Baru Senin (02/03) kemarin, presiden Joko Widodo mengabarkan bahwa pasien virus corona atau COVID-19 ada di Indonesia, harga masker kesehatan di pasaran sudah melambung gila-gilaan.
Hal ini juga dijadikan kesempatan curang bagi produsen masker untuk menjual masker palsu, bahkan ada yang mendaur ulang masker bekas. Agar tidak tertipu, berikut tips untuk memilih masker kesehatan yang asli dan terjamin kualitasnya.
Cara Membedakan Masker Asli dan yang Palsu
Supaya tidak salah membeli dan kesehatan Anda jadi tidak terjaga, coba cek beberapa cara membedakannya berikut ini.
-
Cari Tahu Ciri-Ciri Masker Kesehatan Asli
Merebaknya wabah virus corona sejak akhir tahun lalu sudah membuat berbagai masyarakat di belahan dunia kelimpungan. Salah satu dampaknya adalah stok masker kesehatan yang langka, termasuk di Indonesia.
Masker kesehatan diyakini dapat mencegah penularan virus corona. Ya, coronavirus memang bisa menular melalui droplet atau cipratan liur, batuk, dan bersin orang yang sakit.
Untuk itu, masyarakat berbondong-bondong membeli masker agar penularan tidak sampai terjadi.
Dikutip dari Tempo.com, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Moh. Adib Khumaidi menjelaskan masker kesehatan yang asli punya ciri fisik tertentu yang dapat dilihat secara kasat mata.
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
“Kalau masker palsu, dia tidak memiliki filter molekul, jadinya hanya menahan udara saja. Seharusnya fungsi aslinya menahan molekul yang berterbangan di sekitar sehingga tidak tertular penyakit,” katanya dalam media briefing di Jakarta pada Sabtu, 29 Februari 2020.
Agar tetap aman dan terhindar dari masker tiruan, dr. Adib pun mengimbau agar membeli masker dengan dua warna berbeda. Misalnya, warna biru dan putih atau hijau dan putih.
“Jadi, yang ada warna hijau depannya dan yang dalamnya warna putih itu menunjukan ada lapisan penyaring untuk molekul besar seperti virus dan bakteri. Kalau bisa beli yang beda warna depan dan belakang seperti ini,” jelasnya.
Secara fisik, masker yang palsu itu lembarannya tipis. Sedangkan masker asli akan terasa tebal karena memiliki tiga lapisan penyaring. Pada lapisan luar fungsinya untuk mencegah percikan masuk ke masker, lapisan tengah untuk filtrasi, dan yang bagian dalam menyentuh mulut dan serta hidung fungsinya untuk absorbsi.
Dr. Adib juga menyarankan agar sebaiknya langsung membeli di apotek atau swalayan yang legal serta terpercaya.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
-
Hati-Hati Masker Kesehatan yang Bekas Daur Ulang
Selain masker palsu, beredar kabar pula bahwa masker bekas pakai dijual kembali ke masyarakat. Dilansir dari Liputan6, ada sebuah video yang mempertontonkan adanya pengemasan masker yang tidak higienis.
Di dalam video tersebut, terlihat beberapa orang sedang mengemas timbunan masker kesehatan yang tergeletak di lantai. Mereka mengumpulkan masker tersebut pakai tangan dan dimasukkan ke plastik bening.
Terlihat juga beberapa orang berdiri sambil menginjak masker yang belum dikemas tersebut.
Video tersebut memicu amarah netizen dan banyak yang menduga masker-masker tersebut merupakan masker bekas pakai yang dikumpulkan dan kembali dijual.
Mengantisipasi tertipu orang yang hanya mau mengambil untung, Anda bisa membuang masker kesehatan sekali pakai dengan cara yang benar. Masker-masker yang dibuang asal, bisa diambil, diolah, dan dijual kembali oleh oknum jahat.
Sebaiknya, setelah dipakai, masker langsung buang ke tempat sampah Bahan-bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang wadahnya berwarna merah. Bisa juga dirusakkan terlebih dulu.
Nanti yang mengambil dan mengolah sampah tersebut bukan orang sembarangan dan bisa dijamin maskernya tidak didaur ulang.
Anda juga bisa menggunting masker terlebih dahulu agar masker kesehatan bekas ulang tidak dijual lagi dan dipakai masyarakat.
Artikel Lainnya: Jangan Percaya Hoax, Ini Mitos dan Fakta Seputar Coronavirus
Apa Pakai Masker Satu-satunya Pencegahan Corona yang Tepat?
Mengomentari mahal dan langkanya barang, dr. Alvin Nursalim Sp.Pd dari KlikDokter mengatakan penggunaan masker pada orang sehat sebetulnya kurang tepat. Pakai masker sebetulnya hanya disarankan dipakai pada orang yang sakit, perawat pasien yang sedang sakit, dan petugas kesehatan.
“Masker yang banyak digunakan sekarang ini, kan, masker bedah dan N95, ya. Kalau yang sedang sakit batuk pilek, itu cukup menggunakan masker bedah saja, yang sehat nggak usah. Sedangkan masker N95 itu diutamakan untuk perawat dan dokter yang kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi,” jelas dr. Alvin.
Dr. Alvin Nursalim juga berpendapat, bahwa ada cara pencegahan yang menurutnya lebih efektif dibanding pakai masker kesehatan kemana-mana.
“Pencegahan virus corona yang efektif itu klasik, ya. Pertama, Anda harus budayakan hidup bersih dengan cuci tangan. Cuci tangan pakai air mengalir dan sabun atau pakai hand sanitizer,” ujar dr. Alvin
Masyarakat juga disarankan mengikuti etika bersin atau batuk yang benar. Caranya dengan menutup pakai siku saat batuk dan bersin. Kalau mau menutup mulut dan hidung pakai tangan, usahakan pakai tissue dan sesudahnya buang ke tempat sampah. Setelahnya, wajib cuci tangan yang bersih lagi.
Makan makanan yang sehat dan bergizi juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh, di mana ini bisa mencegah penyakit seperti virus corona jadi sulit menginfeksi.
Terakhir, dr. Alvin juga mengimbau untuk beli masker kesehatan di apotek atau penjual yang terjamin.
Penting juga untuk baca petunjuk pemakaian di label masker agar dipakainya tepat. Untuk tahu lebih lanjut untuk menjaga kesehatan agar tidak tertular virus corona, jangan ragu chat dokter langsung lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter, ya!
(AYU)