Obesitas menjadi masalah serius di berbagai negara di dunia. Tak hanya terjadi pada orang tua, obesitas juga kini sangat rentan dialami oleh generasi milenial. Obesitas merupakan kondisi dimana seseorang memilki Indeks Massa Tubuh (IMT) melampaui batas. Saat kondisi itu terjadi, butuh sejumlah upaya untuk menurunkan bobot tubuh agar stabil kembali.
Pada dasarnya, penilaian berat badan ideal dilakukan dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang dengan rumus: berat badan (kg) per tinggi badan x tinggi badan (m2). Klasifikasi internasional IMT oleh WHO untuk populasi Asia-Pasifik adalah sebagai berikut:
- IMT < 18,5 kg/m2 = kekurangan berat badan (underweight)
- IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 = berat badan normal
- IMT 23,0 – 24,9 kg/m2 = kelebihan berat badan (overweight)
- IMT 25,0 – 29,9 kg/m2 = obesitas derajat I
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, obesitas tak bisa dipandang sebelah mata karena dianggap bertanggung jawab terhadap terjadinya berbagai penyakit, mulai dari diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, stroke, hingga kanker.
“Ironisnya, jumlah kasus obesitas semakin meningkat. Ini berkaitan dengan penerapan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat,” ujarnya.
Terkait gaya hidup tidak sehat, generasi milenial saat ini disebut-sebut rentan mengalami obesitas. Bahkan, kondisi kelebihan berat badan tersebut dapat mengacu pada kanker serta penyakit kronis lainnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Kaitan Obesitas, Kanker, dan Generasi Milenial
Seperti dilansir dari TIME, sebuah data membeberkan bahwa hampir 36 persen penduduk Amerika berusia 20-39 tahun mengalami obesitas. Angka tersebut diperkirakan akan semakin tinggi dan turut dialami oleh wilayah di belahan dunia lain.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika tren obesitas terus berlanjut, 57 persen anak akan mengalami obesitas pada saat berusia 35 tahun. Hal ini tentunya buruk untuk kesehatan, khususnya karena memperbesar risiko terkena penyakit kanker.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Public Health, enam jenis kanker yang rentan dialami generasi milenial akibat obesitas adalah myeloma, kolorektal, endometrial, empedu, ginjal dan pankreas.
Meski kanker paling sering menyerang kelompok paruh baya hingga lansia, peningkatan paling tajam saat ini ditemukan pada kelompok usia yang lebih muda. Lebih lanjut, penelitian tersebut memaparkan bahwa peningkatan secara tajam terjadi pada tahun 1995-2014.
Kanker yang berasal dari obesitas dan menyerang generasi milenial, biasanya disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup, serta aspek kesehatan lainnya. Banyak studi telah mengaitkan kelebihan berat badan dengan sekitar 40 persen kasus kanker.
Mengatasi obesitas sebagai pemicu kanker
Kelebihan berat badan dapat menimbulkan kanker dalam berbagai cara, salah satunya peningkatan peradangan yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Obesitas juga dapat mengubah tingkat hormon seks, pertumbuhan, dan insulin lewat efek serupa seperti di atas.
Beberapa makanan yang bikin gemuk, seperti daging olahan dan makanan ringan, telah dikaitkan secara independen dengan risiko kanker. Hanya dua jenis kanker yang tidak terkait obesitas, yakni leukemia dan jenis kanker perut bagian bawah.
Obesitas dapat dicegah dengan menurunkan berat badan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari mengatur pola makan, berolahraga teratur, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, bahkan operasi pengecilan lambung.
“Membahas obesitas bukanlah sekadar membahas masalah berat badan. Agar terhindar dari obesitas dan risiko kanker, ubah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan mulai rutin berolahraga,” tutur dr. Karin.
Oleh karena itu, Anda yang termasuk generasi milenial, tentu tak ingin terkena obesitas yang dapat memicu kanker di usia muda, bukan? Yuk, miliki pola hidup yang sehat mulai sekarang. Hindari makanan berlemak dan berkolesterol tinggi, serta lakukan olahraga secara rutin. Selain itu Anda juga dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui kebutuhan nutrisi harian Anda.
[HNS/ RVS]