Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit thalasemia? Ini adalah penyakit yang dipengaruhi oleh kondisi genetik alias faktor keturunan. Tentu saja, penyakit ini bisa menimpa siapa saja, di usia berapa saja.
Fakta menyebut bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kejadian thalassemia yang tinggi. Oleh karena itu, setiap orang diminta untuk selalu waspada dan melakukan deteksi dini penyakit ini agar bisa ditangani dengan baik.
Seputar Penyakit Thalasemia
Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang menyebabkan protein dalam darah tidak berfungsi dengan baik. Gangguan ini menyebabkan sel darah merah lebih mudah hancur sehingga menyebabkan anemia akibat kadar hemoglobin yang rendah.
Terdapat beberapa jenis penyakit thalasemia berdasarkan spektrum keparahan penyakit. Secara garis besar, penyakit ini digolongkan menjadi dua: thalasemia mayor dan minor.
-
Thalassemia Mayor
Thalassemia mayor memiliki gejala yang lebih menonjol, sehingga pasien akan membutuhkan tindakan seperti transfusi darah secara rutin.
-
Thalassemia Minor
Pada penderita thalasemia minor, gejala yang timbul pada umumnya begitu berat. Hal ini membuat pasien tidak perlu mendapatkan transfusi darah secara berkala, layaknya penderita thalasemia mayor.
Artikel Lainnya: Tak Bisa Disembuhkan, Apa Penyebab Thalassemia?
Penyebab Thalasemia
Apa penyebab thalasemia? Seperti telah disinggung sebelumnya, penyakit ini disebabkan oleh adanya kelainan genetik pembentukan darah.
Kondisi tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah, yang kemudian menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Sel darah merah yang pecah inilah yang menjadi penyebab gejala thalasemia pada penderitanya.
Fakta menyebut bahwa 6 sampai 10 dari 100 penduduk di Indonesia membawa gen penyakit thalasemia. Jika ayah dan ibu merupakan pembawa gen tersebut, maka anak memiliki kemungkinan 25% untuk mengalami thalasemia mayor.
Artikel Lainnya: Kenali Makanan yang Cocok untuk Penderita Thalassemia
Gejala Thalassemia
Gejala thalasemia yang dialami dapat berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari derajat beratnya penyakit. Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan. Selain itu, ada pula gejala thalasemia lain yang bisa muncul, seperti benjolan di perut akibat pembesaran hati dan limpa, serta bentuk wajah yang khas.
Dengan berbagai kemungkinan komplikasi yang dapat timbul, sangat penting bagi seseorang yang mengalami keluhan yang dicurigai sebagai gejala thalasemia untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Semakin dini dideteksi dan ditangani, semakin besar pula kemungkinan untuk terhindar dari komplikasi mematikan yang bisa terjadi akibat penyakit thalasemia.
Artikel Lainnya: Apakah Thalassemia Bisa Dicegah?
Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Thalassemia?
Bagaimana cara mengatasi thalassemia? Terkait hal ini, penanganan yang umumnya diberikan adalah transfusi darah untuk membantu mengatasi anemia. Selain itu, pasien juga akan diberikan terapi kelasi guna mencegah kelebihan zat besi pada tubuh.
Di beberapa belahan dunia, transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan sebagai penanganan thalasemia. Hal ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan angka harapan hidup.
Lantas, bagaimana cara mencegah thalasemia? Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menjalani konseling genetik pranikah atau premarital genetic counseling. Hal ini penting untuk mengetahui apakah salah satu atau keduanya merupakan pembawa gen thalassemia.
Kedepannya, sangat penting untuk menjaring setiap individu yang hendak menikah untuk melakukan konseling genetik pranikah guna menurunkan angka kejadian thalassemia di Indonesia. Tentu saja, hal ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah dan seluruh penduduk di Indonesia.
Jika Anda mendeteksi adanya gejala thalasemia atau hanya ingin sekedar tahu lebih dalam mengenai penyakit thalasemia, jangan sungkan untuk bertanya langsung pada dokter melalui Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Gratis!
(NB)