menjadi lebih kental dari biasanya.
Jika tidak segera ditangani, polisitemia dapat menyebabkan seseorang mengalami pembekuan darah, serangan jantung, strok, dan kondisi medis lainnya yang membahayakan jiwa.
Dehidrasi juga dapat membuat tes hemoglobin menunjukkan kadar atau tingkat yang tinggi. Hal ini karena hemoglobin lebih terkonsentrasi ketika cairan dalam tubuh rendah. Orang yang tinggal di dataran tinggi juga mungkin memiliki kadar Hb tinggi, karena rendahnya kadar oksigen di udara.
Beberapa kondisi lainnya yang juga berhubungan dengan kadar hemoglobin tinggi, termasuk:
- Penyakit paru-paru seperti COPD dan fibrosis paru
- Penyakit jantung bawaan, atau penyakit jantung yang sudah ada sejak lahir
- Kor pulmonal, atau gagal jantung sisi kanan
Artikel lainnya: Faktor Risiko Fibrosis Paru yang Mesti Anda Waspadai
Kadar Hemoglobin Rendah
Menurut dr. Iqbal, kadar hemoglobin yang terlalu rendah atau terlalu tinggi biasanya mengindikasikan penyakit tertentu. Kadar hemoglobin yang rendah biasanya menandakan bahwa seseorang mengalami anemia.
Ada beberapa jenis anemia, berikut penjelasannya:
- Anemia defisiensi besi, adalah jenis anemia paling umum yang dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup zat besi di dalam tubuhnya, dan tidak dapat membuat hemoglobin yang dibutuhkan tubuh.
- Anemia terkait kehamilan, ini adalah jenis anemia defisiensi besi, yang terjadi karena kehamilan dan persalinan yang membutuhkan sejumlah besar zat besi.
- Anemia defisiensi vitamin, ini terjadi ketika ada tingkat nutrisi yang rendah, seperti vitamin B12 atau asam folat dalam makanan seseorang. Anemia ini mengubah bentuk sel darah merah, yang membuatnya kurang efektif menjalankan fungsi.
- Anemia aplastik adalah gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel induk pembentuk darah di sumsum tulang, sehingga menghasilkan lebih sedikit sel darah merah.
- Anemia hemolitik biasanya terjadi akibat dari kondisi lain, atau bisa juga karena penyebab genetik. Kondisi ini terjadi ketika sel darah merah pecah di aliran darah atau limpa.
- Anemia sel sabit adalah kondisi genetik di mana protein hemoglobin tidak normal. Dalam kondisi ini, sel darah merah berbentuk sabit, bentuknya yang tidak normal dapat menghentikannya mengalir melalui pembuluh darah kecil.
Kondisi lain, seperti penyakit ginjal dan pengobatan seperti kemoterapi untuk kanker, juga dapat menyebabkan anemia ketika hal itu mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat sel darah merah.
Artikel lainnya: Mengenal Anemia Sel Sabit Lebih Dekat
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Jika kamu pernah melakukan donor darah, maka kamu sudah tidak asing dengan pemeriksaan hemoglobin. Biasanya petugas PMI (Palang Merah Indonesia) akan menusukkan jarum di salah satu jari pendonor untuk mengecek kadar Hb orang tersebut.
Kadar Hb yang rendah mengindikasikan orang tersebut tidak bisa melakukan donor darah. Petugas biasanya akan memberitahu pendonor untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi dan tidur yang cukup sebelum melakukan donor darah.
Dijelaskan oleh dr. Iqbal, kadar hemoglobin normal adalah sebagai:
- 13,5 hingga 18,0 g/dL pada pria
- 12,0 hingga 15,0 g/dL pada wanita yang tidak hamil
- 11,0 hingga 16,0 g/dL pada anak-anak, kisaran ini dapat bervariasi sesuai usia
- Lebih besar dari 10,0 g/dL selama kehamilan
Jika kamu sering mengalami kelelahan yang tidak biasa, kulit pucat, sakit kepala, dan tubuh lemas, cobalah untuk melakukan pemeriksaan Hb dengan dokter.
Yuk selalu #JagaSehatmu setiap saat! Jika kamu ingin berkonsultasi dengan dokter secara online, gunakan fitur tanya dokter dari KlikDokter. Kamu juga bisa download aplikasi KlikDokter untuk mengakses berbagai informasi seputar kesehatan.
(DA/JKT)
Referensi:
- HHS Public Access. Diakses 2022. Hemoglobin: Structure, Function and Allostery.
- UCSF Health. Diakses 2022. Hemoglobin and Functions of Iron.
Ditinjau oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan