Human immunodeficiency virus (HIV) dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, misalnya darah, air mani, cairan vagina dan dubur, serta ASI.
Penyakit AIDS dapat berkembang pada penderita HIV. Ini adalah tahap HIV yang paling lanjut dan tidak dapat disembuhkan.
Ketika menyerang, HIV dapat menyebabkan perubahan di seluruh tubuh penderita dan membuatnya rentan terkena infeksi akibat penurunan sistem imun. Inilah yang dikenal sebagai infeksi oportunistik.
Apa saja bagian tubuh yang terserang HIV? Simak penjelasan berikut:
1. Area Kelamin
Infeksi HIV erat kaitannya dengan infeksi menular seksual. Karena itu, sering kali area kelamin menjadi bagian tubuh yang terserang HIV. Berikut tiga gangguan kelamin yang dapat timbul bersamaan dengan infeksi HIV:
Kutil Kelamin
Kutil kelamin adalah pertumbuhan jaringan pada daerah kelamin. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Pasien kutil kelamin akan mengeluhkan kemcunculan jaringan berukuran beberapa milimeter yang tumbuh pada daerah sekitar kelamin. Kutil ini dapat tumbuh dan bergabung, sehingga terlihat besar.
Infeksi Jamur
Penderita infeksi HIV juga rentan mengalami infeksi jamur pada kelamin akibat jamur candida. Infeksi jamur dapat menyebabkan keluhan gatal pada kelamin dan keputihan yang tak biasa (seperti susu kental dan menggumpal).
Infeksi Saluran Kencing
Pasien HIV juga dapat mengalami infeksi saluran kencing. Infeksi saluran kencing erat kaitannya dengan infeksi menular seksual. Beberapa gejalanya berupa nyeri saat buang air kecil, demam, dan anyang-anyangan.
Artikel lainnya: Ini Alasan Tak Perlu Jauhi Teman yang Terkena HIV/AIDS!
2. Sistem Saraf Pusat
Infeksi HIV bisa menyerang tubuh manusia pada bagian saraf pusat. Orang dengan sistem imun yang menurun seperti akibat infeksi HIV memiliki peningkatan risiko infeksi otak, misalnya infeksi oleh toksoplasma atau kuman tuberkulosis.
Pasien dengan infeksi otak akan mengalami gejala yang sangat bervariasi, mulai dari nyeri kepala, kelemahan tubuh, dan gangguan penglihatan.
Pada keadaan yang berat, penderitanya akan mengalami penurunan kesadaran atau koma yang memerlukan penanganan cepat.
3. Sistem Pencernaan
Selanjutnya, sistem organ tubuh manusia yang diserang oleh HIV adalah pencernaan. Penderita HIV dapat mengeluhkan diare yang sulit sembuh. Walau sudah diobati dengan berbagai antibiotik, diare tetap terjadi.
Infeksi saluran cerna tersebut dapat disebabkan oleh berbagai jenis kuman, dimulai dari bakteri, virus, maupun jamur.
Pasien yang mengalami diare berkepanjangan rentan terkena gangguan elektrolit, yang memicu kelemahan tubuh. Diare juga menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita HIV.
Pemberian obat-obatan yang tepat diperlukan untuk menurunkan kejadian diare.
Artikel lainnya: Bagaimana HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia?
4. Sistem Pernapasan
Bagian tubuh yang terserang HIV sering kali ditemukan pada sistem pernapasan. Gejala yang dapat terjadi adalah batuk, keringat malam, dan sesak napas.
Selain itu, paru-paru penderita HIV juga rentan terkena infeksi oleh berbagai kuman lain. Salah satu penyebab infeksi paru tersering adalah Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia pada penderita HIV.
Kondisi tersebut merupakan komplikasi tersering dari penyakit HIV dan bisa mengancam nyawa jika tidak diobati dengan tepat.
Contoh berikutnya adalah infeksi tuberkulosis (TBC). Ini umum terjadi pada orang dengan HIV lanjut atau yang tidak diobati.
5. Penglihatan
Pasien HIV dapat mengalami gangguan penglihatan. Misalnya, penurunan lapang pandang yang bisa disebabkan oleh infeksi susunan saraf pusat atau infeksi di dalam mata.
Hati-hati, infeksi HIV dapat menyebabkan gangguan pada berbagai sistem organ, mulai dari area kelamin, pencernaan, hingga mata. Namun, saat terkena, virus tidak langsung dapat menimbulkan keluhan di atas.
Durasi antara paparan HIV dan ketika terdeteksi pada darah disebut periode jendela HIV.
Antibodi HIV yang terdeteksi rata-rata berkembang dalam 23-90 hari usai penularan. Dalam masa ini, gejala atau keluhan di atas dapat muncul.
Artikel lainnya: Fase Gejala HIV yang Wajib Anda Tahu
Penanganan yang tepat merupakan kunci utama untuk mengatasi berbagai infeksi pada penderita HIV. Salah satunya caranya dengan minum obat anti-HIV secara rutin.
Akan lebih baik lagi apabila diagnosis HIV dilakukan sejak awal sebelum muncul gejala. Dengan demikian, penderita dapat mengonsumsi obat sejak dini dan diharapkan dapat menunda kemunculan infeksi-infeksi di atas.
Kalau kamu punya faktor risiko terinfeksi HIV, yuk jangan ragu melakukan pemeriksaan ke dokter agar kondisi kesehatan tubuhmu tidak terganggu.
Coba konsultasi dengan dokter lewat aplikasi KlikDokter. #JagaSehatmu dan jangan biarkan infeksi virus mengganggu keseharianmu!
(FR/JKT)