Seorang perempuan pengidap HIV (human immunodeficiency virus) asal Argentina dilaporkan sembuh dari infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut.
Hebatnya, perempuan itu sembuh dengan sendirinya, tanpa menggunakan obat terapi HIV, seperti antiretroviral (ARV).
Berdasarkan jurnal Annals of Internal Medicine, Esperanza (bukan nama sebenarnya) mengidap HIV selama lebih dari 8 tahun. Dokter meyakini sistem kekebalan tubuhnya membersihkan virus HIV secara alami.
Kasus HIV sembuh sendiri seperti yang dialami Esperanza merupakan kali kedua di dunia.
Sebelumnya, pasien HIV asal San Francisco, Amerika Serikat, bernama Loreen Willenberg juga mengalami hal serupa. Sistem kekebalan tubuh Loreen secara alami membersihkan virus tersebut.
Ada Gen Khusus Memengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh
Menilik kasus HIV yang bisa sembuh sendiri, para peneliti menduga beberapa orang dilahirkan dengan sistem ketahanan tubuh alami yang bisa melawan infeksi virus tersebut.
Hal ini diduga karena pasien dengan ‘kelebihan’ tadi, memiliki gen khusus yang dapat mencegah infeksi HIV berkelanjutan.
Bahkan, manfaat sistem kekebalan dari orang yang punya gen khusus tersebut dapat dirasakan pula oleh pasien HIV lainnya.
Artikel Lainnya: Kenali Berbagai Cara Penularan Infeksi HIV/AIDS dan Pencegahannya
Kondisi ini juga pernah terjadi pada kasus Adam Castillejo, penderita HIV asal London, Inggris. Adam dilaporkan berhenti menggunakan pil ARV usai melakukan pengobatan transplantasi sumsum tulang.
Transplantasi tersebut dilakukan untuk mengobati kanker darah yang juga diderita Adam. Selama terapi berlangsung, sel-sel tubuh Adam yang terinfeksi HIV dimusnahkan.
Kemudian, sel tersebut diganti dengan sel punca atau stem cell. Sel punca merupakan sel induk yang belum berdiferensiasi (berubah). Sel ini dapat tumbuh menjadi beraneka jenis sel.
Di dalam tubuh, sel punca bekerja dengan membelah diri, memproduksi sel-sel baru, serta memperbaiki jaringan dan organ yang rusak.
Usut punya usut, pendonor untuk transplantasi sumsum tulang Adam merupakan salah satu dari 1 persen orang di dunia yang dilahirkan memiliki gen khusus melawan infeksi HIV.
Kemudian, Adam tidak pernah lagi mengonsumsi ARV dan dinyatakan sembuh dari infeksi HIV.
HIV Sembuh Sendiri Merupakan Kasus Langka
Menanggapi hasil temuan, dr. Sara Elise Wijono, M.Res., mengatakan, HIV bisa sembuh dengan sendirinya merupakan kasus yang langka.
“Karena biasanya (infeksi HIV) tidak sembuh sendiri tanpa pengobatan,” jelas dr. Sara Elise.
Perlu Anda tahu, HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya T cell atau sel T.
Artikel Lainnya: Sejumlah Negara Diperkirakan Bisa Kekurangan Obat HIV/AIDS, Mengapa?
T cell merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyerang antigen secara spesifik. Antigen adalah zat asing dari luar tubuh, termasuk virus dan bakteri, yang memicu sistem imun menghasilkan antibodi.
Singkatnya, sel T berperan sebagai agen pelindung yang bertugas melawan infeksi pada tubuh.
Infeksi HIV yang tidak ditangani dapat menyebabkan jumlah T cell mengalami penurunan. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh pun kian memburuk.
Ketika sistem kekebalan tubuh memburuk, pengidap HIV lebih mudah terserang berbagai jenis penyakit, bahkan bisa berkembang menjadi acquired immune deficiency syndrome atau AIDS.
AIDS merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Kondisi ini menyebabkan infeksi yang seharusnya tidak membahayakan bagi orang normal, bisa berubah mematikan bagi pengidap HIV/AIDS.
Untuk mencegah AIDS, penderita HIV umumnya harus menjalani terapi pengobatan, seperti mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
“Tujuan pengobatan secara umum adalah mengendalikan jumlah virus di dalam tubuh, sehingga tidak sebabkan AIDS. Umumnya obat HIV seperti ARV perlu diminum terus (seumur hidup),” jelas dr. Sara.
Artikel Lainnya: Inilah Ciri Lidah Penderita HIV yang Patut Diwaspadai
Pengidap HIV Diduga Belum Tentu Sembuh Total
Sementara itu, Prof. John Frater, dari University of Oxford, menyangsikan pasien HIV bisa sembuh dengan sendiri.
“Kita belum dapat memastikan apakah mereka (pasien HIV) benar sembuh sendiri secara total. Kemungkinan, virus HIV tersebut masih tersisa, hanya saja gejala infeksinya tidak terlihat sementara waktu,” jelas John.
Kendati demikian, John tidak menampik pentingnya temuan tersebut, utamanya untuk pengobatan HIV di masa depan.
“Bukan tidak mungkin sistem kekebalan tubuh orang yang bisa sembuh dari infeksi HIV dipelajari. Kemudian direkayasa sedemikian rupa untuk pengobatan HIV” harapnya.
Pasien HIV yang bisa sembuh sendiri merupakan kasus yang langka. Diduga, hanya terdapat satu persen orang di dunia yang memiliki gen dengan sistem kekebalan sanggup melawan HIV.
Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut, hindarilah deretan faktor yang dapat meningkatkan risiko terjangkit HIV.
Faktor risiko yang dimaksud, antara lain berhubungan seks bebas tanpa kondom, hingga penggunaan narkoba melalui jarum suntik.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar HIV dan AIDS, konsultasi ke dokter via Live Chat di Klikdokter.
(OVI/JKT)