HIV atau AIDS

10 Hoaks tentang HIV/AIDS yang Perlu Anda Tahu

Krisna Octavianus Dwiputra, 10 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Banyak beredar hoaks tentang HIV/AIDS yang tidak bisa dipercaya kebenarannya. Yuk, cari tahu faktanya agar tidak salah pengertian.

10 Hoaks tentang HIV/AIDS yang Perlu Anda Tahu

Hoaks atau berita bohong sedang marak beredar saat ini, terutama di media sosial. Bukan hanya menyentuh masalah sosial dan politik, bahkan hoaks pun sudah menyentuh ranah kesehatan, salah satunya adalah seputar HIV dan AIDS.

Tujuan hoaks adalah membuat masyarakat menjadi takut dan khawatir. Hoaks soal HIV/AIDS juga menciptakan stigma buruk terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi semakin parah. Akhirnya, yang dirugikan adalah ODHA, karena mereka akan merasa dikucilkan dari tengah-tengah masyarakat.

Stigma buruk tentang ODHA muncul karena hoaks dan pemahaman masyarakat yang masih salah kaprah terkait HIV/AIDS. Beberapa stigma yang kerap muncul mengenai virus ini, diasosiasikan sebagai penyakit yang berhubungan dengan aktivitas seksual sesama jenis.

Padahal, menurut data yang dilansir oleh Ditjen P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Kementerian Kesehatan pada Desember 2016, infeksi HIV dominan terjadi pada heteroseksual (4.672 laporan), hubungan seksual sesama jenis (3.604 laporan), lain-lain (2.448 laporan), serta penggunaan narkoba dengan jarum suntik (360 laporan).

Sementara itu, jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan menurut jenis pekerjaan sampai dengan Juni 2016 menunjukkan Ibu Rumah Tangga justru paling banyak hidup dengan AIDS (11.655 orang), disusul oleh wiraswasta (10.565 orang), karyawan swasta (10.488 orang), dan pekerja seks justru lebih rendah (2.818 orang).

Dalam kasus ini, Ibu Rumah Tangga justru menjadi kelompok yang paling rentan terpapar virus ini karena perilaku seksual pasangannya. Dari data yang sama, jumlah kumulatif penderita HIV di Indonesia sampai Juni 2016 sebanyak 208.920 orang, sedangkan total kumulatif kasus AIDS sebanyak 82.556 orang.

Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia 25-49 tahun, dan kelompok usia 20-24 tahun.

Artikel Lainnya: 3 Fase Gejala HIV yang Wajib Anda Tahu

1 dari 2

Hoaks seputar HIV/ AIDS

Untuk meluruskan hal di atas, Yayasan Angsamerah yang bergerak di bidang penanganan dan konseling HIV/AIDS merangkum berbagai berita bohong tentang HIV/AIDS. Berikut hoaks beserta faktanya:

1. Hoaks : HIV/AIDS dapat ditularkan melalui penggunaan pisau cukur secara bergantian dalam keluarga maupun di tempat potong rambut.

Fakta : Penggunaan pisau cukur bergantian tidak menularkan HIV/AIDS karena virus HIV mudah mati di udara bebas. Pisau cukur tidak disarankan untuk digunakan secara bergantian karena masalah higienitas.

2. Hoaks : HIV/AIDS dapat menular melalui penggunaan alat makan secara bergantian antara ODHA dengan orang sehat.

Fakta : Virus HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui penggunaan alat makan secara bergantian karena virus mudah mati di udara bebas, dan air liur tidak mengandung cukup virus untuk menularkan. HIV/AIDS hanya dapat menyebar melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).

3. Hoaks : Penularan HIV melalui makanan kaleng yang sebelumnya telah diinjeksikan dengan darah yang mengandung virus ini.

Fakta : Virus HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Makanan kaleng juga melewati proses sterilisasi, sehingga virus pun akan mati.

4. Hoaks : Virus HIV bisa ditularkan melalui ciuman.

Fakta : Virus HIV tinggal di sel T, salah satu bagian sel darah putih manusia yang tersebar di semua cairan tubuh manusia dengan jumlah yang berbeda-beda. Sel T paling banyak ada di dalam darah, kemudian di cairan vagina, cairan semen, dan ASI.  Pada air liur, air mata, dan keringat hanya terdapat sedikit sel T, sehingga tidak cukup untuk menularkan virus HIV.

5. Hoaks : Virus HIV dapat ditularkan melalui jarum yang terinfeksi dan ditancapkan di kursi-kursi penonton bioskop.

Fakta : Harus diingat, virus HIV mudah mati di udara bebas. Tanpa inangnya (darah, sperma, ASI, cairan vagina), virus ini akan mati di udara bebas dalam waktu kurang dari satu menit.

Artikel Lainnya: Ada Anggota Keluarga Mengalami Gejala HIV? Lakukan Ini!

2 dari 2

Kebohongan tentang HIV/AIDS Lainnya

6. Hoaks : HIV/AIDS dapat ditularkan melalui air kolam renang umum.

Fakta : Virus HIV mudah mati di udara bebas. Terlebih, kolam renang mengandung chlorine/kaporit yang mempercepat matinya virus HIV.

7. Hoaks : HIV/AIDS bisa ditularkan melalui pakaian bekas.

Fakta : HIV/AIDS hanya dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Beberapa penularannya dapat melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian (terutama untuk NAPZA), hubungan seks yang tidak aman, dan pemberian ASI dari ibu ke anak.

8. Hoaks : HIV/AIDS ditularkan melalui pembalut kewanitaan yang sudah dikontaminasi virus tersebut.

Fakta : Virus HIV akan mati dalam waktu kurang dari satu menit jika keluar dari tubuh manusia, sehingga informasi tersebut tidak benar.

9. Hoaks: Pemeriksaan darah untuk deteksi kolestrol dan diabetes oleh petugas keliling (yang dicurigai dari kelompok tertentu) adalah untuk menyebarkan virus HIV.

Fakta : Jarum pemeriksaan darah untuk diabetes dan kolesterol tidak memiliki lubang penyimpan darah, sehingga virus HIV/AIDS akan cepat mati di udara bebas.

10. Hoaks : ARV adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Jadi sebaiknya gunakan obat herbal untuk perawatan ODHA.

Fakta : Sampai saat ini obat yang tepat untuk HIV adalah ARV. Pemerintah mensubdisi 100 persen obat ini, sehingga dapat diakses dengan mudah oleh ODHA, bahkan di tingkat Puskesmas.

Setelah membaca penjelasan di atas, kini Anda menjadi tahu fakta di balik segala hoaks tentang HIV/AIDS. Bagi orang-orang yang rentan terserang hoaks, pengetahuan tentang HIV dan AIDS menjadi penting agar tidak mudah terprovokasi.

[NP/ RVS]

Hoaks
HIV
AIDS