Memang benar sakit kepala bisa disebabkan oleh banyak sekali penyakit, mulai dari yang ringan hingga berbahaya, seperti HIV/ AIDS.
HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Human immunodeficiency virus (HIV). Virus ini menyerang kekebalan tubuh sehingga membuat penderita HIV mudah terinfeksi penyakit lain.
Apabila infeksi virus makin berkembang, infeksi HIV berubah menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Baik HIV maupun AIDS bisa menimbulkan gejala berupa sakit kepala. Seperti apa gejala sakit kepala akibat HIV/AIDS? Yuk, cari tahu.
Artikel lainnya: Cara Penularan HIV/AIDS yang Penting untuk Kamu Ketahui
Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala HIV/AIDS?
Sakit kepala memang bisa jadi salah satu gejala HIV/AIDS. Hal ini terjadi apabila virus menginfeksi selaput otak sehingga menimbulkan meningitis.
Meningitis atau peradangan selaput otak menimbulkan gejala utama, berupa sakit kepala, demam, penurunan kesadaran, serta leher terasa kaku. Jika mengalami gejala tersebut, penderita HIV/AIDS sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Apabila tidak ditangani dengan baik, meningitis bisa memburuk dengan sangat cepat dan berujung pada kematian. Meningitis juga bisa menyebabkan kerusakan otak permanen.
Selain meningitis, sakit kepala juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat untuk mengatasi HIV, menilik laporan Journal of Head and Face Pain.
Artikel lainnya: Fase Gejala HIV yang Wajib Anda Tahu
Perbedaan Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala HIV/AIDS
Tidak semua sakit kepala menandakan bahwa kamu terinfeksi HIV. Untuk memastikan perbedaan sakit kepala biasa dan sakit kepala akibat HIV, diperlukan pemeriksaan lanjutan.
Saat melakukan wawancara medis, dokter akan menanyakan riwayat penyakit serta gejala penyerta yang dirasakan bersamaan dengan sakit kepala.
Biasanya, sakit kepala yang berkaitan dengan HIV/AIDS dibarengi dengan gejala penyerta yang bisa muncul di salah satu tahapan infeksi HIV. Infeksi HIV ada tiga tahap, antara lain:
- Tahap pertama adalah serokonversi, yakni periode ketika antibodi sudah mulai berkembang untuk melawan Human immunodeficiency virus
- Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala HIV yang muncul
- Tahap ketiga merupakan tahap akhir infeksi HIV
Untuk memastikan diagnosis HIV, dokter bisa melakukan pemeriksaan penunjang, seperti CT scan kepala atau pemeriksaan laboratorium lainnya jika diperlukan. Terutama apabila sakit kepala terjadi berhari-hari, pasien memiliki riwayat berhubungan seks yang tidak aman, ataupun memiliki riwayat menjalani transfusi darah tiga minggu sebelumnya.
Artikel lainnya: Gejala HIV Dapat Menyerang Bagian Tubuh Ini
Tidak perlu khawatir apabila sakit kepala menyerang. Karena virus HIV hanya menular melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah, cairan sperma, dan vagina. Kondisi ini umumnya terjadi saat berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman.
Selama kamu tidak memiliki riwayat di atas, maka sakit kepala yang dialami kemungkinan besar adalah sakit kepala biasa, bukan sakit kepala akibat HIV.
Agar tidak tertular HIV, #JagaSehatmu dengan melakukan hubungan seks yang aman, ya! Gunakan kondom saat seks dan jangan bergonta-ganti pasangan seksual.
Gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam mengenai topik seputar HIV/AIDS.
(ADT/JKT)