HIV/AIDS bukanlah akhir segalanya. Dengan pengobatan yang sudah ditemukan sejauh ini, penderita HIV bisa hidup dengan baik seperti layaknya orang sehat. Tak hanya itu, penderita HIV juga bisa memiliki pasangan, menikah, bahkan memiliki anak.
Agar pasangan tak ikut tertular HIV, ada hal yang harus dilakukan sebelum memulai melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV positif, yaitu mendapatkan pre-exposure prophylaxis (PrEP).
Mengenal PrEP (Pre-exposure Prophylaxis)
PrEP merupakan terapi untuk menurunkan risiko pada seseorang yang terjangkit infeksi HIV. Biasanya, PrEP menggunakan kombinasi obat antiretrovirus, yaitu tenofovir dan emtricitabine. Kombinasi obat ini mencegah virus HIV menyebar dan berkembang biak di dalam tubuh seseorang.
Agar dapat bekerja dengan efektif untuk mencegah HIV, PrEp harus dikonsumsi setiap hari. Sebagian orang merasa khawatir akan adanya efek samping jika mengonsumsi obat secara jangka panjang.
Namun, berbagai studi telah membuktikan bahwa PrEP aman untuk dikonsumsi, tak ditemukan adanya efek samping yang serius dalam jangka panjang. Efek samping yang sering terjadi adalah mual, namun umumnya keluhan tersebut hanya terjadi pada minggu-minggu awal konsumsi obat tersebut.
Jika dikonsumsi dengan teratur, PrEP memberikan daya proteksi terhadap HIV hingga di atas 90 persen. Proteksinya akan lebih optimal jika dikombinasikan dengan penggunaan kondom setiap kali berhubungan intim dengan pasangan.
Artikel Lainnya: Seberapa Penting Pemeriksaan HIV Sebelum Menikah?
Cara Memulai Pencegahan HIV dengan PrEP
Karena bukan obat bebas yang dapat dibeli di toko atau apotek, PrEP hanya bisa diperoleh setelah berkonsultasi dengan dokter dan pengambilannya pun menggunakan resep dokter.
Lebih lanjut, di Indonesia, tak semua fasilitas kesehatan menyediakan layanan ini. PrEP bisa didapatkan di rumah sakit dan klinik yang menyediakan layanan pengobatan HIV AIDS.
Sebelum mulai memberikan PrEP, dokter terlebih dahulu akan memeriksa dan memastikan status HIV dengan menganjurkan pemeriksaan anti HIV. Jika seseorang memiliki hasil pemeriksaan anti HIV negatif tetapi pasangannya HIV positif, barulah dokter akan memberikan PrEP.
Selanjutnya, untuk memantau efektivitas pencegahan HIV, orang yang mengonsumsi PrEP akan diminta dokter untuk melakukan kontrol setiap tiga bulan sekali. Pada saat kontrol juga akan selalu dilakukan pemeriksaan anti HIV.
Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah Mengonsumsi PrEP saja tidak bisa menjamin seseorang untuk bisa terbebas dari risiko tertular HIV. Ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan, yaitu:
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
Kondom bukan hanya bermanfaat sebagai kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, melainkan juga berguna untuk menurunkan penularan HIV melalui hubungan seksual.
Artikel Lainnya: Ciri-ciri HIV
Studi membuktikan bahwa mengkonsumsi PrEP dan menggunakan kondom saat melakukan hubungan intim jauh lebih efektif dalam mencegah HIV dibandingkan mengkonsumsi PrEP saja.
Pasangan yang mengalami HIV harus berobat dengan teratur
Usaha untuk mencegah HIV harus datang dari kedua belah pihak. Sang penderita HIV positif juga harus menjalani pengobatan dengan teratur agar jumlah virus HIV dalam tubuhnya bisa semakin berkurang dan serendah mungkin. Jika jumlah virus HIV rendah, maka risiko penularan HIV pada pasangan juga akan berkurang.
PrEP harus dikonsumsi teratur setiap hari
Tantangan dalam mengonsumsi PrEP adalah konsistensi dalam mengonsumsinya setiap hari. Sebagian orang merasakan kesulitan dalam melakukannya. Namun agar pencegahan HIVnya efektif, tak ada pilihan lain. PrEp harus diminum setiap hari. Bila perlu, atur alarm setiap hari sebagai pengingat waktu minum obat.
Hindari hubungan intim yang berisiko menimbulkan luka
Luka berdarah saat berhubungan intim dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari aktivitas seksual yang berisiko menimbulkan cedera atau luka.
Konsultasikan dengan dokter bila berencana untuk hamil
Penderita HIV juga berhak memiliki anak, layaknya orang sehat. Agar nantinya anggota keluarga terbebas dari risiko tertular HIV, rencanakan kehamilan dengan baik. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai kapan saat yang tepat untuk bisa hamil.
Selain itu, pada umumnya, dokter juga akan menerapkan program PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission) pada calon ibu untuk menghindari penularan virus pada anak.
Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, ketahui status HIV Anda dan pasangan dengan melakukan pemeriksaan anti HIV segera. Jika pasangan ternyata terinfeksi HIV, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan PrEP. Sehingga, Anda pun tak ikut tertular.
[NP/ RVS]